Pagi pagi sekali Jungwon sudah dibuat kesal. Bagaimana tidak? Jay tak datang ke Apartementnya semalam karena Naeun yang merengek ingin menginap dirumah orang tuanya. Mau tak mau pria itupun harus membatalkan janji yang sudah ia buat sebelumnya.
Meski kesal, si manis tetap saja berkunjung keruangan kerja milik sang atasan. Ia bahkan sudah mengambil duduk lebih dulu di kursi kerja Jay seraya bertumpang kaki. Wajahnya ia tekuk dengan bibir yang mengerucut.
Jungwon sedang merajuk, kawan!
"Maafkan aku, Sayang".
Entah sudah yang ke berapa kalinya kalimat itu terucap dari bibirnya. Dan si manis sudah cukup bosan mendengarnya.
"Namaku Jungwon bukan Sayang! Sayangmu itu kan si Naeun!". Decaknya seraya memalingkan wajahnya.
Oh, ya Tuhan.. Tolong berikan Jay kesabaran yang tebal agar ia kuat menghadapi si manis Jungwon yang tengah merajuk.
Karena sungguh, ia lebih suka ketika pemuda itu menggodanya dengan nakal, bertingkah semaunya dan berceloteh apa saja dibandingkan merajuk seperti ini.
"Hhh.. Baiklah-baiklah. Apa yang harus kulakukan agar kita kembali berbaikan?".
Jungwon hanya dapat mengangkat kedua bahunya acuh. Lantas beranjak dari duduknya.
"Aku mau kembali ke ruanganku saja. Minggir, kau!".
Namun Jay tak bergeming dan malah dengan sengaja menghalangi jalannya.
"Tidak. Kau tak bisa pergi sebelum kita berbaikan lebih dulu".
" Apasih kau ini!? Sudah sana minggir, aku mau lewat!".
Si pria Park itu lantas mencodongkan wajahnya hingga membuat si manis membulatkan kedua matanya terkejut. Refleks, iapun mengambil langkah mundur ketika pria tampan itu menyunggingkan seringaiannya.
"Aku akan memberimu pilihan. Kita berbaikan atau kau ingin aku memberimu hukuman?". Bisiknya dengan begitu seduktif.
Jungwon dengan kasar menelan salivanya. Apa-apaan itu?!
" Yak—".
"Jangan membantah. Pilih saja kau mau opsi yang mana?". Sela pria itu sembari menaik turunkan alisnya.
"Y-ya ya, okay.. Kita berbaikan. Sekarang kau puas, Sajangnim!?".
Si pria Park pun lantas mengangguk sembari mengulas senyuman kemenangannya.
" Kalau begitu, m-menjauh dariku sana! Wajahmu... terlihat jelek jika dilihat dari jarak sedekat ini tauk!". Ucapnya sembari mendorong dada bidang milik pria itu agar menyisakkan jarak diantara keduanya.
"A-aku pergi dulu!".
Sementara itu, Jay hanya dapat menggeleng pelan begitu melihat tingkah kekasihnya yang tampak salah tingkah dengannya.
**
Saat hari menjelang petang, seperti biasanya Jungwon pulang dengan menaiki bus kota. Hari ini ia sudah punya rencana untuk tidur di kasur kesayangannya begitu seampainya di Apartement nanti.
Namun rencana hanya tinggal rencana semata. Jungwon lantas menekuk wajahnya tak suka setelah ia mendapat sebuah pesan masuk dari nomor yang belum terdaftar di ponselnya. Meski begitu, dirinya sangat mengenali siapa orang yang baru saja mengiriminya pesan tersebut.
From : 010xxxxxxxxx
17:15 pmSayang, aku sudah didepan rumahmu. Kau dimana?
Dan setelah ia mendapatkan pesan tersebut, Jungwonpun mengurungkan niatnya untuk pergi ke Apartement. Ia memutuskan untuk turun di sebuah halte lantas berjalan kaki memasuki perkomplekan hingga akhirnya.. Langkahnya pun terhenti tepat setelah ia mendapati sesosok wanita paruh baya dengan balutan mantel tebalnya yang mengandeng seorang bocah perempuan berusia sekitar dua tahun dan berdiri didepan halaman rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
lacuna | jaywon
Randomstatus : complete / end. [ summary ] "Jika memang kau masih mencintaiku. Kalau begitu, mari kita selingkuh!" " A-apa..".