Weekend adalah hari yang sangat di nantikan oleh semua orang. Termasuk itu oleh si manis, Yang Jungwon.
Ia sangat suka sekali hari Minggu. Dan rencananya hari ini, ia mau bermalas-malasan saja di atas tempat tidurnya tanpa melakukan banyak kegiatan apapun. Terkecuali untuk makan. Hobi favoritnya selain rebahan tentu saja tak boleh terlewatkan.
Perlahan, iapun beranjak dari tempat tidurnya dan turun ke bawah untuk mengisi perutnya yang keroncongan dengan sarapan pagi seorang diri.
Ya... Jangan tanya dimana si pria Park itu berada. Tentu saja, saat ini Jay sedang sarapan pagi bersama dengan keluarga kecilnya.
Namun tak lama saat ia tengah asyik menikmati sarapannya, tiba-tiba saja ponsel miliknyapun bergetar. Menampakkan sebuah notifikasi pesan masuk untuknya.
Jungwon lantas mengambil benda persegi yang tergeletak diatas meja makan. Menghela nafasnya perlahan, saat melihat nama yang tertera, lebih tepatnya si pengirim pesan tersebut.
'Apa kau sedang sibuk? Bisa tolong bantu Ibu?'.
**
"Aku titip Bitna padamu ya? Tolong jaga dia sebaik mungkin meski kau tak menyukainya". Ucap Jihyun sembari mengusak surai bocah dua tahun itu dengan lembut.
"Kalau kau memang butuh uang atau apapun, kau bisa memintanya padaku saja. Seharusnya kau tak perlu bersusah payah mencari pekerjaan. Umurmu bahkan sudah tidak muda lagi, Ibu. Sebaiknya kau diam dirumah dan urusi saja bocah ini..".
Jihyun tampak mengulas senyum tipisnya begitu mendengar ucapannya. "Aku hanya tak ingin menjadi beban bagimu. Kau sudah sangat berbaik hati menerimaku dan memberi kami berdua tempat untuk tinggal".
Lantas setelahnya wanita paruh baya itupun berlalu dari hadapan si manis yang kini tengah menggandeng tangan mungil milik Bitna.
" Mama.... ungh gendong!". Rengek bocah itu seraya mengulurkan kedua tangannya meminta untuk digendong.
Jungwon lantas memutar bola matanya malas sebelum berucap, "Kau ini sudah besar dan semakin berat. Berhentilah meminta untuk digendong!".
Namun meski begitu, si manis tetap menuruti keinginan bocah perempuan itu. Bitna dengan cepat mengalungkan kedua tangannya dileher pemuda itu.
" Mama~". Panggil bocah itu seraya menatap wajah Jungwon dengan lekat.
Lagi-lagi, si manis hanya dapat mendengus sebal. Harus berapa kali ia mengingatkan untuk tak memanggilnya dengan panggilan memuakkan seperti itu.
"Bukan Mama. Panggil aku Kakak. Aku bukan Ibumu, Bitna-ya".
Namun balita itu menggeleng pelan sembari melebarkan senyuman manisnya. "Mama~".
Dasar Bocah nakal.
Jungwon lantas hanya dapat mendesah pasrah. "Ck. Terserah kau sajalah!".
Sementara itu, disisi lain...
Jay baru saja tiba di Apartementnya. Niat hati dihari libur ini ia ingin mengajak kekasihnya itu pergi berjalan jalan. Singkatnya, anak muda jaman sekarang menyebutnya sebagai kencan.
Namun begitu ia masuk kedalam apartement itu, ia sama sekali tak menemukan sosok Jungwon.
"Kemana dia?". Gumamnya.
Jay lantas merogoh ponsel di sakunya dan mencoba menghubungi nomor pemuda manis tersebut. Tanpa butuh waktu lama, seseorang diseberang sanapun menjawab panggilannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
lacuna | jaywon
Rastgelestatus : complete / end. [ summary ] "Jika memang kau masih mencintaiku. Kalau begitu, mari kita selingkuh!" " A-apa..".