"Rendi, Dava cepetan ini udah siang!." Teriakan terdengar dari lantai bawah tepatnya di dapur, Mita yang sedang menata makanan di meja makan, Wanita itu sudah cantik dengan baju yang dipakainya.
"Iya bentar lagi!." Sahutan Rendi terdengar.
Tak lama kemudian terdengar suara langkah kaki menuruni anak tangga diiringi tawa yang membuat suasana rumah di pagi ini ramai. Rendi terlihat sudah rapi dengan memakai celana jeans hitam, kaos putih di lapisi jaket denim berwarna coklat. Sedangkan Dava memakai jeans biru dan memakai kemeja putih bergaris-garis biru lengan pendek.
Keduanya mendekati meja makan dan mengambil posisi untuk makan, Agus juga sudah berada disana. Tak lama kemudian Mita datang membawa masakan dan meletakkan di meja lalu duduk disebelah sang suami, mereka berempat makan dengan tenang tanpa ada pembicaraan.
"Emang ada acara apa sih yah di rumah kakek." Tanya Rendi mengawali pembicaraan kala mereka semua sudah selesai makan.
"Nggak ada, cuma kakek sama nenek pingin semuanya kumpul disana." Agus menjawab pertanyaan dari Rendi, ini sebabnya ia berada di rumah dan tidak bekerja. Kakek dan nenek yang dimaksud yaitu orang tua darinya.
"Ya udah ayah mau manasin mobil dulu, ayah tunggu." Selepas kepergian Agus keluar. Mita pergi ke kamar diikuti Rendi di belakangnya, jangan lupakan Dava yang juga ikut mengekor di belakang Rendi.
Rendi tampak cemberut ke arah Mita yang kini sedang siap-siap di kamarnya. "Bun, Rendi sama Dava di rumah aja ya. Nggak jadi ikut." Adunya, wanita di depannya itu menatap anaknya seolah bertanya 'kenapa'.
"Ya nggak mau aja, mending Rendi sama Dava main bareng temen-temen aja. Ya kan dek?." Dava yang tidak tahu apa-apa mengangguk saja menuruti Rendi, dirinya mengikut saja seperti biasa.
"Harus ikut Rendi, kamu tuh kebiasaan kayak gini." Mita berjalan keluar dan diikuti kedua anaknya di belakang, mirip seperti anakan ayam yang mengikuti induknya.
"Tapi Bun Rendi_
"Nggak ada penolakan Rendi." Jadilah Rendi mengangguk lesu saja. Sampai di luar terlihat Agus yang sudah standby di dalam mobil, langsung saja mereka masuk ke dalam. Mita duduk disebelah Agus yang menyetir, Rendi dan Dava duduk di kursi belakang.
Mobil milik Agus terparkir di depan rumah mewah bercat putih yang mendominasi. Terlihat disana sudah ada beberapa mobil yang terparkir rapi.
Keluarga itu langsung keluar dari mobilnya, Rendi senantiasa menggandeng Dava yang terlihat bingung akan semua ini. "Ini rumah kakek sama nenek, mereka orang tua dari ayah." Jelasnya, Dava tampak berpikir dan setelahnya mengangguk kan kepalanya.
Disana sudah ramai ternyata, Rendi menghela napasnya sebelum masuk. Ia menyalimi kakek dan nenek, juga tak lupa bibi dan pamannya yang ada disana ada Dika juga, Dava juga melakukan hal yang sama dengan Rendi, saat di salami mereka tampak heran dengan kehadiran Dava yang tidak mereka kenali.
"Dava gimana kabarnya." Tanya Dika Ramah.
"Dava sehat, om gimana?." Tanya Dava balik, semua mata tertuju padanya hingga mampu membuatnya grogi sendiri, apa dirinya melakukan kesalahan.
"Ini siapa?, Temen Rendi?." Tanya pria baya ayah dari Agus, bernama Iwan.
"Dia adik aku kek, Dava." Rendi tersenyum lebar saat mengenalkan Dava.
Sontak saja orang-orang disana yang belum mengetahui Dava kaget mendengar pernyataan yang dibuat Rendi. Dava menunduk takut saat dirinya ditatap tajam seolah-olah dia penjahat.
"Adik? Apa maksudnya." Kali ini Yanti ibu dari Agus yang bertanya meminta penjelasan.
"Ceritanya panjang, intinya dia adikku." Setelahnya Rendi membawa Dava untuk duduk disebelahnya. Terlalu malas untuk menjelaskan, ia tidak mau ada pertanyaan-pertanyaan lain yang keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
New World (END)✓Terbit
FanfictionDi sanalah dirinya hidup, di tengah hutan tanpa seorang yang menemaninya. Mungkin sangat mustahil, namun apa sih yang tidak bisa terjadi di dunia ini?. Dirinya yang suka menatap bintang pada gelapnya malam hari yang bahkan tidak mengetahui nama dan...