📍BAGIAN 22📍

120 19 4
                                    

Assalamu'alaikum semua!
Bintangnya dipencet dulu bro!
Gratis kok, gak bakalan bayar. Haha
Semoga kalian suka dengan part ini..

Komen disetiap paragraf-nya yuk🤗
Kalian kalau hanya komen next disini juga gapapa.

***

Anara dan Bastian kini sudah berada di salah satu pusat perbelanjaan yang ada di Kota Jakarta. Sore ini, mereka akan belanja segala peralatan dapur serta beberapa bahan stok makanan selama dirumah.

Dengan sangat malas, Bastian mendorong trolli yang tadi Anara suruh. Bastian hanya mengekor di belakang Anara, membiarkan gadis itu memilih barang apa saja yang akan dibelinya dan memasukkannya kedalam trolli.

Anara banyak memasukkan cemilan kedalam trolli, serta beberapa kaleng minuman soda.
"Jangan beli ini Ra!" peringat Bastian sambil mengeluarkan kembali beberapa kaleng minuman soda yang sempat Anara masukkan ke dalam trolli.

Anara mengerucutkan bibirnya. "Tian, beli tiga boleh ya?" rayu Anara supaya Bastian memperbolehkannya membeli minuman soda itu.

Merasa tak tega, Bastian mengangguk dan mengacak rambut Anara dengan gemas. "Beli satu aja. Kata bunda, lo gak boleh minum minuman yang bersoda."

Anara memperlihatkan wajah senangnya. "Terimakasih Tian." Walaupun Bastian hanya memperbolehkan membeli satu minuman soda, Anara nampak begitu senang. Setidaknya dia bisa menikmati minuman itu untuk menjadi teman saat menonton drama Korea favoritnya nanti.

Mereka melanjutkan kembali aktivitas memilih barang belanjaanya. Mata Anara tertuju pada stan mie instan favoritnya. Dengan cepat Anara melangkah lalu sedikit berjinjit untuk mengambil beberapa mie goreng untuk dijadikan stok selama dia dirumah.

"Ra, udah belum?"

Anara menengok ke arah Bastian yang sudah memasang wajah jenuh dan lelah karena sedari tadi mendorong trolli.

"Belum. Kenapa?"

"Belum lo bilang? lo gak lihat kalau troli kita udah penuh Ra! udah yuk! kita ke kasur!"

Mendengar kata terakhir yang diucapkan Bastian, Anara sedikit terkejut. Memasang wajah bertanya-tanya. "Ka--kasur?" beo Anara.

"Eh, maksut gue kasir. Udah ayok! gue capek. Pulang kerumah nanti----lo!" tunjuk Bastian depan wajah Anara. "Harus pijetin gue!" titahnya.

"Gak! lo panggil aja tukang pijet! gausah nyuruh-nyuruh gue!"

"Gue maunya lo yang harus pijetin gue!"

"Gak!"

"Harus mau Ra!"

"Enggak! lo kira gue tukang pijet?"

"Harus nurut kata suami Ra!"

"Tapi gue gak mau Tian!"

"Aduhh, kalian ini lucu banget. Berantem aja mukanya tetep gemesin." ucap ibu-ibu yang sedang berbelanja.

"Saya emang lucu dan gemes bu." kata Anara dengan sifat PD tingkat overdosis nya.

"Kalian kakak adek?" tanya suami dari ibu itu.

Bastian menggeleng. "Kita itu-"

Ucapan Bastian terpotong oleh Anara yang menjawab pertanyaan dari bapak-bapak tadi. "Iya pak, kita kakak-adek. Abang saya ini orangnya emang ngeselin. Ngeselinnya sampai buat orang pengen ngecekik lehernya." ucap Anara yang melirik sinis Bastian.

Pasangan suami istri itu terkekeh mendengar penuturan Anara barusan. "Kalau berantem wajar sih dek. Yaudah, saya mau pamit dulu. Jangan berantem-berantem lagi. Malu, kalau dilihatin sama orang-orang disini." nasehat ibu tadi.

PERJODOHAN DI USIA REMAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang