Kini ayah dan anak itu tengah berada didalam sebuah mobil. Meski pandangannya fokus pada jalanan dan kemudinya namun pikiran pria berkepala tiga itu tengah bercabang. Ia gusar sekaligus panik bagaimana jika Taeyoung mengadukannya pada sang istri, Naeun.
"Taeyoung-ah..". Panggil si pria Park begitu menghentikan mobilnya tepat didepan halaman mansion mereka.
Si pemilik namapun lantas menoleh dan mendapati raut wajah gelisah sang Ayah.
" Aku harap kau tak salah paham dengan yang tadi. Jungwon hanyalah pekerja baru di kantorku. Sebelumnya, kami memang sudah saling mengenal dan cukup dekat. Hubungan kami hanya sebatas teman dan pekerjaan. Jadi.. Kau jangan berpikir yang tidak-tidak".
Namun Taeyoung tak terlalu menghiraukan perkataan Ayahnya. Karena sejujurnya ia tak ingin mencampuri urusan orang orang dewasa.
"Kenapa kau harus menjelaskan semuanya padaku? Aku tak butuh penjelasan seperti ini. Karena ini bukan urusanku. Sebaiknya Papa bicarakan saja hal ini dengan Mama". Ucap pemuda itu sembari melepas seatbelt-nya dan beranjak turun dari mobil.
Sementara itu, Jay hanya dapat menghempaskan tubuhnya seraya bersandar pada kursi kemudinya. Dalam hati, ia merasa sangat cemas. Bagaimana jika setelah ini putranya itu akan menaruh rasa curiga terhadapnya?
"Arrghh.. Sial!". Ucapnya sembari mengusak surainya frustasi.
**
Jungwon terduduk di sebuah sofa ruang tengah sembari meneguk segelas whiskey ditangannya. Namun seketika ia teringat kembali dengan kejadian tak terduga siang tadi.
"Apa-apaan semua ini? Bagaimana bisa aku berada dalam situasi seperti itu. Terjebak diantara Ayah dan Anak. Cih, memalukkan sekali". Gerutunya sembari menuangkam minuman beralkohol itu kedalam gelasnya.
Ya.. Jungwon menganggap jika kejadian yang ia alami sebelumnya sebagai sesuatu yang sangat memalukan untuknya. Bisa bisanya ia tak mengetahui lebih dulu seluk beluk perihal Taeyoung yang ternyata memiliki ikatan dengan Jay.
Sejenak, pemuda manis itupun tenggelam dalam pikirannya sendiri hingga tak lama kemudian... kedua sudut bibirnyapun tertarik keatas. Ia mengulas sebuah senyuman penuh makna.
"Mmm.. Tapi kurasa, aku bisa mengambil sisi baiknya. Bukankah dengan begini, aku jadi lebih mudah untuk menghancurkan Jay? Perselisihan didalam keluarga sepertinya akan jadi jalan cerita yang menarik". Gumamnya sembari meneguk habis sisa minumannya.
"Kehancuranmu akan segera dimulai..". Ucap si manis sembari menaruh gelas kosong itu diatas meja.
Lantas tak lama kemudian, Jungwonpun mendengar suara pintu apartementnya yang terbuka. Segera saja iapun beranjak dari duduknya dan mendapati sosok kekasihnya dengan penampilan yang terlihat begitu kacau, menghampirinya.
" Jay, kau datang kesini? Kupikir kau akan mengurusi keluargamu lebih dulu".
Si pria Park itu hanya menatapnya dengan pandangan yang begitu sayu. Jungwon lantas mengikis jarak diantara mereka berdua. Mengulurkan jemarinya hanya untuk menangkup wajah sang dominan.
"Kau mabuk hm?". Tanyanya ketika hidungnya mencium aroma alkohol yang cukup menyengat dari tubuh pria itu.
Dengan tiba-tiba Jaypun menarik tengkuk milik si manis dan menyatukan bilah bibir keduanya. Saat benda lembut itu saling bersentuhan, Jay tentu tak akan menyia-nyiakannya begitu saja. Iapun melumat dan menghisap habis plum sewarna cherry itu dengan rakus.
Namun hal itu tak berlangsung lama karena setelahnya, Jungwon mendorong dada bidang si pria Park itu hingga membuat ciuman keduanyapun terlepas. Menyisakkan deru nafas yang terengah saling beradu akibat minimnya pasokan udara.
KAMU SEDANG MEMBACA
lacuna | jaywon
Randomstatus : complete / end. [ summary ] "Jika memang kau masih mencintaiku. Kalau begitu, mari kita selingkuh!" " A-apa..".