#06

804 80 14
                                    

Happy reading, 💜

•••

Sore hari badai sudah mereda, menyisakan gerimis kecil yang membuat suhu menjadi dingin. Aku merapatkan tubuh pada Taehyung, ia selalu hangat dan aku suka.

"Berhenti menempel." Kesalnya, namun aku tidak bergerak sedikit pun, tetap memeluk tubuhnya dari belakang. Sofa dikamarnya menjadi sempit karena bobot tubuh kami berdua.

Taehyung mengambil ponselnya yang berdering, ia melihat nama si penelpun dan mengangkat panggilannya.

"Hmm?" Wah, suaranya menjadi lembut sekali. Aku hanya bisa berdengus geli.

"Aku sedang dipulau milik keluarga Jungkook."

Aku penasaran dengan siapa Taehyung berbicara, aku mengintip sedikit dari celah bahu lebarnya dan tidak bisa melihat si penelpon.

"Ada apa?"

"Ya, bicara saja, Nana."

Ah, ternyata Kim Nana.

"Maksudmu?" Taehyung dan Nana sepertinya sedang membicarakan hal serius, perlahan aku melepas pelukan dan hendak beranjak dari sana. Namun Taehyung menahanku, "Ambilkan selimut." Gumamnya.

Dengan terpaksa aku mengambil selimut putih tebal dan memberikan padanya. "Jangan pergi." Bisiknya sembari menjauhkan ponsel dari radar mulutnya.

"Kau sedang berbicara pada kekasihmu." Bisikku.

"Dia bukan kekasihku." Dan Taehyung menarikku sehingga aku kini duduk dipangkuannya. Taehyung menutupi tubuh kami dengan selimut, hah— aku seperti anak kecil dipelukannya jika seperti ini.

Taehyung melanjutkan konversasinya dengan Nana, diam-diam aku menguping karena yah— tidak ada pilihan lain. Lagipula kenapa Taehyung menahanku? Tadi saja ia sok mengusirku.

"Kak Taehyung, jadi kita ini apa?"

"Menurutmu apa?"

"Aku tidak yakin.. emm, Kak Taehyung apa kau mencintaiku?"

Aku mendongak ingin melihat raut wajah Taehyung, dan sepertinya itu tindakan yang salah karena Taehyung juga menunduk, wajah kami sangat dekat.

"K-kak Taehyung.. aku mencintaimu."

"Ya! Jawab dulu!" Bisikku berusaha tidak gugup.

"Nana.. aku.."

"Kak Taehyung, mau jadi pacarku?"

Wah, dalam diam aku memuji Nana yang berani mengungkapkan perasaannya terlebih dahalu, dan lebih beraninya lagi meminta Taehyung menjadi pacarnya.

"Hey, terima saja." Bisikku kembali. Namun Taehyung justru menarik pinggangku sehingga tubuh kecilku kini berada didalam pelukannya.

"Lepaskan, kau mau mati, ya?"

"Kak Taehyung?"

"Jawab!" Bisikku lagi sembari melotot padanya.

"Nana—"

"Ya?"

Astaga, si jelek ini. Apa sih maunya? Aku hendak menjauh namun Taehyung menahanku, aku hanya bisa memakinya tanpa ada suara sedikit pun keluar dari mulutku.

Pintu kamar Taehyung yang terbuka secara tiba-tiba dan tidak sabaran sama sekali membuat aku terkejut. Si sialan Jungkook berdiri mematung disana, mata bulatnya yang dulu terlihat polos itu semakin membesar.

Astaga, sepertinya Jungkook salah paham dengan posisi kami saat ini, maksudku.. aku dan Taehyung berada disatu selimut yang salah dengan aku yang duduk dipangkuannya. Terlihat intim namun konteksnya berbeda.

The Journey [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang