📍BAGIAN 26📍

98 12 0
                                    

Bel istirahat sudah berbunyi sejak beberapa jam yang lalu. Namun Anara masih terduduk manis dibangku panjang yang terletak didepan kelasnya.

Kepala gadis itu menengok ke samping kanan dan samping kiri berulang kali. Sempat juga ia mengecek handphone nya untuk memastikan ada satu notifikasi dari Bastian. Suaminya.

Anara berdecak. Gerbang sekolah sebentar lagi akan ditutup oleh satpam penjaga sekolah. Tapi Bastian juga belum menampakkan batang hidungnya sama sekali.

Padahal ia sudah berjanji kepada Anara bahwa pulang sekolah ia akan membelikan Anara es krim. "Ini suami gue kemana sih?! di WhatsApp gak dibales. Di telfon gak diangkat. Awas aja nanti pulang gue tabokin tuh muka gantengnya."

Ting

Handphone Anara berbunyi dan menampilkan satu notifikasi dari seseorang yang Anara tunggu-tunggu.

'Sayang, maaf yaa. Aku ada kerja kelompok. Kamu pulang sendiri dulu, okey? hati-hati dijalan. see you sweet.'

Anara mengerutkan keningnya setelah membaca pesan dari Bastian. "Kerja kelompok tumben ngabarinnya mendadak." gumamnya.

"Ra? belum pulang?"

Anara langsung mendongak kesamping. Ternyata yang berbicara tadi adalah Rizky teman sekelasnya rupanya dari tadi belum pulang. Ada barangnya yang ketinggalan dikelas katanya.

"Pulang sama gue yuk."

Anara berdehem pelan. Ada untungnya juga ia pulang bersama Rizky. Itung-itung hemat uang juga.

Anara lalu berdiri dan memasukkan benda pipih yang ada ditangannya ke dalam saku seragamnya.  "Boleh, yuk!" ucap Anara dengan senang. Begitupun Rizky yang membalasnya dengan usapan lembut di puncak kepala Anara.

Sementara tepat diwaktu yang sama tapi dengan tempat yang berbeda, Neyla tengah menikmati hembusan angin menjelang sore di taman yang penuh dengan semerbak harum bunga-bunga yang kebetulan tumbuh mekar disana.

Gadis berparas cantik itu menampakkan senyuman lebar diwajahnya, sampai memperlihatkan satu gigi gingsul miliknya.

"Ayo, lebih kenceng lagi." 

"Gue gak mau wlekk!"

"Ih, ayo dong! Lo ayuninnya lambat banget kayak keong tau gak?!" Neyla menggeram kesal karena cowok yang ada dibelakangnya mengayunkan ayunan yang dinaikinya lambat.

Kata Neyla, main ayunan itu harus diayunin kencang. Supaya vibes nya itu dapet.

"Lo ternyata masih suka ayunan juga ya Ney?" cowok yang berdiri dibelakang Neyla memberhentikan laju ayunan.

Neyla menolehkan kepalanya ke belakang dan mendongakkan kepalanya keatas melihat paras tampan dari cowok itu dari bawah. "Pas waktu kecil gue gak terlalu menyukai ayunan. Tapi setelah gue mengenal lo, gue jadi suka sama ayunan."

Neyla menarik tangan berotot dari cowok itu, menariknya agar duduk di ayunan sebelahnya. "Lo inget gak Bas? pertama kali kita ketemu juga diayunan. Waktu itu gue gak sengaja lihat lo nangis terus gue samperin lo."

Bocah lelaki yang membawa susu coklat ditangan kanannya itu sedang menangis sesegukan diatas ayunan yang berada di taman tak jauh dari rumahnya. "Hiks...papa jahat, papa bentak aku." 

"Kamu kenapa? masa cowok nangis sih. Kata mama aku, cowok itu gak boleh cengeng." ucap gadis perempuan yang berdiri didepan bocah laki-laki itu.

Bukannya meredakan tangisnya, bocah lelaki tersebut malah menambah volume tangisannya. 

Gadis perempuan yang diketahui bernama Neyla Disa mengerutkan keningnya bingung. Apa ucapannya tadi salah? akh sepertinya ucapannya tadi tidak ada yang salah.

"cup cup cup, jangan nangis lagi. Muka kamu kalau nangis jelek." Ucapan yang barusaja dilontarkan dari bibir mungil Neyla berhasil membuat bocah laki-laki yang ada didepannya berhenti menangis.

"Nama kamu siapa?"

Neyla kecil tersenyum manis. "Nama aku Neyla. Kalau nama kamu siapa?" Neyla menjulurkan tangan kanannya.

"Nama aku Bastian." 

Neyla mengangguk. 

"Kamu kok tiba-tiba ada disini? kamu ngikutin aku ya?"

Neyla menyatukan kedua alisnya. "Ngikutin kamu? enggak kok. Neyla pas main sepeda tadi gak sengaja denger orang nangis, pas dicari ternyata suaranya dari sini. Emangnya kamu kenapa nangis?"

Bastian kecil menyeruput sedikit minuman susu kotak rasa coklat miliknya. Kakinya sedikit berjinjit supaya bisa mengayunkan ayunan yang ia naiki.

Melihat hal itu, Neyla berjalan di ayunan kosong yang berada disamping ayunan bastian. Mendudukkan bokongnya di ayunan itu, dan perlahan juga mengayunkan ayunan tersebut dengan kakinya.

"Tadi papa malahin aku." ucap Bastian. Neyla menoleh kearahnya.

"Kamu gak bisa ngomong 'r' ya?" tanya Neyla disertai tawa kecilnya.

Bastian memajukan bibirnya beberapa centi. "Ih! jangan ejek aku!" Bastian seolah berkata itu dengan memasang mimik wajah marah. Bukannya takut, Neyla malah tertawa melihat muka Bastian yang memerah. Gemes.

"Iya-iya, Neyla minta maaf. Emangnya papa kamu marah karena apa? pasti kamu nakal ya?"

Bastian mengangguk pelan. "Aku tadi nyekik anak ayam peliharaan papa. Pas aku ketahuan, aku malah dimalahin, Padahal aku kan cuman gemes sama anak ayamnya."

Neyla menutup mulutnya tak percaya. Pantas saja papa Bastian marah. "Terus anak ayamnya mati gak?"

Bastian menggeleng. "Cuman sekalat."

"HAHAHAHA, sumpah ya Bas itu lucu banget. Gue gak pernah lupa tentang hal waktu gue ketemu sama lo."

"Nyenyenye. Ketawa aja terus."

"HAHAHAHA" Neyla semakin mengeraskan suara tawanya. Bastian yang melihat Neyla yang tertawa lepas tak beralih menatap wajahnya. "Cantik."

Neyla berhenti tertawa. "Makasih. Gue emang cantik dari zigot."

Bastian mengerjapkan matanya dua kali. Sial, dia kira Neyla tidak mendengar itu. "Emm, pulang yuk. Keburu malem."

Neyla menarik tangan Bastian menuju motor yang terparkir tak jauh darisana. "Yuk!"

Saat tepat didepan motor miliknya, mata Bastian membola sempurna ketika melihat seseorang yang sangat ia kenal lewat didepannya menggunakan motor dengan posisi merangkul pinggang cowok didepannya dengan mesra. "Bangsat!"

....

Bastian bohong sama Anara ya? Awas lho Bas. Nanti kena karma, hahaha...

Btw, yang dilihat Bastian tadi siapa ye?

Oiya, vote part ini jika kamu suka.

Thank you and see you!

Spoiler part selanjutnya:

"Akhhhh, s--sa--kit."

Bastian menyeringai. "Itu hukuman buat lo karena udah lancang deket sama cowok selain gue!"







PERJODOHAN DI USIA REMAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang