Rendi berteriak frustasi, sejak dirinya mengusir Dava tadi, perasaannya tidak enak. Perasaan khawatir pun ikut menghampiri dirinya sehingga ia uring-uringan memikirkan Dava. Apa ini yang namanya penyesalan? Rendi lupa dengan janjinya akan tetap melindungi Dava apapun yang terjadi.
Remaja itu menatap Lamat benda pemberian Dava tadi, ia tidak tahu apa maksudnya Dava memberikan itu padanya karena tadi Rendi sudah terlanjur kalut. Karena penasaran pun Rendi segera melihat apa isi flashdisk itu dan kamera tersebut, ia sibuk menonton dikamar dengan laptop didepannya.
Keningnya mengerut karena sepuluh menit berlalu hanya menampakkan kamar bercat putih tanpa ada orang didalamnya, tapi lima menit kemudian datanglah dua orang yang Rendi tahu, mereka adalah Maya dan Ejas.
"Kenapa kita harus lakuin ini si mam, lebih enak lagi kalo kita langsung buat anak itu sekarat."
"Kalau seperti itu kan nggak ada seru-serunya Ejas. Biarkan dia tersiksa seperti ini dulu."
"Ya sudah, aku akan bawa anak itu kesini sekarang."
Rendi terus saja fokus menatap layar laptop didepannya, begitu kagetnya ia melihat Dava di dorong dengan kasar untuk masuk kamar itu. Kemudian Maya menyuruh adiknya untuk tiduran di kasur, hal yang menyita perhatian Rendi adalah suntikan ditangan Maya. Sama seperti yang Dava berikan padanya.
Hatinya memanas saat setelah Dava mendapatkan suntikan itu langsung kesakitan dan berteriak minta tolong dengan mata yang sendu, tidak ada kehidupan disana. Kedua orang disana hanya tertawa menyaksikan Dava tersiksa, Rendi sakit melihatnya.
"B******!!." Pekiknya, ada banyak video didalam flashdisk itu dan semuanya video penyiksaan Dava. Dan hanya ada satu video yang berbeda dari yang lain, segera Rendi membuka video tersebut.
Lagi-lagi hatinya kembali teriris, ada Dava yang tengah merekam dirinya sendiri divideo itu dalam kamar mandi. Keadaan Dava hampir saja dengan tadi anak itu datang kesini, raut kesakitan terlihat jelas divideo yang Rendi tonton.
"Hai, aku Rey tapi aku lebih suka memanggil diriku dengan nama Dava, begitu pun ketika orang lain memanggil ku. Video ini khusus untuk kak Rendi Dari Dava. Kak, maafin Dava yang sudah buat kakak sakit hati dengan perlakuan Dava waktu itu.
Dava ngelakuin ini semua karena Dava tau kalo Tante Maya itu licik. Bukti yang dibawa waktu sidang itu palsu kak, dan aslinya masih tersimpan baik dilemari baju Dava. Intinya maksud Dava melakukan ini semua untuk mencari bukti yang lain jika Tante Maya benar-benar orang yang jahat.
Dava rela disiksa sama mereka buat cari bukti itu sendiri, walau Dava tau ini sangat beresiko buat Dava sendiri. Bukannya Dava tidak menghargai hasil mendiang om Dika selama ini, tapi Dava hanya ingin menebus kesakitan yang om Dika rasakan,,, maafin Dava karena om nya kakak meninggal gara-gara Dava.
Kak, dada Dava sakit. Tante dan kak Ejas bilang kalo cairan yang disuntikin tiap hari ke tubuh Dava bisa buat Dava mati perlahan. Dava takut nggak bisa ketemu kakak lagi, Dava takut waktu Dava sebentar lagi. Tolongin Dava disini, Dava sakit kak, Dava takut."
Hancur sudah hati Rendi berkeping-keping, selama ini ternyata Dava bermaksud untuk melindungi keluarganya, walau Dava tidak menceritakan divideo, namun Rendi tahu maksud Dava. Dava meminta pertolongannya selama ini, namun dengan bodohnya Rendi malah menyepelekan itu semua. Ia malah abai dan tidak peduli jika selama ini adiknya meminta pertolongan.
KAMU SEDANG MEMBACA
New World (END)✓Terbit
FanfictionDi sanalah dirinya hidup, di tengah hutan tanpa seorang yang menemaninya. Mungkin sangat mustahil, namun apa sih yang tidak bisa terjadi di dunia ini?. Dirinya yang suka menatap bintang pada gelapnya malam hari yang bahkan tidak mengetahui nama dan...