📍BAGIAN 15📍

124 21 11
                                    

.
.
.

Anara sedang duduk bersantai di balkon luar kamarnya. Menikmati udara malam, ditemani minuman hot chocolate panas yang barusan ia buat.

Gadis itu sedang sibuk berkutik dengan laptop yang ia taruh di atas meja kecil di depannya. Manik matanya tengah serius menyimak video mukbang yang ada di salah satu channel YouTube.

"Gue lihat orang makan, kok gue jadi laper sendiri ya. Tapi kalau gue keluar, gak ada temen."

Anara nampak berfikir.

"Gue minta bantuan sama kak Bastian buat beliin nasi goreng aja deh. Siapa tahu dia mau."

Dengan segera, gadis itu melangkahkan kakinya ke dalam kamar mengambil handphone dan membuka aplikasi WhatsApp miliknya. Menekan nama kontak yang berada paling atas di beranda WhatsApp nya. Siapa lagi kalau bukan kontak nya Bastian? gadis itu menyematkan nomor milik Bastian sejak beberapa hari yang lalu.

WhatsApp.

Anda :
Kak Bastian, Anara laper.

Bastian :
Makan lah, gitu aja ribet!.

Anda :
Anara lagi pengen nasi goreng kak;(

Bastian :
Terus kenapa ngomongnya ke gue? gue gak jual nasi goreng!.

Anda :
IH, GAK PEKA!

/Read

"Dia nyebelin banget sih! Udah tunangan, tapi sifatnya masih kayak es!." Anara membuang handphone nya begitu saja di atas kasur besar miliknya.

"Terpaksa deh gue beli nasi goreng sendiri." Ia kemudian berjalan ke kamar Satria dengan menghentakkan kakinya dengan kesal

Tok..tok..tok

"Bang sat!!!" Panggilnya sambil mengetuk pintu kamar abangnya itu.

Karena tidak ada jawaban dari dalam, ia terpaksa menyelonong masuk begitu saja. "Untung pintunya gak dikunci."

Sorot matanya melihat Satria yang tengah asik mendengarkan lagu dengan headphone miliknya. Dengan jiwa usilnya, Anara langsung menyaut headphone tersebut dari telinga Satria.

"Apa-apaan sih dek? ganggu abang aja!."

"Lagian abang gue panggil sambil gedor-gedor pintu gak nyaut juga!."

"Emang ada apa?"

"Anara mau pinjem sepeda abang. Sepedanya Anara kan lagi rusak, gak bisa dipakai."

"Enggak boleh. Nanti kalau sepeda abang lecet gimana? sepeda abang itu tinggi. Kamu aja kemarin naik sepeda nabrak abang-abang tukang cilok!. Apalagi naik sepeda abang. Bisa-bisa kamu nanti nabrak pohon!."

"Ihh, Anara bawanya hati-hati kok. Pinjemin sepeda ya bang, plisss. Anara mau ke depan gang, buat beli nasi goreng." Anara memasang muka melasnya berharap Satria meminjamkan sepeda miliknya.

"Kan bisa suruh bibi buatin. Kenapa repot-repot keluar buat beli?"

"Anara mau nya nasi goreng gang depan!." Sentak Anara dengan menyilangkan kedua tangannya. "Kalau abang gak mau pinjemin sepeda, Anara bakal ngambek sama abang selama tiga hari, dan bakal gue bilangin sama ayah kalau bang Satria pelit!."

PERJODOHAN DI USIA REMAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang