chapter 6

8.8K 739 104
                                        

Setelah selesai dengan rapat orang tua murid, Jay lantas kembali ke kantornya. Tentu saja tanpa Naeun karena sebelumnya ia juga sudah mengantarkan wanita itu pulang ke rumah dengan selamat.

Jay berjalan memasuki sebuah lift lantas menekan beberapa digit untuk menuju ruangannya. Sejujurnya ia sangat lelah hari ini, ia berharap bisa bersantai sebentar menjernihkan pikirannya. Karena sungguh, demi apapun ia sangat penat sekali.

Ting!

Jay lantas melangkahkan kakinya keluar dari kotak besi tersebut. Omong omong ruangannya sengaja berada dilantai paling atas sedangkan sang Sekretaris berada di lantai sebelumnya. Jay sengaja membuat ruangan khusus untuk dirinya sendiri karena ia tak suka diganggu terlebih jika itu menyangkut hal yang lebih privasi.

Baru saja ia membuka pintu ruang kerja pribadinya, Jay harus menghembuskan nafas beratnya tatkala mendapati sosok pengganggu yang sama sekali tak dapat ia hindari. Siapa lagi jika bukan si manis Jungwon yang kini tengah terduduk di meja kerjanya seolah memang tengah menanti kedatangannya. Jay lantas menutup pintu itu dengan rapat sebelum berjalan menghampiri si manis yang tengah menatapnya disertai senyuman tipisnya.

"Halo Sajangnim, selamat datang!". Sambutnya tanpa melunturkan senyuman di paras cantiknya.

Jay hanya menggumam dengan samar. "Sedang apa disini?".

Seketika raut wajah milik si manispun berubah cemberut. "Kenapa? Kau tak suka aku disini?".

"Bukan begitu maksudku. Apa kau tak punya pekerjaan yang harus kau kerjakan?".

Jungwon lantas merebahkan dirinya bersandar pada punggung kursi kerja milik atasannya itu dengan nyaman. "Selagi ada Yeonjun, aku tak perlu melakukan apapun."

"Kau memanfaatkannya?". Sahut si pria Park dengan nada tak sukanya.

Jungwon mengangguk polos. "Dia bahkan selalu melakukan apapun untukku tanpa diminta. Benar benar pria yang peka sekali ya". Ujarnya sembari melirik si pemuda Park dengan ekor matanya. Bisa ia lihat bagaimana rahang pria itu tampak mengeras. Jungwon hanya dapat tertawa dalam hati. Puas juga ia membuat pria itu kepanasan.

"Choi Yeonjun. Ah.. Seandainya aku bertemu lebih awal dengannya aku mungkin akan cinta mati padanya. Baik? Iya. Tampan? Tampan sekali! pintar pula.. ". Celotehnya dengan nada menyindir.

Jay yang merasa jika telinganya cukup panas begitu mendengar celotehan si manispun lantas melepas jas kerjanya dan melemparnya sembarang pada sofa. Ia juga turut melonggarkan dasinya kemudian membuka dua kancing teratas kemejanya, melipat lengan bajunya hingga sebatas siku.

Si manis tak bisa berbohong jika ia merasa tertegun akan aura dominan sang atasan tersebut. Penampilan pria berkepala tiga itu saat ini benar benar sangat panas dan.. Sexy.

Seolah dengan sengaja, Jay juga menyugar surai kelamnya kebelakang hingga memperlihatkan dahinya, mahakarya Tuhan yang sangat berbahaya untuk kesehatan jantung siapapun yang melihatnya.

'Glup'

Pemuda manis itu tampak menelan salivanya dengan susah payah.

Sementara itu Jay hanya dapat menarik sudut bibirnya keatas. Ia tersenyum smirk setelah melihat reaksi yang ditunjukkan pemuda dihadapannya itu.

"Bagaimana? Masih mau memuji pria lain selain aku?". Ucapnya sembari menaik turunkan alisnya.

Pun Jungwon lantas membulatkan kedua matanya kala pria itu tiba-tiba saja mendekatkan wajahnya. Refleks, iapun memejamkan kedua matanya dengan erat. Setelahnya, bisa ia rasakan bagaimana hembusan nafas hangat serta aroma tubuh maskulin milik pria itu yang terasa menusuk indera penciumannya .

lacuna | jaywon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang