📍BAGIAN 6📍

187 32 1
                                    

Assalamu'alaikum.
.
.
HAPPY READING🥰

Taman belakang sekolah.
Taman yang tidak begitu luas dan biasanya dipakai untuk siswa/siswi yang sedang bolos pelajaran. Tamannya terlihat asri dengan pepohonan yang rindang serta tanaman bunga yang kini sedang mekar disana.

Anara mendudukkan pantatnya di kursi bercat putih yang terletak dibawah pohon nan rindang.

"Lo gapapa?."

"Gapapa kak, cuman perih dikit aja."

Bastian mengangguk. "Mau gue kompres pakai es batu gak? Kalau mau, biar gue ambilin sekarang." tawarnya.

Anara menatap lekat iris mata berwarna coklat pria yang sekarang di hadapannya.

"Kenapa? Ada yang salah?."

Anara tertawa garing. "Enggak. Tumbenan aja lo ngomongnya panjang banget. Biasanya kan cuman sepatah dua kata."

Bastian diam tidak menggubris perkataan Anara.

"Kak, gue mau tanya boleh gak?"

Bastian mengangkat satu alisnya.

"Yahh, sifat dinginnya kumat lagi." batin Anara.

"Lo kenapa nerima perjodohan ini? Lo tau kan, kalau gue gak cinta sama lo?"

Bastian menghela nafas pelan. "Iya tau, tapi gue akan mencoba mencintai lo, dan buat hati lo supaya bisa luluh sama gue. Gue yakin pasti bisa. Kan kata orang, bisa karena terbiasa." Jelas Bastian.

"Tapi kan gue udah punya pacar!" Tegas Anara.

Bastian membulatkan matanya. "Lo udah punya pacar, tapi lo malah nerima perjodohan ini juga? Maksut lo apa sih?" bentak nya.

Anara sontak menundukkan kepalanya. Baru kali ini ia mendapat bentakan dari seseorang. Bahkan sebelumnya ia tidak pernah sekalipun dibentak.

"Ma--maaf kak. Gu--gue cuman gak mau bikin kecewa ayah sama bunda." ucapnya yang masih terbata-bata.

Bastian yang melihat perubahan sikap Anara itu pun langsung tersadar dan memeluknya gadis itu dengan erat.

"Maaf, maaf karena tadi gue udah bentak Lo."

"Hiks hiks hiks, A--anara gak su--suka dibe--bentak" Anara yang mulai sesenggukan.

"Iya, maafin gue ya" lembut Bastian.

"Jangan nangis lagi. Gue gasuka kalau lihat cewek  nangis." sambungnya lagi.  Bastian mengusap lembut air mata yang menetes membasahi pipi mulus Anara.

Anara menjawabnya dengan anggukan kepala, serta senyuman tipisnya.

"Yaudah, sekarang gue antar lo ke kelas. Nanti pulang sekolah, gue tunggu lo di parkiran."

"Em... gausah deh kak, nanti gue pulangnya sama pacar gue. Soalnya dia udah bilang, mau jemput"

Batian mengangguk pasrah. "Yaudah."

...🦋...

Pulang sekolah, waktu yang sangat ditunggu tunggu semua murid, setelah berperang dengan setiap mata pelajaran yang ada.

Seorang gadis cantik dengan bando yang menghiasi kepalanya sedang duduk di kursi halte sekolah dengan mengayunkan kakinya.

"Ihh, Raka kemana sih? Udah hampir satu jam gue disini, dia gak dateng dateng!" gerutu Anara. Gadis itu menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, menunggu kedatangan kekasihnya.

Suara deruman motor Bastian berhenti didepannya. Begitupun dia membuka helm full face nya.

"Belum pulang?."

Anara menyengir kuda. "Hehehehe belum."

"Mau pulang bareng gak? Gue denger-denger disini banyak preman."

"Ih, lo jangan naku-nakutin deh!"

"Beneran, kalau gak mau yaudah!"

Sebelum Bastian siap menancapkan gas motornya, Anara berhasil menghadang kaca depan motor Bastian terlebih dahulu.

"Anara ikut." ucap Anara dengan wajah gemasnya.

"Katanya tadi gak mau."

"Cuman terpaksa aja. Gue takut kalau digangguin sama preman."

Bastian tersenyum. "Naik."

Anara mulai berjalan dan menaiki motor Bastian.

"Helm nya dipakai dulu cantik!."

Anara menyengir. "Pasangin, gue kan gak bisa."

"Sini gue pasangin. Dasar manja!"

"Bukan manja kak, tapi gak bisa!"

"Sama aja. Dah, pegangan! takutnya lo terbang kebawa angin."

"Enak aja!. Mentang-mentang  badan gue kecil gitu?"

"Nah, itu lo  nyadar!"

Anara memutar bola matanya.

Selama perjalanan, tidak ada yang membuka topik pembicaraan. Keduanya sama sama diam menikmati semilir angin di sore hari.

"Udah sampai."

Anara turun dari motor milik Bastian, tak lupa ia mengucapkan terimakasih kepadanya.

"Ra."

"Iya kak?"

"Malam nanti ada acara gak? Kalau gak ada, gue mau ajak lo dinner."

Anara berfikir sebentar. "Em, oke."

"Yes! Jam setengah delapan gue jemput. Bay, Assalamu'alaikum"

"Iya, wa'alaikumussalam."

🦋-🦋

PERJODOHAN DI USIA REMAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang