Jay terbangun dari tidurnya setelah terusik oleh suara dering ponselnya. Dengan setengah sadar, iapun mengambil benda persegi itu yang memang sengaja ia letakan di meja nakas tepat disamping tempat tidurnya.
Naeun Sayang.
Setelah nyawanya terkumpul, Jay sedikit tersentak ketika melihat sebuah ID caller yang tertera di layar ponselnya.
Tentu saja ia tak segera menjawab panggilan sang istri. Pria itu sempat melirik si manis yang masih terlelap begitu damai disampingnya. Dengan balutan selimut yang menutupi tubuh polos keduanya.
"Mmmh~".
Jungwon sempat merasa terganggu, sembari mendusalkan kepalanya yang bersandar nyaman diatas permukaan torso bidang milik si pria Park.
" Ssstt..". Bisiknya sembari mengelus surai si manis itu lembut.
Lantas Jay pun kembali mengalihkan atensinya pada benda persegi dalam genggamannya sebelum akhirnya menggeser ikon hijau dilayar ponsel tersebut.
"Halo.. Sayang?". Ucapnya sedikit berbisik.
"Jay, kau dimana? Kenapa baru menjawab panggilanku?".
Si pria Park itupun menghela nafas beratnya sebelum berucap, "Sayang, maafkan aku. Hari ini aku sepertinya melembur".
"Hhh... Seharusnya kau memberitahuku dulu. Aku menunggumu hingga tengah malam begini".
Jay lantas merutuk dalam hati. Sungguh ia sama sekali tak ada niat untuk berbohong pada istrinya. Hanya saja, ia tak punya pilihan lain.
"Maafkan aku".
"Hm. Omong omong kau tak berencana untuk pulang?".
" A-aku.. akan menginap di apartementku saja. Sekali lagi, maafkan aku, Sayang. Kau pasti sudah menunggu kepulanganku. Sebaiknya sekarang kau pergilah tidur, subuh nanti aku akan pulang kerumah".
"Yasudah.. Kalau begitu kututup dulu teleponnya. Selamat malam Jay".
Setelahnya panggilan itupun terputus. Jay menaruh kembali ponselnya di nakas. Ekor matanya bergulir, menatap si manis yang tertidur begitu nyenyak. Seutas senyuman tipispun lantas terukir diwajah pemuda itu.
Perlahan, Jay pun menyamankan diri. Ia memeluk tubuh mungil dalam rengkuhan tersebut kemudian ikut memejamkan kedua matanya kembali.
Keesokkan harinya...
Jay terbangun dari tidurnya namun ia sedikit terkejut begitu tak mendapati sosok pemuda manis itu. Dengan segera iapun beranjak dari tempat tidurnya lalu turun kelantai bawah, lebih tepatnya ke arah pantry setelah mencium aroma lezat yang menggugah selera.
Sementara itu dibalik pantry sana, tampak sesosok pemuda yang tengah sibuk menyajikan sarapan pagi.
Pemuda itu mengenakan kemeja berwarna putih panjang serta hotpants yang membuatnya tenggelam seolah tak mengenakan celana. Jungwon tampak terlihat sangat imut namun juga.. Sexy diwaktu yang bersamaan.
"Sedang apa hm?". Bisa Jay rasakan bagaimana tubuh mungil dalam pelukannya itu menegang.
Bagaimana tidak? Si manis cukup terkejut dengan kehadirannya.
"Aku sedang membuat sarapan. Hey, kau sudah bangun?". Ucapnya sembari mematikan kompor dan menghidangkan sarapannya diatas meja makan.
Dan jangan lupakan juga soal Jay. Pemuda itu bahkan tak sedetikpun melepas pelukannya. Ia terus mengikuti kemanapun si manis itu bergerak dari satu tempat ke tempat lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
lacuna | jaywon
Aléatoirestatus : complete / end. [ summary ] "Jika memang kau masih mencintaiku. Kalau begitu, mari kita selingkuh!" " A-apa..".