tw // abusive, violence, blood.
Jungwon masih ditempat yang sama bahkan setelah Naeun pergi. Ia masih tetap berada di taman itu.
Perlahan, helaan nafasnya terhembus begitu berat. Mungkin kalian akan berpikir jika dia sudah keterlaluan atau terlalu jahat.
Namun sedikitnya, Jungwon pun menyesali perbuatannya. Ia juga masih mengingat dengan jelas bagaimana perkataan si wanita itu padanya kemarin.
Jalang?
Si manis lantas hanya dapat tertawa dengan nada getir.
Hatinya berdenyut sakit ketika orang lain mengatainya serendahan itu. Bahkan rasanya ia telah kehilangan harga dirinya.
Sekitar pukul enam petang, akhirnya Jungwon memutuskan untuk pulang ke apartementnya. Omong-omong, sudah sejak seminggu yang lalu ia juga berhenti dari pekerjaannya dan lebih banyak menghabiskan waktu di dalam apartement.
"Oh.. Kau sudah pulang?". Ucapnya ketika mendapati sosok kekasihnya yang tengah menenggak segelas wine ditangannya.
Namun pria itu tak memberikan sahutan. Tak ingin ambil pusing, iapun lantas mengangkat bahunya acuh. Ya... Mungkin saja Jay memang sedang strees dengan masalah pekerjaannya. Lantas iapun memutuskan untuk melanjutkan langkah menuju kamar.
'Praang!'.
Sontak tubuh si manis pun tersentak setelahnya. Bagaimana tidak? Ia cukup terkejut dengan apa yang terjadi. Pria Park itu baru saja melempar sebuah gelas dalam genggaman tangannya hingga membuat serpihannyapun tercecer di lantai.
"Apa yang kau lakukan!". Pekik Jungwon sembari mengusap dadanya.
Namun pria itu tak menghiraukan ucapannya lantas berjalan menghampiri kekasihnya.
" Kau.. Penipu!". Ucapnya sembari mengarahkan jari telunjuknya pada si manis.
Jungwon tampak mengeryitkan keningnya tak mengerti. "Apa yang kau bicarakan?".
Pria itu lantas menaikkan alisnya sebelum mencengkram bahu si manis dengan kasar hingga membuat sang empunya pun meringis sakit.
"Kau sengaja masuk kedalam kehidupanku hanya untuk membuat keluargaku hancur! Kau ingin membalas dendam padaku bukan?!". Gertaknya sembari menghimpit tubuh mungil itu pada dinding dibelakangnya.
"Apa Naeun yang sudah memberitahukan semuanya padamu?". Sahut si manis sembari memberontak berusaha melakukan perlawanan. Namun Jay lebih dulu sigap mengunci pergerakannya.
"Kupikir kau benar-benar mencintaiku tapi ternyata kau hanya ingin menjebakku!". Pekiknya yang tak dapat lagi mengendalikan emosinya.
Dengan kasar setelahnya iapun mendorong si manis hingga terjatuh mencium lantai. Beberapa serpihan yang berceceran tadipun lantas mengenai tangannya.
" Akkhh..". Ringis Jungwon saat menatap telapak tangannya yang mengeluarkan darah segar.
Namun Jay seolah gelap mata. Ia bahkan sudah tak lagi memiliki rasa iba. Setelahnya, iapun berjongkok tepat dihadapan si manis yang tampak kesakitan.
"Kau juga sudah berbohong padaku tentang kehamilanmu. Cih, Dokter kandungan itu bilang dia diminta untuk berbohong olehmu! Aku benar benar merasa bodoh sekarang. Jungwon-ah... Kalau kau memang ingin menjeratku seharusnya kau tak perlu bersusah payah melakukan semua ini. Cukup jadi jalangku saja, jika kau tengah membutuhkan banyak uang maka aku akan dengan senang hati memberikannya padamu. Namun kau memilih membalas dendam padaku untuk tiga tahun yang lalu. Sialan.. Hanya karena hal sepele saja kau ingin merusak pernikahanku dengan Naeun dan menghancurkan keluargaku".
"Sepele katamu?". Sahut si manis yang merasa tak habis pikir dengan ucapan pria itu barusan.
"Apa menurutmu, hidupku tak berarti apapun?". Tawa sumbangnya lantas terdengar mengisi ruangan tersebut.
"Karenamu.. Aku kehilangan semuanya! Kau sudah menghancurkan hidupku dan kau bilang semua ini hanya hal sepele?". Ucap Jungwon yang tak dapat lagi menahan lebih lama air mata di pelupuknya.
"Kau masih bisa kembali menjalani kehidupanmu yang bahagia dan membesar kan putramu. Tapi apa kau tak pernah berpikir bagaimana dengan hidupku? Aku sangat hancur, Jay! Ayahku bahkan tak ingin menganggapku sebagai putranya lagi. Dia membuangku setelah aku memberitahukannya jika aku sedang mengandung anakmu! Ayahku meninggal dan aku mengalami masa masa yang lebih sulit dari sebelumnya. Aku sangat menderita. Dan semua itu karenamu!".
Lantas setelah mengatakan semua isi hatinya, dengan cepat iapun menyeka jejak air mata yang membasahi kedua pipinya.
"Baiklah... Kurasa semuanya sudah berakhir sekarang. Persetan! Aku sudah tak peduli lagi pada dendamku karena sungguh, ini sangat membuatku muak. Katakanlah saja pada Naeun, kalian berdua tak perlu berpisah karena setelah ini, aku yang akan benar-benar pergi menjauh dari kehidupan kalian. Aku akan melupakan semua yang pernah terjadi diantara kita". Ujarnya sembari memaksa untuk berdiri walau dengan sedikit tertatih sebelum membawa kedua tungkainya pergi dari sana.
Meninggalkan apartement si pria Park yang juga sempat Jungwon tinggali seperti tiga tahun yang lalu. Dengan luka yang sama, namun untuk kali ini terasa jauh lebih menyakitkan.
***
cuma mau ngasih tau aja kalo beberapa chapter lagi end hehe

KAMU SEDANG MEMBACA
lacuna | jaywon
Randomstatus : complete / end. [ summary ] "Jika memang kau masih mencintaiku. Kalau begitu, mari kita selingkuh!" " A-apa..".