"Kau ingat ya, jangan melembur untuk hari ini. Setelah pekerjaanmu selesai kita akan pergi ke Jeju melihat persiapan untuk acara nanti malam". Pesan Naeun sembari menyerahkan paperbag berisi menu makan siang buatannya pada sang suami.
" Hm". Sahut Jay seraya mengusak surai istrinya itu dengan lembut.
Tak jauh dari sepasang suami istri itu berdiri, ada Jungwon yang menatap tak suka pada pemandangan dihadapannya. Ia lantas berdecih pelan sebelum berjalan mendekat sembari memasang senyuman tipis diwajahnya.
"Selamat pagi, Sajangnim!". Sapanya seraya membungkuk dengan sopan.
"Ah.. Nyonya Naeun kau disini juga? Selamat pagi untukmu". Ucap si manis turut menyapa wanita cantik yang berdiri di samping atasannya.
"Tunggu sebentar... Bukankah kau si pekerja baru itu?".
Jungwon tampak berpura pura terkejut begitu mendengar ucapan si wanita Lee. "Kukira kau tak mengingatku, Nyonya".
Lantas setelahnya, kedua orang itupun asyik tenggelam dalam perbincangan ringan dan total mengabaikan Jay yang hanya dapat terdiam meskipun dalam hati, ia cukup mewaspadai setiap gerak gerik si manis.
"Omong omong Jungwon, apa sepulang kerja nanti kau punya waktu senggang?".
Si manis lantas mengeryitkan keningnya sebelum menggeleng pelan. "Memangnya ada apa ya?".
"Hari ini kami akan menggelar perayaan ulang tahun pernikahan kami di hall resort Jeju. Kebetulan hanya beberapa sanak keluarga dan kerabat terdekat saja yang kami undang. Tapi karena kau mengenal suamiku jadi.. Aku juga ingin mengundangmu dan kuharap kau bersedia untuk datang".
Jungwon tak segera menyahuti ucapannya. Ia tampak terdiam sembari melirik pada sosok pria yang juga tengah menatapnya seolah memberinya isyarat untuk menolak tawaran istrinya barusan.
Namun Jungwon tetaplah Jungwon. Tentu saja ia tak akan mau menuruti perintah si pria Park.
"Terimakasih untuk undangannya, Nyonya. Akan kuusahakan untuk datang". Sahut Jungwon sembari menyunggingkan senyuman.
"Baiklah.. kalau begitu aku pulang dulu, Sayang. Tolong ingat pesanku tadi ya? Sampai jumpa!". Pamit Naeun sembari melambaikan tangannya sebelum berlalu dari sana.
"Kau tak perlu datang ke acara itu jika memang kau tak mau".
Jungwon lantas menoleh setelahnya. "Siapa bilang aku tidak mau? Aku akan tetap datang kok".
" Tapi sebaiknya kau tetap di apartement saja".
" Kenapa begitu?". Sahut Jungwon sembari menaikkan sebelah alisnya.
Jay tak menjawab. Ia hanya dapat terdiam membungkam sembari menatap lekat sosok cantik dihadapannya.
"Ah.. Aku mengerti. Kau pasti berpikir kalau aku akan melakukan sesuatu yang bisa mengacaukan hari bahagiamu? Tck. Kau tenang saja, Sayangku. Aku tak akan bertindak sebodoh itu karena aku lebih suka bermain cantik". Ucapnya sembari mengusap bahu kekar milik si pria Park.
"Tidak, Jungwon. Bukan seperti itu maksudku—".
Belum sempat ia dapat menyelesaikan kalimatnya, si manis sudah lebih dulu menyela.
"... Baiklah aku juga harus pergi. Sampai bertemu nanti malam, Sajangnim!". Ucapnya sebelum beranjak pergi dari sana meninggalkan Jay yang hanya dapat menghela nafasnya gusar.
.
.
Begitu sampai di ruangan kerjanya, si manispun mendapati kedua rekan satu divisinya itu yang terlihat tengah mendebatkan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
lacuna | jaywon
Randomstatus : complete / end. [ summary ] "Jika memang kau masih mencintaiku. Kalau begitu, mari kita selingkuh!" " A-apa..".