Typo: manusia:)
Beberapa menit yang lalu di lain waktu.
"Aduh kenapa bisa lupa sih." Kesal Rendi saat baru menyadari bahwa laptop miliknya tertinggal, padahal jarak sekolah sudah dekat. Mau tak mau Rendi pun memutar arah untuk mengambil laptopnya yang tertinggal. Jika hanya buku tugas saja Rendi tidak mungkin membela-belakan diri untuk pulang lagi, masalahnya ini semua tugasnya ada dalam laptop itu yang akan ia presentasi kan nanti dikelas.
Diliriknya jam yang melingkar di tangannya, masih ada waktu 20 menit untuk dirinya bolak-balik ke rumah dan ke sekolah. "Yakin sih hari ini telat, argh bodo amat deh." Gerutunya lagi, Rendi pun sedikit menambah kecepatan untuk sampai rumahnya.
Sampai nya didepan rumah pun Rendi langsung lari terburu-buru yang membuat maid di rumahnya keheranan. Setelah mendapat apa yang diinginkan, Rendi tentu merasa lega dan segera keluar dari kamarnya. Namun saat akan menuruni tangga, keningnya mengernyit heran saat sebuah ruangan yang jarang pernah dibuka kini terbuka.
Diurungkannya niat untuk menuruni tangga, Rendi pun mendekati ruangan tersebut. Sampai nya di daun pintu Rendi melihat sosok yang sangat ia kenali, tak salah lagi itu Dava.
Seperti nya Dava tidak mengetahui kehadirannya, hingga Dava membalikkan badannya Rendi pun bertanya hingga membuat Dava kaget.
"Sedang apa disini?." Tanyanya dengan nada datar, memicingkan matanya untuk mengamati isi tempat itu. Yang di tanya tersentak kaget dan menatap takut ke arah Rendi.
"D-dava...Dava hanya." Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Rendi sudah menyela terlebih dahulu.
"Sudahlah, nanti saja. Kakak telat." Ucap Rendi setelah ingat dirinya akan terlambat jika meneruskan obrolan ini. Lantas Rendi pergi meninggalkan Dava yang menunduk.
Ucapan yang Rendi katakan tadi dengan nada datarnya membuat Dava sakit, memang ini salahnya tadi melihat sikap Rendi yang seperti itu membuatnya sesak.
"Maaf." Lirihnya menatap sendu ke arah depan.
"Dek Dava kenapa? Aduh maaf ya mbak lupa mau ngunci kamar ini tadi." Suara itu berasal dari Ranti. Tadi setelah membersihkan kamar ia lupa untuk menguncinya lagi, kamar ini memang hanya dibersihkan seminggu sekali.
"Nggak papa, maafin Dava yang udah masuk sini." Setelah mengucapkan itu Dava berlalu ke kamarnya.
.Rendi menyandarkan tubuhnya di kursi kantin, lega rasanya karena presentasi nya berhasil tanpa hambatan, walau dirinya harus telat masuk. Setidaknya nilainya bisa terselamatkan. "Untung aja tadi pulang lagi, kalo nggak wes ora reti meneh, bisa di marah habis-habisan sama Bu Ria." Ucap Rendi diangguki Diki dan Angga, berbeda lagi dengan Chandra yang malah meledeknya.
"Sebenernya sih lebih untung lagi Rendi nggak pulang, biar kena hukuman, kayaknya keren banget gitu kalo Lo kena hukuman Ren." Nah kan mulai lagi mulut codot nya Chandra, itu sebutan dari anak cewek di kelasnya.
Mendengar itu Rendi menatap tajam ke arah Chandra, tangannya tanpa aba-aba langsung melepas sepatunya yang akan ia layangkan ke arah Chandra. Tapi sebelum sepatu itu dilemparkan Chandra sudah lari keluar kantin.
"Bukan temen gue lo codot!." Seru Rendi seraya memakai kembali sepatunya, sementara Diki dan Angga hanya bisa tertawa dan menggelengkan kepalanya.
"Oh iya Ren, gue ngerasa sekarang lo anteng-anteng aja sama si Fiki, baikan lo berdua?." Tanya Angga yang membuat Rendi mendengus kesal.
"Entahlah, malas gue bahas beginian." Raut Rendi menjadi datar dan menahan amarah jika sudah membicarakan tentang ini. "Mbak tambah satu lagi es tehnya." Lanjut Rendi lagi memesan minuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
New World (END)✓Terbit
FanfictionDi sanalah dirinya hidup, di tengah hutan tanpa seorang yang menemaninya. Mungkin sangat mustahil, namun apa sih yang tidak bisa terjadi di dunia ini?. Dirinya yang suka menatap bintang pada gelapnya malam hari yang bahkan tidak mengetahui nama dan...