📍BAGIAN 2📍

251 35 0
                                    

HAPPY READING🥰
...

Anara memasuki kediaman rumahnya yang sangat ia sayangi. Tempat dimana keluarga kecilnya selalu berkumpul dan memberikan keharmonisan serta rasa kasih sayang di dalam cerita hidupnya. Saling menyayangi serta menjaga satu sama lain adalah prinsip keluarga Anara.

"Assalamu'alaikum, Anara pulang." barusaja Anara membuka pintu besar rumahnya. Pandangannya terpaling kearah pria paruh baya yang sedang tersenyum menyambut kedatangannya.

"Wa'alaikumussalam. Eh, anak gadis ayah yang paling cantik udah pulang. Sini, ayah mau peluk."

Suara itu adalah suara yang Anara sangat kenali. Yang tak lain adalah suara yang berasal dari pria yang menjadi cinta pertama Anara di dalam hidupnya. "Loh, ini ayah?

"Tetangga sebelah Ra." jawab pria paruh  baya tersebut dan mendapat cengiran dari Anara.

"Kamu gak mau peluk ayah Ra? gak kangen sama ayah ya?" 

Anara menggulung senyumnya bahagia. Ia kemudian langsung berlari ke arah Arga---ayah Anara yang sudah membantangkan kedua tangannya.

"Ayah diluar kotanya lama banget sih?! Anara disini nahan rindu pakai banget banget loh yah." 

Arga membalas pelukan putri kecilnya itu penuh rasa hangat dan kasih sayang. "Owhh, anak ayah kangen ya? sama kok, ayah juga kangen dan rindu pakai banget banget sama kamu. Apalagi sama bawelnya." Arga mencubit kedua pipi Anara sampai meninggalkan bercak merah disana.

"Ihhh ayah mah gitu." Anara bersedekap dada.

Seorang wanita yang juga paruh baya datang dari arah dapur datang dengan membawa nampan berisi satu gelas kopi hangat serta beberapa cemilan untuk Arga. Ia juga ikut tersenyum menatap Arga dan Anara. "Udah ya temu kangen nya. Sekarang, kamu mandi sana! bunda sama ayah ada yang mau dibicarain sama kamu Ra." ucap Zea, bunda Anara.

Anara menatap ke arah Zea. "Mau bicara apa bun? Lagipula kenapa gak sekarang aja? Anara jadi kepo nih." 

"Gak bisa Ra. Kamu mandi dulu, baru nanti bunda kasih tau."

Anara mencibirkan bibirnya. "Ih, bunda mah gak asik!" Anara berjalan ke arah tangga dengan menenteng tas sekolahnya serta menghentakkan kakinya kesal.

(Ruang keluarga)

Setelah mengetahui apa yang barusan disampaikan Arga dan Zea, Anara sedikit menyesal. Kalau begini, mendingan Anara tidak serius mendengarkannya dari tadi dan memilih merebahkan dirinya dikasur kesayangan Anara yang ada di kamar.

Anara menatap sendu ke ayahnya. "Yah, Anara gak mau dijodohin. Perjodohannya dibatalin aja ya? lagipula, kan Anara juga masih kelas 1 SMA. Anara itu juga udah punya pacar yah."

"Anara, kamu gak mau kan ngecewain ayah sama bunda?"

Anara menggeleng kuat.

"Kalau kamu gak mau kecewain ayah sama bunda, jadi kamu harus terima perjodohan ini. Dijamin, jodoh pilihan ayah sama bunda itu yang terbaik untuk kamu." Jelas Zea.

"Ta--tapi bund, Anara gak mau. Anara masih sayang sama Raka."

"Raka si berandalan itu? apa sih istimewanya dia? orang kayak gitu gak pantes buat kamu Ra!"

"Raka emang berandalan bun, tapi dia baik, ganteng, terus perhatian lagi. Anara sayang banget sama dia."

"Gak! bunda gak suka sama cowok kamu itu."

"Udah bun, sabar." Arga mencoba menenangkan Zea.

"Assalamu'alaikum, Satria pulang."

"ABANG...." Anara langsung berlari menghampiri Satria---abangnya yang muncul dari balik pintu.

"Loh, kamu kenapa nangis dek? bilang sama abang, siapa yang nyakitin kamu. Biar abang beri pelajaran sekarang"

"Hiks hiks hiks, ayah sama bunda jahat bang." Anara mulai merengek.

Satria mengerutkan keningnya. "Maksut kamu?"

"Ma--masa Anara mau dijodohin. Anara gak mau bang, gak mau!. Abang tolong bantuin Anara ya? bujukin ayah sama bunda supaya batalin perjodohannya."

"Aduh, gimana ya. Abang gak bisa bantuin dek. Soalnya, ini kan udah keputusan ayah sama bunda. Jadi abang gak bisa berbuat apa-apa."

"Yahh, abang ih, jahat! abang gak sayang sama Anara?"

"Siapa bilang? masa abang gak sayang sama adek abang yang satu ini sih." Satria mencubit kedua pipi Anra.

"BOHONG!. Abang pasti gak sayang sama Anara. Tadi aja bilang gak mau bantuin Anara!."

"Gak gitu Ra, jangan ngambek lah. Atau gini aja, kamu nyoba perkenalan sama orang yang mau dijodohin sama kamu dulu. Siapa tau, dia orangnya ganteng, baik, sholeh, pokoknya the best lah"

"Tapi Anara kan udah punya pacar."

"Ya kamu jangan bilang bilang lah sama dia. Lagipula abang ramal, kayaknya kamu sama pacar kamu em siapa namanya? Riki--Riko--Royko?" tebak Satria dengan seenak dengkulnya.

Anara menatap abangnya malas. "R A K A!"

"Nah, itu. Paling hubungan kalian akan kandas di tengah jalan."

"Dih, abang sok tau."

"Lihat aja nanti. Pasti hubungan kalian juga berakhir dalam waktu dekat."

"Abang do'ain Anara putus?"

"Enggak do'ain Ra, cuman abang mau ngingetin kamu. Raka itu orangnya gak baik Ra. Abang pernah lihat kalau dia di cafe sama seorang perempuan juga.

"Abang salah lihat kalik. Mungkin yang dilihat abang cuman mirip sekilas sama Raka."

"Terserah kamu aja deh Ra. Mau percaya sama abang atau enggak."

Di tengah perdebatan keduanya, Arga dan Zea berjalan menghampiri dua anaknya itu yang sedang berselisih.

"Gimana Ra? Jadi kamu mau nerima perjodohan ini kan?" Zea menatap Anara penuh harapan agar Anara menyetujui.

Anara terdiam dan berfikir sejenak. Beberapa detik kemudian, ia menarik nafas dalam dan menghembuskannya secara perlahan."Hufttt yaudah deh. Demi ayah bunda, Anara mau."

Arga dan Zea nampak senang ketika mendengar jawaban Anara itu. Mereka langsung memeluk Anara. "makasih ya nak. Bunda yakin, kalau ayah sama bunda gak salah milih jodoh buat kamu."

Anara mengangguk."Tapi bun, emang nya yang mau dijodohin sama Anara siapa?"

....

Jangan lupa pencet bintangnya 🌠
Kasih komentarnya juga boleh💬

Terimakasih.

PERJODOHAN DI USIA REMAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang