📍BAGIAN 10📍

181 32 6
                                    

Boleh minta vote nya gak?

...🦋...

Bugh!!

Satu pukulan berhasil dilayangkan Bastian dan tepat mengenai rahang keras Raka. Membuat sudut bibirnya mengeluarkan sedikit darah segar.

"GUE GAK SUKA KALAU LO KASAR SAMA CEWEK! DASAR BANCI!"

Raka tersenyum licik. "Punya hak apa lo ngatur ngatur gue?"

Bastian mendekat dan menarik kerah baju Raka "KARENA GUE CALON SUAMINYA!" kata Bastian dengan penuh penekanan.

Raka kembali berdiri dan dengan segera mendorong tubuh kekar cowok yang sedang dihadapannya.

Ia beralih menatap Anara.

"Kita putus!" itulah dua kata yang diucapkan cowok itu. Anara yang mendengarnya cukup terkejut. Hubungan yang hampir dua tahun kandas begitu saja, karena sebuah pengkhianatan.

"Gak! aku gak mau putus sama kamu."

"Heh! bodoh banget sih lo? Lo udah diselingkuhin, tapi masih aja lo pertahananin cowok bangsat kayak dia"  sahut Bastian.

"LO JANGAN IKUT CAMPUR URUSAN GUE DEH KAK!" sentak Anara.

Bastian tersenyum tipis. "Dasar cewek keras kepala!"

"Plisss aku mohon Ka, aku gak mau putus sama kamu. Mendingan kamu aja yang putus sama cewek jalang ini!"

PLAKKK!!

Tamparan keras mengenai pipi mulus Anara. Mulutnya ternganga tak percaya dengan apa yang telah di lakukan kekasihnya itu.

"Jangan lo hina cewek gue! Cewek gue ini lebih perfect dari lo! Lo yang manja, kekanak-kanakan, dan posesif." bentak Raka kepada Anara.

Sorot mata Bastian menatap Raka dengan tatapan tak suka. Dan dengan beringasnya, ia meninju rahang Raka lumayan keras untuk yang kedua kalinya.

Bugh

Bugh

Bugh

Pukulan bertubi-tubi ia layangkan. Raka tak mampu membalas pukulan Bastian karena tubuh Bastian lebih besar darinya.

"KAK BASTIAN, STOP!!" Pekik Anara cukup keras.

Mendengar teriakan itu, Bastian memposisikan dirinya seperti semula dan membersihkan bajunya yang sedikit kotor.

Merasa dirinya sudah terlepas dari pukulan Bastian, Raka langsung melenggang pergi dari tempat itu bersama Liona.

Anara hanya bisa menatap sendu kepergian mereka. Air matanya kini sudah mengalir deras dipipinya.

Bastian memberikan sebuah sapu tangan berwarna merah kepada Anara. "Hapus air mata lo! Gue gasuka lihat cewek cengeng!."

Anara merimanya dengan tangan kanannya, tanpa mengucapkan satu kata apapun.

"Kita pulang sekarang!" ucap Bastian yang berlalu pergi meninggalkan Anara.

"Gak peka!" Gumam Anara yang masih terdengar oleh Bastian.

...🦋...

Rumah berdesain Korea klasik berlantai dua dengan dominasi cat putih, ditambah cahaya yang berasal dari lampu taman menambah kesan mewah didalamnya.

Keduanya kini telah sampai di kediaman keluarga Wijaya, rumah Anara. Bastian memarkirkan motornya di depan garasi rumah Anara. Cowok itu mengantar Anara sampai di depan pintu rumah.

Walaupun diluarnya kelihatan dingin dan cuek, Bastian punya cara tersendiri untuk menunjukkan perhatian ataupun kasih sayangnya terhadap orang lain.

"Gue pulang" singkat Bastian.

Sebelum cowok itu melangkahkan kakinya pergi, pergelangan tangan kanannya terlebih dahulu dicekal oleh Anara.

Bastian menolehkan kepalanya dengan kening yang berkerut.

Tanpa aba-aba, Anara dengan cepat memeluk cowok itu dengan erat. Gadis itu menumpahkan segala kesedihannya di dekapan dada bidang milik Bastian.

Bastian merasakan isakan gadis yang sekarang ada didalam dekapannya. Nampaknya hati gadis itu sekarang benar-benar hancur.

Ia mengangkat telapak kanannya, dan mulai mengelus rambut panjang Anara berulang kali dengan lembut.

"Jangan nangis, gue gasuka!" ucap Bastian dengan suara beratnya.

Setelah merasa sedikit tenang, Anara perlahan melepaskan pelukannya.

"Emang gue itu manja dan kekanak-kanakan ya kak? sampai-sampai Raka selingkuh dari gue."

Bastian tersenyum tipis.

"Lo emang manja, lo emang kekanak-kanakan, Ra. Tapi gue tau, lo bersifat kayak gitu cuman gak mau kehilangan orang yang lo sayang kan? Lo mau buat orang yang ada di dekat lo merasa nyaman sama lo, iyakan?"

Anara menganggukkan kepalanya pelan.

"Jangan pikirin soal kejadian tadi. Lo beruntung karena udah tau kebrengsekan pacar lo itu. Lo terlalu baik dan terlalu sempurna untuk dia, Ra. Masih banyak cowok yang bisa menghargai elo."

"Lo masuk sekarang, tidur! jangan tangisin hal yang gak berguna lagi!" sambung Bastian lagi.

Anara mengangguk."Makasih kak, lo udah ngertiin gue."

"Gue bakal ngertiin Lo. Gue udah paham dengan sifat lo itu. Gue pulang dulu."

Anara tersenyum. Baru kali ini, ia mendapatkan orang yang bisa mengerti keadaannya. Bahkan, Satria pun jarang memperlakukan Anara seperti itu. Apalagi kedua orang tuanya yang kini tengah sibuk dengan pekerjaannya.

"Hati-hati kak."

Bastian mengangguk.

"Selamat malam peri kecil."

....

Segini dulu ya,
Jangan pernah bosen dengan cerita ini.

JANGAN LUPA VOTE NYA.

SEE YOU🥰

PERJODOHAN DI USIA REMAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang