chapter 17

4.9K 514 157
                                    

Sejak kejadian kemarin, hubungan Naeun dan Jay benar benar tak baik. Setiap kali Jay berusaha memulai perbincangan, wanita itu seolah menulikan telinganya.

Bahkan hingga pagi hari ini, hubungan keduanya pun semakin memburuk. Dan tentu saja hal itu membuat si pria Park semakin frustasi karenanya.

Jay menyantap sarapan paginya itu dengan tanpa minat. Sedari tadi yang ia lakukan hanyalah menatap sosok wanita dihadapannya yang tengah sibuk mencuci bekas makannya sendiri.

Ia hanya bisa menatap punggung sempit itu dengan perasaan bersalah.

"Kalau kau sudah selesai, tinggalkan saja bekas makanmu di meja. Aku yang akan mencucinya setelah ini".  Ucap si wanita Lee itu dengan nada dingin.

Pria itupun hanya dapat menghembuskan nafas beratnya. Lantas iapun beranjak dari duduknya, menghampiri sang istri. Tanpa seijinnya, iapun memberanikan diri untuk memeluk tubuh ringkih itu.

" Jangan seperti ini Naeun, aku mohon maafkan aku. Aku tahu aku bersalah dan aku sangat menyesalinya. Aku berjanji akan segera mengakhiri hubunganku dengannya tapi kumohon.. Maafkan aku". Bisiknya sembari mencerukkan dagunya di bahu sang istri.

Sementara itu, Naeun hanya dapat mengepalkan kedua tangannya kuat. Sungguh, ia benci berada dalam situasi seperti ini. Dirinya sudah dikhianati namun kenapa semudah itu Jay untuk mengucapkan kata maaf? Tak bisakah pria itu memikirkan bagaimana perasaannya saat ini?

Dengan kasar wanita itupun lantas menepis kedua tangan milik suaminya.

"Berhentilah mengatakan kata maaf, Jay! Apa kau tau? itu terdengar sangat memuakkan bagiku!". Pekiknya.

"Lalu aku harus bagaimana, Sayang? Beritahukan padaku. Apa yang harus kulakukan agar kita bisa kembali seperti dulu lagi?".

Tawa getir si wanita Lee itupun terdengar mengisi ruangan tersebut.

"Apa menurutmu, setelah semua yang terjadi kita bisa kembali seperti dulu, huh?". Ucapnya sembari menepuk-nepuk bahu pria itu cukup keras.

Jay sama sekali tak menyahut. Ia bagaikan seorang idiot disini. Yang bisa ia lakukan hanyalah menghela nafas gusar sembari mengacak surainya frustasi. Ia sama sekali tak mengira sebelumnya jika pertengkaran mereka akan jadi sebesar ini.

Dengan pandangan yang nampak kosong, Naeun lantas berjalan melewatinya begitu saja dan mengambil duduk disalah satu kursi.

"Bersikaplah baik baik saja ketika berada didepan Taeyoung, seolah tak pernah terjadi apapun sebelumnya".

Sungguh, untuk saat ini ia tak ingin menangis lagi. Sudah cukup ia keluarkan air matanya begitu saja. Naeun hanya mencoba untuk terlihat tegar walaupun sebenarnya ia sudah sangat hancur.

"Aku hanya tak ingin dia ikut mencemaskan hal seperti ini. Dia hanya harus fokus pada sekolahnya".

Tepat saat Jay hendak mendekatinya, tiba tiba saja, ponsel miliknya berdering. Sebuah panggilan masuk dari si manis tertera di layar persegi tersebut.

Sontak saja iapun begitu bingung karena berada diposisi yang tak menguntungkan. Jika saja istrinya tak ada disini, mungkin ia sudah menjawab panggilan kekasihnya itu.

"Kenapa kau tak menjawab panggilannya?". Ucap si wanita Lee itu yang sontak saja membuat Jay terkesiap.

"Jawab saja. Mungkin ada hal penting yang ingin orang itu bicarakan denganmu".

Jay lantas kembali menatap layar ponselnya. Namun sesekali ia juga melirik pada istrinya yang bahkan tak menatapnya sama sekali. Dan dengan perlahan, akhirnya pria itupun menggeser ikon hijau tersebut.

lacuna | jaywon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang