35 (Revisi)√

1.4K 193 10
                                    

Tangan Mita dia gunakan untuk menutup mulutnya yang ternganga, tidak percaya dengan apa yang barusan dirinya baca. Pantas saja dirinya merasa ada yang berbeda jika dekat dengan Dava, ternyata semua ini penyebabnya.

Bodohnya Mita yang tidak mengenali Angga Wijaya sebagai kakaknya sendiri waktu itu, Mita tidak menyangka jika Dava adalah keponakannya sendiri.

Antara senang dan sedih, senang saat mengetahui jika anak yang dirawatnya beberapa waktu ini adalah keponakannya dan sedih mengetahui bahwa sang kakak sudah meninggal lama.

Terpisah oleh Angga saat dirinya berumur 4 tahun waktu itu membuatnya tidak mengenali sosok kakaknya yang sudah dewasa, padahal Rina sering kali mendengar tentang Angga, apalagi dengan kecelakaan yang menimpa kakaknya itu. Sungguh Mita tidak tahu akan hal ini.

Sampai rumah Mita langsung menerjang Dava dan memeluknya erat-erat seraya menangis. "Bunda bersyukur bisa ketemu kamu Dava, ini Bibi, adik dari ayah kamu." Paraunya.

Dava sendiri hanya bisa tersenyum tipis dengan menyamankan pelukan. "Bibi." Panggilnya, Mita menggelengkan kepalanya tidak setuju.

"Tetap panggil bunda sayang, bibi yang akan jadi bunda kamu sampai kapan pun."

Rendi masih mencerna kejadian tersebut, Agus yang tahu akan kebingungan Rendi pun menceritakan.

"Kamu udah tau lama kan kalo bunda kamu bukan anak kandung nenek sama kakek kamu (orang tua angkat Mita). Bunda kamu itu adik dari Angga Wijaya Ren, ayah Dava. Semuanya udah terbukti dari map ini, almarhum om kamu, dia berhasil nemuin semua bukti itu." Jelas Agus tersenyum tipis.

"Jadi? Dava sepupu Rendi yah. Wah nggak bisa dipercaya, selama ini Dava emang adik Rendi yah." Percayalah Rendi mengucapkan itu dengan mematung ditempatnya, maniknya masih menatap objek kedua orang yang tengah pelukan itu.

"Ayah, bunda, kak Rendi. Dava udah inget semuanya. Maaf baru cerita sekarang."

.

Acara yang diinginkan Dava, ulang tahunnya. Anak itu meminta untuk dibatalkan saja, membuat orang-orang itu bingung. Ini juga sudah lebih satu Minggu lebih sejak kepergian Dika.

Semenjak mengetahui Dava adalah adik sepupunya, Rendi semakin sayang dengan anak itu namun terbaik oleh sikap Dava yang justru berubah. Anak itu menjadi kembali diam kembali dan irit bicara, yang berbeda hanya menampilkan raut datarnya yang belum pernah ia berikan pada orang-orang.

"Adek mau kemana?." Tanya Rendi lembut seperti biasanya, Dava sudah terlihat rapi dengan outfit yang digunakannya.

"Keluar bentar."

"Kakak temenin ya."

"Nggak usah." Dava langsung melengos pergi begitu saja, membuat Rendi hanya diam di tempatnya.

"Adek kenapa berubah." Lirihnya.

Dava sering kali keluar sendiri tanpa ditemani oleh siapapun seminggu ini, dan membatalkan acara keluar nya jika ada yang kekeh untuk menemaninya keluar.

Rendi berniat akan menanyai Dava nanti saat anak itu pulang, Rendi harus memastikan jika tidak ada yang terjadi pada adiknya sehingga membuat sifatnya menjadi seperti itu.

Satu jam kemudian, Dava pulang dengan tudung Hoodie miliknya menutupi kepala.

"Adek, kakak mau ngomong." Dava mendongak dan mengangguk kecil.

"Sekarang coba cerita, adek ada masalah apa sekarang?." Dava tidak balik menatap Rendi dan memilih untuk menatap layar TV.

"Apaan sih kak, aku nggak ada masalah apa-apa kok." Lihatlah, bahkan gaya bicara Dava sudah berbeda saat ini. Namun Rendi berusaha untuk tetap bersikap memaklumi.

New World (END)✓TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang