5 (Revisi)√

6.1K 725 18
                                    

Setelah pertemuan mereka dengan Dava, mereka menerima nya dengan baik tentu saja, kadang mereka berpikir aneh saja tentang Dava entah apa yang dipikirkan pokoknya berpikir aneh saja termasuk Rendi yang sudah bertemu dengan Dava selama 3 hari yang lalu. Chandra kini sedang kesal sekaligus malu sendiri setelah kejadian tadi ia membangga-banggakan dirinya sendiri yang ternyata yang diajak bicara tidak mengerti bahasanya.

"Udahlah jangan cemberut kayak gitu Chan, tuh mulut malah jadi kayak codot tau nggak, itu juga salah Lo sendiri nggak tanya-tanya dulu." Rendi menepuk bahu Chandra seraya tertawa menjahili, yang direspon dengusan sebal dari Chandra.

"Ya mana gue tau, ck udahlah jangan dibahas gue malu kalo inget-inget." Lagi-lagi Rendi tertawa lalu maniknya menangkap Dava, Rendi masih saja memperhatikan gerak-gerik Dava yang sedang bermain dengan Angga dan Diki, mereka seperti sudah sangat akrab padahal baru saja bertemu tadi. "Lo mau bawa dia pulang?." Kata Chandra tiba-tiba, sedari tadi juga Chandra mengikuti tatapan Rendi yang memperhatikan Dava.

Rendi spontan saja langsung mengangguk, itu memang keinginannya. Ia Rindu sosok adik.
"Ya, gue pingin dia bisa tahu dunia luar. Dan juga dengan kehadiran Dava, gue jadi bisa sedikit melepaskan rindu sama dia yang disana." Ucapannya memelan diakhir dan jangan lupakan matanya yang juga ikut menyendu.

"Gue setuju dengan niat baik Lo Ren." Selepas itu Chandra mengajak Rendi untuk ikut bergabung bersama Dava dan lainnya.

Mereka tengah duduk didepan tenda mereka, sesekali menceritakan hal yang terjadi selama Rendi terpisah dari ketiganya, namun disaat bersamaan, orang-orang berseragam baju berwarna coklat dengan nametag besar menempel dibajunya mendekat pada mereka. Senyuman terpatri di wajah mereka, bagaimana tidak polisi datang untuk menyelamatkan mereka dengan waktu yang cepat.

Angga, Chandra dan Diki mengucap Syukur sebesar-besarnya. Mereka terlalu senang asik mengobrol tadi hingga tidak mengetahui polisi yang datang menyelamatkan mereka. Rendi langsung memeluk salah satu polisi bernama Dika, pamannya sendiri.

"Terimakasih banyak paman, Rendi lega paman datang." Dika mengangguk seraya membalas pelukan dari Rendi.

"Sama-sama, ini sudah tugas paman. Sekarang cepat beres-beres, kau mau disini terus." Rendi mengangguk semangat, belum pergi dari sana Rendi menatap lagi wajah Dika.

"Paman, ada seseorang yang ingin Rendi kenalkan. Sebentar paman tunggu disini." Rendi celinguk-celinguk mencari seseorang siapa lagi jika bukan Dava. Anak itu yang tadinya masih duduk bersama ketiga temannya tiba-tiba tidak ada.

"Kemana Dava?." Gumamnya, ia mutar-mutar mencari sampai ia berkeliling tenda. Benar saja anak yang dicarinya ada disana, Dava takut tadi saat orang-orang itu datang, ia takut akan dilukai atau mungkin dipukuli. Jadilah ia langsung berlari menuju belakang tenda dan menyembunyikan wajahnya diantara tekukkan kakinya.

Dengan hati-hati, Rendi berjalan mendekat dan menyentuh bahu kecil itu pelan. Rendi bisa melihat wajah kaget Dava, ia pun berjongkok untuk menyamakan tingginya. "Hei, apa apa? Kau takut? Tidak perlu takut, ada kakak disini." Bujuknya dengan suara lembut, Rendi senang saat Dava menyebut dirinya dengan sebutan kakak.

"Kak?." Rendi tersenyum dan mengangguk pelan. "Ayo ikut kakak, jangan takut ya. Kakak akan membawamu ke rumah kakak, disana kau akan mendapatkan kasih sayang dari orang-orang baik hati." Rendi yakin Dava tidak mengerti, tapi ia tetap berusaha meyakinkan Dava untuk tidak takut. Dava memang tidak mengerti, tapi ia yakin jika orang yang ia panggil kakak saat ini itu baik. Dava percaya padanya, dengan sedikit ragu anggukan tanda mau pun terlihat. Ia juga ingin terus bersama Rendi, ia tidak mau sendirian disini lagi.

Rendi mulai menggandeng tangan yang lebih kecil darinya untuk memberi tahu semua polisi yang datang. Rendi pun mulai menjelaskan detailnya siapa Dava dan bagaimana ia bisa bertemu dengannya.

New World (END)✓TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang