#16

820 68 15
                                    

Happy reading, 💜

•••

Suara decitan burung adalah hal pertama yang aku dengar di pagi hari ini. Aku mencoba duduk sembari memegang kepalaku yang sakit.

Apa yang terjadi?

Aku mabuk, ya?

Siapa yang mengantarku ke kamar?

Jimin?

Tidak mungkin. Ia pasti bersama Rossie dan tidak menghiraukan keberadaanku.

"Sudah bangun, Nona pemabuk?"

Aku tidak sadar saat Jungkook sudah ada dipintu kamar, ia bersandar disana. Kenapa pagiku harus diawali dengan Jungkook? aku tidak menyukainya.

Mencoba menghiraukan sosoknya yang sok tampan itu, aku memasuki kamar mandi untuk sekedar membersihkan wajahku. Tetapi Jungkook masih ada saat aku keluar dari kamar mandi, bahkan pria Jeon itu tengah berbaring nyaman dikasur.

Aku tidak marah karena ini adalah rumahnya. Aku memutuskan keluar kamar dan pergi ke dapur. Tenggorokanku sangat kering dan aku ingin minum.

Membuka kulkas untuk mengambil air dingin aku dikejutkan dengan kehadiran Rossie disana. Ah, apa gadis itu menginap disini?

Tumben sekali Jungkook mengijinkan orang lain selain aku, Taehyung, atau Jimin menginap dirumahnya. Dan, Astaga.. aku melupakan Jina.

Dimana kembaranku itu?

"Sepertinya tuan putri dirumah ini adalah kau." Racau si nenek lampir bernama Rossie, aku tidak menghiraukannya dan memutuskan pergi dari dapur setelah meneguk air dingin.

"Hei!" Tanganku ditarik oleh Rossie.

"Lepaskan!"

Namun Rossie tidak melepaskan tanganku, ia semakin menekan dan membuatku kesakitan. "Y-ya!"

"Kau.." Tatapan Rossie seakan ingin menelanku hidup-hidup. "Kenapa kau tidak menjauh saja dari Jimin?" ucapnya pelan, lebih terdengar seperti sedang berbisik.

Pagiku yang melelahkan, aku tidak ingin bertengkar dengan siapapun saat ini. Aku kembali berusaha melepaskan tanganku dari Rossie.

Menyugar rambut hitamku setelah tanganku bebas darinya aku pun berucap, "Tidak ada alasan bagiku menjauhi sahabatku."

Kemudian Rossie berdecih, "Sahabat? konyol sekali."

Aku yang sudah malas dengan Rossie akhirnya memutuskan pergi dari sana, namun Rossie sepertinya menginginkan untuk tetap tinggal. Sebelum tanganku kembali ia raih, Jungkook datang dan berdiri dihadapanku. Menghalangi Rossie yang seperti ingin mencakarku sampai berdarah-darah.

"Minggir."

Jungkook yang memang sangat tinggi hanya memasang wajah datarnya, "Bersikap sewajarnya saja Rossie, ini rumahku."

Baiklah, aku ingin tertawa dengan kencang sekarang.

•••

Jika tadinya aku bahagia karena sikap Jungkook pada Rossie, kali ini aku dipenuhi amarah.
Taehyung hanya duduk disana, menunggu lukanya diobati. Sedangkan ringisan kecil keluar dari bibir tebal Park Jimin. Wajah keduanya dipenuhi lebam dan luka.

"Seperti anak kecil saja!"

"Sudah Jiya, jangan marah lagi, kau seperti Ibu tiri jika begitu.."

Aku menoleh pada Taehyung, memberikan tatapan tajam dan pria Kim itu langsung menunduk. Jungkook yang sedari tadi hanya melihat sesekali terkikik geli, sepertinya ini adalah tontonan yang menarik baginya.

The Journey [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang