#19

184 33 4
                                    

Happy reading!

•••

Aku menyeret dua buah koper dengan penuh perjuangan menuju satu flat dengan tiga lantai yang berada dekat dengan kampusku. Kamar flat-ku berada dilantai dua dengan posisi paling ujung, tempat yang sangat kusukai dan dengan cepat aku meminta pemiliknya menjaganya untukku kemarin.

Ibu tidak tahu jika aku pergi dari rumah, tetapi nanti pasti ia menyadarinya setelah melihat beberapa barang dan bajuku yang menghilang.

"Tidak buruk." Ujarku melihat flat yang seperti studio ini. Didalamnya hanya terdapat satu ruangan dengan tempat tidur, ruang televisi, dapur, tempat belajarku yang terhubung. Hanya sebuah kamar mandi yang berbeda ruangan.

Tabunganku selama ini cukup untuk hidup sebulan kedepan, dan selanjutnya aku akan bekerja part time dimulai dengan esok hari. Setelah dari kampus aku akan mencari pekerjaan itu, aku tidak akan meminta uang pada Ibu mulai hari ini.

Sedangkan Jina, ia memutuskan untuk tinggal bersama pacarnya. Dan aku bersyukur ia tidak tahu mengenai kepindahanku, atau pun perselingkuhan Ibu. Untuk ketiga sahabatku.. hingga kini mereka tidak menghubungiku, aku berharap ketiganya tidak tahu dengan masalahku ini meskipun kemungkinan itu sangat kecil karena asumsiku yang mengatakan jika Jimin sudah mengetahui semuanya.

Aku membereskan barangku, satu koper besar dan satunya sangat sedang. Ada satu kotak berisi buku dan satu tas besar lagi yang berada dibawah, aku menitipkannya pada satpam flat ini. Sebenarnya bisa saja aku menyewa apartemen, namun uang yang aku miliki tidak akan cukup untuk kebutuhanku nantinya, aku akan jatuh miskin jika menyewa apartemen.

Flat ini cukup bagus untukku karena keamanan dan kebersihannya yang terjaga membuatku senang. Flat ini juga berisi perabotan siap pakai, aku berterima kasih pada teman sekelasku Leona Kim yang katanya juga tinggal di lantai tiga karena sudah memberitahuku letak flat ini.

Aku berganti baju dan turun ke bawah untuk mengambil sisa barang yang aku miliki. Penjaga satpam menyambutku dan memberikan barangku, ia memberi ucapan selamat padaku dan mengatakan pasti akan betah berada disini. Kotak yang aku bawa cukup berat, aku berhenti sebentar karena seperti akan kehabisan napas.

"Jiya?" Aku mendongak melihat tangga menuju lantai dua, seorang pria berumur akhir 20an? ia bernama Jung Hoseok. Pria ini adalah pemilik flat yang Ibunya berikan, ia sedikit bercerita kemarin.

Hoseok juga tinggal dilantai dua dengan kamar dekat tangga, warna pintu dan desainnya juga berbeda. Ia terlihat memakai baju rapi khas orang kantoran.

"Oh.. Halo.." aku menunduk padanya, ia tersenyum padaku. "Santai saja padaku." Ujarnya kemudian.

"Aku tidak tahu kau pindah secepat ini, aku kira kau akan pindah seminggu kemudian."

Aku memberikan senyum dengan gelengan singkat, "Aku memang ingin cepat pindah."

Ia mengangguk, kemudian memberikan bantuan padaku untuk mengangkat kotak berat itu. Aku dengan senang hati menerima bantuannya, "Terima kasih p-pak?"

"Eiy.. aku tidak setua itu.. dan sama-sama. Panggil aku Hoseok saja."

Aku tidak mengangguk, "Kak Hoseok saja bagaimana?"

"Oke." Ia setuju dan aku ikut tersenyum.

"Kak Hoseok kerja di kantor mana?" Tanyaku mengiringi langkah kami menuju kamar flat-ku.

"Tidak dikantor," Ujarnya, kami sampai didepan kamarku, aku memutar kunci dan mempersilakannya masuk untuk menaruh barangku. "Aku dosen dikampusmu, Jiya."

•••

Kak Hoseok baru saja pergi dari kamar flat-ku 20 menit yang lalu. Aku tentu saja terkejut dengan pengakuannya sebagai dosen dikampusku.

The Journey [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang