Sepulang dari taman bermain tadi, Jay lantas mengantar Jungwon dan si kecil Bitna pulang, kembali kerumah begitu mendapat pesan dari sang Ibu.
"Bagaimana, apa kau sudah dapatkan pekerjaan?". Tanya si manis seraya menyerahkan bocah dua tahun itu ke tangan Jihyun.
Wanita paruh baya itu lantas menggeleng pelan. Sementara Jungwon hanya dapat memutar bola matanya dengan malas.
"Sudah kubilang kan, sebaiknya Ibu diam saja dirumah. Tak perlu bersusah payah mencari pekerjaan. Kau sudah tua Ibu, biarkan aku saja yang memenuhi kebutuhanmu dan juga Bitna selama kalian berdua tinggal disini".
"Tapi sayang—".
Belum sempat ia dapat menyelesaikan ucapannya, Jungwon sudah lebih dulu menyela, "Bisakah kau menuruti saja perkataanku?".
Maka setelah itu, Jihyunpun hanya dapat menganggukkan kepalanya mengiyakan.
"Kalau begitu, aku pergi dulu. Jangan menggangguku lagi. Kalau kau butuh sesuatu hubungi saja besok karena hari ini aku sedang sibuk".
" Mama~".
Jungwon sempat melirik si kecil Bitna yang mengulurkan kedua tangannya kehadapannya seolah meminta untuk digendong.
"Aku tak mau menggendongmu, karena aku mau pergi. Sampai nanti, anak nakal". Ucapnya lantas berlalu dari sana.
Jangan tanya dimana si pria Park itu berada. Karena nyatanya, yang Jay lakukan hanyalah duduk diam didalam mobilnya. Ya.. bagaimanapun juga ia masih belum memiliki keberanian untuk bertemu dengan Ibu dari sang kekasih.
"Ayo kita pergi sekarang!". Ucap si manis setelah masuk kedalam mobil dan duduk tepat disampingnya.
Jay lantas mengangguk sembari menyalakan mesin. Dan setelahnya, mobil yang mereka tumpangipun berlalu dari sana.
Sepanjang perjalanan, tak ada obrolan maupun skinship. Jungwon hanya diam sembari menatap ponselnya. Menggulir layar persegi itu dengan bosan. Lain halnya dengan Jay yang tampak begitu fokus pada kemudinya namun sesekali, ia akan melirik penasaran dengan apa yang tengah di lakukan oleh si manis.
"Won..".
Si pemilik namapun sontak menoleh. "Hm".
"Kenapa kau tak membiarkan Bitna dan Ibumu itu untuk tinggal bersama saja di apartement? Bukankah jika ada mereka berdua kau tak akan terlalu kesepian? Aku sungguh tak keberatan jika kau ingin membawa mereka tinggal bersama. Dengan begitu, kau jadi bisa lebih dekat lagi dengan Bitna kan?". Ucap Jay dengan sedikit berhati-hati.
"Tidak. Aku sama sekali tak merasa kesepian justru aku lebih senang jika hanya tinggal seorang diri." Balasnya yang terdengar begitu malas menanggapi pertanyaan sang kekasih.
Jay lantas menghembuskan nafasnya perlahan "Tapi Won, kau—".
" Berhenti disini!".
Sontak saja si pria Park itupun menuruti titahnya. Jungwon dengan cepat melepas seatbelt nya lantas beranjak turun dari mobil.
"Yak! Kau mau kemana?". Ujarnya sembari ikut menyusul si manis berjalan diatas trotoar.
"Jungwon, tunggu! Kau mau pergi kemana?". Tahannya setelah berhasil mencengkram pergelangan tangan milik si manis. Namun, pemuda itu sama sekali tak menyahut.
Jay kembali menghela nafasnya perlahan. Sepertinya untuk menghadapi kekasihnya, ia membutuhkan kesabaran yang ekstra.
"Kenapa kau tiba-tiba turun dan meninggalkanku? Kau marah padaku hm?". Ucapnya dengan suara yang lebih lembut sebelum menarik pemuda manis itu kedalam pelukan.

KAMU SEDANG MEMBACA
lacuna | jaywon
Rastgelestatus : complete / end. [ summary ] "Jika memang kau masih mencintaiku. Kalau begitu, mari kita selingkuh!" " A-apa..".