📍BAGIAN 9📍

167 32 0
                                    

Jangan lupa votenya, okey! Caranya mudah dan pastinya gratis.

...


Setelah selesai makan malam, Bastian melangkahkan kaki jenjangnya ke sebuah taman yang tidak jauh dari sana. Diikuti Anara, yang hanya mengekor di belakangnya.

Sempat beberapa kali gadis itu berghibah tentang Bastian di dalam hatinya. Kenapa cowok itu gak ada romantis-romantis nya sama sekali? Ketika jalan aja, dia selalu duluan. Tidak sekalipun melihat Anara yang tertinggal jauh dibelakangnya, ia pun masih tidak peduli.

Hanya suara hembusan angin di malam hari. Keduanya sibuk dengan pikirannya masing-masing, membiarkan hembusan angin malam yang menyentuh kulit mereka. Bastian yang sibuk dengan layar handphone serta earphone yang berada ditelinganya, dan Anara yang tengah sibuk dengan pikirannya sendiri.

Satu nama yang ia pikirkan, RAKA. Entah kenapa kekasihnya itu tidak mengabarinya sama sekali. Bahkan minta maaf karena tidak jadi menjemputnya pun tidak.

Mata Anara menemui sosok pria yang sepertinya ia kenal. Tak butuh lama, ia langsung menghampiri pria tersebut, dan meninggalkan Bastian begitu saja.

"RAKA!"

Sang pemilik nama itu pun menoleh ke arah Anara.

"Loh, Anara? kamu kok ada disini?"

"Harusnya aku yang tanya, kenapa kamu ada disini?

"Anu, em a--aku ada urusan. Nah i--iya ada urusan"

"Owhh, urusan sama siapa?

"Sama saudara aku. Tadi dia minta jalan-jalan ke taman, terus papa sama mama nyuruh aku nganterin deh"

Anara kembali ber 'oh' saja

"Oiya, katanya kemarin kamu mau jemput aku sehabis pulang sekolah, tapi pas aku tungguin malah gak dateng, kenapa? Kamu sakit?"

"Enggak kok, aku sehat dan seperti yang kamu lihat sekarang. Baik-baik aja. Maaf ya, karena aku tadi gak jadi jemput. Soalnya tiba-tiba di sekolah aku ada jam tambahan sih."

"Beneran? Gak lagi bohong kan?"

"Siapa juga yang bohong? aku jujur sayang" Raka mengelus lembut pucuk kepala Anara.

Sudah terbiasa, ia bersikap manis di depan kekasihnya itu.

"SAYANG!" panggil perempuan yang mendekati Raka.

"Sa--sayang? maksutnya apa ka? dia siapa? Dia saudara kamu kan?" Anara mencoba tetap berfikiran positif.

"Hah? Saudara? gue itu pacarnya Raka, dan lebih tepatnya calon tunangannya sih. Btw, nama gue Liona"

Deg

Air mata Anara lolos dengan sendirinya.

"Ra, aku bisa jelasin semuanya" Raka mulai membuka mulut.

PLAK!!

"GAK ADA YANG HARUS DIJELASIN. SEMUA UDAH JELAS KALAU LO BOHONG, DAN LO SELINGKUH DENGAN PEREMPUAN JALANG INI!!"  Kini, Anara mulai tersulut emosi.

Raka memegang pipi kanannya yang terasa perih dan panas. Sedangkan Liona hanya menyimak keduanya, tak ada fikiran untuk mengangkat suara.

Dilain sisi, Bastian yang sedari duduk di bangku taman tidak tersadar bahwa disampingnya tidak ada Anara. Dasar, cowok itu memang tidak peka!

"Lah? kok dia gak ada sih?" gumamnya sendiri.

Mata Bastian mulai menjelajahi di setiap sudut taman. Pandangannya terhenti pada 3 orang yang sedang berdiri di pinggir taman, tak lain dan tidak bukan adalah Anara, Raka, dan selingkuhan nya.

"Nah, itu dia"

Bastian mulai berjalan ke arah Anara.

"Dicariin kemana-mana ternyata lo disini. Nyusahin banget sih lo!"

Raka beralih menatap Bastian yang baru datang.

"DIA SIAPA?" bentak Raka, yang membuat Anara sedikit memundurkan kakinya ke belakang.

Bastian yang tidak terima dengan bentakan yang diberikan kepada Anara, langsung menarik kerah baju Raka dengan cepat

"JANGAN PERNAH SEKALI-KALI LO BENTAK DIA!"

Raka berdecih dan menghempaskan tangan Bastian begitu saja. "Cih, ternyata lo murahan juga ya Ra? lo yang ngatain gue selingkuh, tapi sebenarnya lo juga selingkuh. Dasar munafik!" ucap Raka yang mendorong bahu Anara dengan kencang.

Anara langsung terjatuh ke tanah. Suara tangisnya mulai menjadi. Harusnya dia yang marah kepada Raka, tapi kenapa justru cowok itu memarahinya balik?

.....

PERJODOHAN DI USIA REMAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang