#01

1.3K 108 3
                                    

Happy reading, 💜

•••

Namaku Choi Jiya.

Aku hanya tinggal berdua dengan Ibuku, sementara adikku dibawa oleh Ayahku. Orang tuaku bercerai sejak aku duduk dibangku sekolah menengah pertama. Tentu saja aku sangat hancur saat itu, aku tidak menyukai saat tetanggaku mencibir Ibuku dan menghina keluargaku yang berantakan sampai hancur.

Saat itu aku menangis di taman kota, aku tidak ingin pulang walau aku sangat ingin.

Sampai sebuah tangan yang lebih besar dariku ter ulur didepan wajahku, aku mendongak dan menemukan sepasang mata tajam tengah menatapku dengan raut sedih.

Ia memakai baju sekolah yang berbeda dariku. Dibelakangnya ada dua orang lelaki, satu bermata bulat dan satunya lagi bermata teduh dan agak sipit.

"Kenapa kau menangis?" Suaranya lembut.

"Namaku Kim Taehyung."

Aku masih diam. Membiarkan tangannya teranggur olehku.

"Sudahlah, mungkin dia sedang putus cinta." Lelaki bermata bulat menatapku dengan jengah. Hey! Aku tidak putus cinta.

"Diamlah kelinci!" Ucap lelaki yang bernama Kim Taehyung.

Aku mengusap air mata yang di area pipiku, menyedot ingusku agar tidak keluar. "Kalian siapa?"

Ah, dari pertanyaanku itu membuat aku dan ketiganya menjadi dekat. Mereka menghiburku dan selalu berkunjung kerumah saat Ibuku tidak ada dirumah karena bekerja.

Saat memasuki sekolah menengah atas, Jungkook memintaku untuk mendaftar disekolah yang sama dengan mereka. Ehm, lebih tepatnya disekolah yayasan yang dimiliki oleh keluarga Jeon.

Aku juga sudah mengenal orang tua mereka yang baik hati. Semua mendukungku untuk bersekolah disana, namun Ibuku tidak berpenghasilan banyak. Yayasan milik orang tua Jungkook memang hebat, sekolah elite itu hanya menampung anak-anak yang orang tuanya kaya raya.

Namun Ibu Jeon memaksaku, mengatakan akan membiayai segalanya.

Astaga, aku tidak enak namun ketiga lelaki yang mengaku sebagai sahabatku itu terus mendesakku sehingga aku pun berkata, "Iya!"

Kehidupan remajaku diisi oleh ketiganya. Tidak membosankan, namun beberapa kali ada sekelompok gadis yang mencegatku, menyuruh untuk jangan berdekatan dengan pangeran mereka.

Iyuh.

Saat kami berada di tingkat tiga, Jimin memintaku untuk menjadi kekasihnya.
Padahal aku, Taehyung, dan Jungkook tahu saat itu Jimin tengah dekat dengan seorang gadis blasteran yang cantik. Jimin juga mengakui ia jatuh cinta pada Rossie.

Singkatnya, aku dan Jimin berpacaran hingga tiga tahun lamanya. Aku tahu ia tidak mencintaiku, namun dengan bodohnya aku tetap bertahan.

Jimin dan Rossie masih saling berhubungan dan tentu saja mereka berteman. Sering kali Jimin menomor duakan diriku, ia lebih memilih menghabiskan waktu dengan teman wanitanya itu.

Karena hal itulah aku menyerah padanya.

"Jiya, aku tengah bersama Rossie, ia tidak mau makan. Kau harus mengerti, oke?!" Dan Jimin mematikan panggilannya begitu saja, mengabaikan aku yang menangis ketakutan.

Jimin melukaiku begitu dalam, ia mengabaikanku ketika aku membutuhkannya. Hanya sekali Jimin! Kenapa ia lebih memilih Rossie yang tengah mogok makan karena datang bulannya dari pada aku yang hendak di perkosa pria mesum yang mabuk?!

Meringkuk di toilet gelap dengan air mata memenuhi bagian pipi. Suara tawa dari luar sana membuatku semakin takut.

Jimin! Tolong!

Dengan tangan yang masih bergetar hebat, aku mencari nomor kontak Taehyung.
Hanya ia dan Jungkook yang bisa aku harapkan.

Sekali deringan pria Kim itu menjawabnya, aku buru-buru berbicara walau tertatih.

"T-tae.. tolong aku.." aku tidak tahu, suaraku begitu menjijikan karena bergetar dan sarat akan ketakutan.

"Jiya? Ada apa? Kau dimana?!"

"Taehyung, aku takut.. mereka menunggu diluar sana, banyak sekalii.."

"Sial! Kau dimana?!"

Mendengarnya begitu mengkhawatirkanku membuatku semakin menangis.

"Ada apa?" Suara Jungkook diseberang sana juga menyauti, mungkin ia penasaran.

"Jiya, kau tenang oke? Aku dan Jungkook akan datang. Sekarang yang harus kau lakukan adalah mengirim lokasimu." Aku mengangguk mengerti. Aku mengirim lokasiku pada Taehyung dan Jimin.

Ya, Jimin. Aku masih mengharapkan kekasihku itu datang.

Suara pria mabuk diluar sana mulai semakin keras, aku semakin menyandarkan diri pada pintu toilet untuk menghalau mereka karena beberapa pria itu mengetuk-ngetuk pintunya sembari mengucapkan kalimat menjijikan.

"Jimin!" Bisikku.

Ponselku kembali bergetar, Jungkook yang menelpon. Aku mengangkatnya dan suaranya terlihat ikut gusar disana.

"Tenang, oke? Kami hampir sampai. Tarik napasmu pelan-pelan, jangan menangis.. mereka tidak akan menyakitimu."

Aku mengikuti semua yang Jungkook katakan. Namun ketakutanku semakin besar ketika pintu toilet di dorong oleh pria-pria itu.

Ponselku terlempar entah kemana, aku berteriak. Memanggil Jungkook, aku harap mereka segera sampai karena tangan-tangan menjijikan itu mulai memegangi tubuhku yang kecil.

"Jungkook!" Teriakku. "Tolong!"

Teriakanku hanya dibalas tawa mengerikan pria-pria mabuk itu.

"Tolong!" Bunyi robekan bajuku terdengar jelas, aku semakin menangis.

"JIYA?!"

Bunyi pukulan ada dimana-mana, aku memejamkan mata sembari menutup kedua telingaku. Malam ini begitu mengerikan, sebuah mimpi buruk. Lebih buruk dari pada disaat Ayahku pergi bersama adikku meninggalkan aku dan Ibu.

Buruk.

Aku terhenyak kaget saat seseorang memegang bahuku.

"Taehyung!" Lirihku ketika melihat wajah sahabatku.

"Maafkan aku, maaf Jiya." Taehyung memelukku, aku mengintip dari sela bahu lebar, Jungkook memandangiku dengan ekspresi menyesalnya.

"Terima kasih." Gumamku. Jungkook mendekat sembari melepas jaket boombernya dan mengulasnya di punggungku. Aku bahkan tidak sadar jika pakaian atasku sudah robek menyisakan bra berwarna putih.

Taehyung mengangkatku, menggendongku dan menyembunyikan wajahku. Aku mengintip, melihat Jungkook yang tengah mengambil ponsel dan tas kecilku, setelahnya Jungkook menghidupkan flash dari ponselnya. Ah.. ternyata ia sedang mengambil video.

Jungkook mengambil video pria-pria mesum yang terkapar itu satu persatu. Aku yakin, ia akan membalas dendam.

Astaga, terima kasih. Aku bersyukur mereka datang menyelamatkanku malam itu. []

Tbc

Gimana guys? Wkwkwkwk

The Journey [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang