#07

841 86 4
                                    

Happy reading, 💜

•••

Seminggu setelah acara menginap di pulau keluarga Jeon, kini rutinitasku sebagai mahasiswi kembali dimulai. Aku masih ingin berlibur, namun itu semua hanya bayangan semu. Tugas dari dosen pun sudah menanti untuk dicicipi, aku sungguh lelah walau tidak melakukan aktivitas apapun selama beberapa hari kebelakang.

Oh, aku ingin rebahan saja dikasurku, itu adalah hal yang paling aku inginkan.

Sedari pagi hujan juga terus turun membasahi kota Seoul. Aku memandang malas keluar jendela, kelasku sangat sunyi, hanya ada suara dosen kami yang menjelaskan sedikit-sedikit. Temanku yang lain fokus pada layar didepan yang menampilkan video pembuatan patung dari Rusia.

Aku mengantuk, ingin tidur namun khawatir akan ketahuan. Getaran dari ponsel membuat aku melihat siapa pelakunya, ah ternyata Jungkook. Ia mengatakan sehabis kuliah datang kerumahnya, harus membawa snack yang banyak.

Bocah kelinci itu sedang tidak ada jam kuliah hari ini, jadi ia malas keluar. Aku membalas dengan kalimat amarah walau nanti aku akan tetap ke rumahnya.

Setelah satu jam setengah terus berdiam diri dikelas, akhirnya aku bisa pulang, maksudnya pulang kerumah Jungkook. Aku tidak tahu siapa saja yang ada disana, apa mungkin ada Taehyung atau Jimin aku tidak menanyakannya pada Jungkook.

Keluar dari minimarket setelah selesai berbelanja makanan ringan, aku pun menaiki bus ke arah rumah Jungkook. Namun sialnya, bus sangat penuh sehingga penumpang berdempetan.

Ada tiga anak sekolah yang sepertinya sedang membolos dikursi paling belakang, sepasang orang tua yang sepertinya habis berbelanja dipasar, dan banyak orang kantoran atau mahasiswa dari universitas lain di bus ini.

Aku menggeser tubuhku ketika ada seorang pria paruh baya menempelkan tubuhnya padaku. Aku takut, tubuhku bergetar dan keringat dingin juga hadir.

"Hei, pak! Tangan anda!"

Aku kaget ketika ada seorang pria yang kira-kira berumur dua puluh tujuh tahun memperingati pria paruh baya disebelahku.

"Silahkan berdiri disamping saya, nona." Ujar pria itu. Aku hanya membeku tidak bergerak dan kami menjadi pusat perhatian orang yang ada di bus.

"Nona?"

Aku memejamkan mata.

"Halte 13!"

Saat pintu bus terbuka aku langsung keluar dari sana, baju kemejaku basah karena keringatku sendiri. Jantungku yang semula  berdebar kencang kini sudah mulai stabil.

Rumah Jungkook tak jauh dari halte ini dan aku harus berjalan sekitar lima menit. Sampai dirumah Jungkook, aku tidak menemukan siapapun, sangat sepi dan sunyi.

Kemana perginya Jungkook yang mengaku kelaparan? Aku naik ke lantai atas, hendak ke kamar Jungkook untuk memastikan keberadaan pria berotot itu. Karena terbiasa membuka pintu tanpa mengetuk (sebuah kebiasaan buruk), aku mematung kaget saat melihat Jungkook dan pacarnya sedang berciuman panas.. maksudku sangat panas karena baju keduanya sudah berada dilantai.

"Sialan! Keluar!"

Astaga! Aku dengan cepat kembali turun ke bawah. Berdiam diri diruang santai dengan gelisah, apa yang sedang kulakukan? Memergoki Jungkook dan Hana yang hendak bercinta?

Oh ayolah, aku dulu ekhm— dan Jimin juga pernah. Namun hanya sebatas ciuman dan hisapan di leher, tidak lebih dari itu. Aku juga masih perawan.

Ya, ya.

Memang anak jaman sekarang sudah banyak yang bercinta tanpa menikah terlebih dahulu, namun aku tidak mau seperti itu.

Suara langkah kaki membuatku menoleh ke belakang, ada Hana disana yang terburu-buru keluar dari rumah. Astaga, aku menyesal sudah mengganggu keduanya. Tidak lama Jungkook muncul, masih dengan tubuhnya yang tidak memakai baju.

The Journey [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang