#12

617 74 2
                                    

Happy reading, 💜

•••

Aku melotot pada Taehyung yang terus mengejekku, memang apa yang salah dengan aku yang memakai bikini kemarin?

Badanku sangat bagus, ada sedikit otot karena kerja kerasku di Gym bersama Jungkook selama beberapa tahun terakhir. Bokongku memang tidak terlalu besar, namun tetap seksi.

"Aku itu seksi, jadi kau diam saja!"

"Wah, Jiya sesudah putus dengan Jimin sudah berani ya memakai bikini. Ingin pamer?"

Jimin terbatuk karena sedang meminum susu dan mendengar ocehan tidak bermutu Taehyung.
Sudahlah, aku tidak mau membalas apapun lagi. Percuma meladeni Taehyung, kau hanya akan kelelahan jika meladeninya.

Suara barang pecah terdengar dari kamar milik Jungkook. Disana ada Jungkook dan Hana.

Apa keduanya masih bertengkar?

Ah, dan karena sore ini kami akan pulang ke Seoul, aku berencana mengajak Taehyung kembali kerumah Ayah untuk menjemput Jina. Saudariku itu memang harus ikut ke Seoul, ia tidak akan bahagia berada disini.

"Tae.."

"Apa?"

Ketus sekali, tetapi aku tidak boleh memaki atau marah padanya, nanti aku tidak diantar.

"Temani aku ke rumah Ayah."

Taehyung yang tadinya sedang bermain game menghentikan kegiatannya, ia menatapku sembari mengerutkan kening. Baiklah, aku menjelaskan padanya jika aku ingin membawa Jina ke Seoul, Ayah akan terus memukul Jina, Ibu pas akan senang jika bertemu dengan anaknya yang lain, dan aku memang sangat merindukan Jina dan ingin Jina kembali tinggal denganku dan Ibu.

"Baiklah, ayo.."

"Aku ikut." Jimin memegang Hodie merahnya, ia tampak sudah bersiap dan aku hanya bisa mengangguk.

"Bagaimana dengan si dungu itu?" Tanya Taehyung, maksudnya adalah Jungkook.

"Biarkan ia menyelesaikan masalahnya dengan Hana. Aku pusing mendengar teriakan wanita itu." Ujar Jimin.

Kami hanya mengirim pesan pada Jungkook, takut ia mencari walau kami sebenarnya tidak peduli ia akan kebingungan.
Butuh waktu sekitar empat puluh lima menit untuk sampai ke Desa yang Ayah dan Jina tempati.
Kami melewati lapangan besar dan jalan sempit dan rusak dan sampailah dirumah Ayah.

Aku keluar dari mobil, keadaan rumah sangat sunyi. Aku membuka pagar yang tidak terlalu tinggi dan masuk kesana. Jimin mendahuluiku dan mengetuk pintu.

Tidak ada sahutan sama sekali.

Apa mereka tidak ada dirumah?

"OYY!"

Kami menoleh pada sumber suara, seorang pria baruh baya yang kira-kira seumuran Ayah melambai pada kami dari kebun sayur miliknya yang berada di samping rumah Ayah.
Jimin dan Taehyung mendekat, sementara aku diperintahkan menunggu dikursi kayu.

Aku mendengar dari pria paruh baya itu jika Ayah dan istrinya sedang berada di pasar ikan yang tidak jauh dari sini, aku juga baru tahu jika Ayah adalah seorang pedagang ikan.

Jimin menanyakan keberadaan Jina. Namun pria itu tidak langsung menjawab, ia malah melihatku, memperhatikanku dan sepertinya ia sadar jika wajahku dan Jina tidak jauh berbeda.

"Sepertinya ia di sungai."

Jimin dan Taehyung mengucapkan terima kasih kemudian kami pergi ke sungai sesuai dengan arahan dari si pria tadi. Jalan sedikit becek karena hujan tadi malam membuat aku beberapa kali akan tergelincir. Jimin memegangku walau tidak aku suruh sekali pun.

The Journey [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang