"Astaga.. Sajangnim! Apa kau berencana untuk mabuk? Berhentilah, kau sudah terlalu banyak minum!". Ujar Changbin sembari merebut gelas dalam genggaman tangan sang atasan.
Omong-omong mereka sedang berada di sebuah kedai 24 jam yang tak jauh dari pusat kota. Sebelumnya Jay memang sempat menghubungi bawahannya itu untuk menemaninya minum.
Padahal saat itu Changbin sedang asyik tenggelam dalam dunia mimpi namun dengan seenaknya si pria Park itu mengganggu tidurnya hanya untuk menemaninya minum alkohol ditengah malam seperti ini.
Benar-benar, Jay Park itu! Jika saja ia bukanlah atasannya, mungkin ia sudah menendang pria itu ke parit terdalam di lautan.
"Kembalikan padaku, Seo!". Gumamnya sembari merebut kembali gelas tersebut.
"Ini kali pertamaku, melihatmu sangat kacau. Kau sedang punya masalah dirumah? Bertengkar dengan istrimu lagi?".
"Sudah tau kenapa masih bertanya juga, huh?".
Sungguh ya, Jay itu selalu saja menyebalkan baginya. Tidak dalam keadaan sadar maupun keadaan mabuk sekalipun benar-benar tak ada bedanya. Dan Changbin sangat menyesali keputusannya untuk menemani pria itu.
Helaan nafas berat sekaligus kesal pun perlahan ia hembuskan. Changbin lantas ikut menuangkan segelas soju kedalam gelasnya dan meminumnya sekali teguk.
"Kalau begitu, anggap saja ini sebagai balasan atas perbuatanmu, Sajangnim. Kau yang lebih dulu bermain api dan lihat sekarang, kau sudah terbakar karena ulahmu sendiri."
Jay lantas mendecak kasar sembari menuangkan kembali minuman beralkohol itu pada gelasnya. "Aku tak butuh nasehatmu! Yang kubutuhkan saat ini hanyalah solusi yang tepat untuk memperbaiki semuanya. Aku ingin semua ini segera berakhir. Aku tak ingin berpisah dengan istriku dan kehilangan putraku".
"Lalu bagaimana dengan Jungwon? Apa kau tak memikirkan perasaannya juga?". Sanggah Changbin dengan cepat.
"Tentu. Aku juga tak mau kehilangannya. Bahkan saat ini dia juga sedang mengandung anakku. Aku tak bisa melepas tanggung jawabku begitu saja. Sudah kukatakan padamu kalau aku mencintai mereka bukan?".
Seketika Changbin pun terkejut setelah mendengar penuturan pria itu barusan.
"Omong kosong apa yang sedang kau bicarakan? Kau bukan remaja dalam masa pubertas lagi, Sajangnim! Kau tak bisa terus bersikap egois begini. Kau harus bisa memilih dan bersikap lebih tegas, siapa yang akan kau pertahankan, maka dari itu kau juga harus bisa melepas salah satunya! Kau bilang kau mencintai mereka kan? Tapi nyatanya yang kau lakukan justru hanyalah menyakiti dua hati itu sekaligus!". Tukas si pemuda Seo dengan nada yang menggebu-gebu.
"Aku juga tak pernah menyangka kalau kau bisa bertindak seperti bajingan diluar sana. Kau bilang kau menghamili selingkuhanmu sendiri? Ini sangat gila! Memangnya apa yang terbesit didalam kepalamu saat kau memutuskan untuk menjalin hubungan dengan orang lain? Apa Lee Naeun saja tak cukup puas bagimu? Apa yang ingin kau cari sebenarnya? Aku sama sekali tak mengerti jalan pikiranmu."
Jay lantas menaruh gelasnya diatas meja. Sejujurnya ia memiliki kadar toleransi yang cukup tinggi dengan alkohol. Oleh karena itu, ia tak gampang mabuk. Dan sepanjang perbincangannya dengan Changbin pun tentu ia menjawabnya dalam keadaan sadar sepenuhnya. Hanya saja, wajahnya yang memerah dan pandangan matanya yang sedikit menyayu membuat pemuda Seo itu berpikir jika dirinya sudah sangat mabuk.
"Aku juga menyadari kesalahanku. Dan aku akan berusaha untuk memperbaikinya".
" Dengan cara apa kau ingin memperbaiki semuanya? Kata maaf saja sepertinya tak cukup. Naeun mungkin sudah cukup muak denganmu sekarang". Sahutnya sembari menatap serius sosok dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
lacuna | jaywon
Randomstatus : complete / end. [ summary ] "Jika memang kau masih mencintaiku. Kalau begitu, mari kita selingkuh!" " A-apa..".