Terjebak dalam hutan adalah suatu yang mengerikan saat orang-orang membayangkannya, belum lagi memikirkan kita akan selamat atau tidak. Dimana di dalam sana banyak yang kita tidak ketahui. Ketiga remaja itu diam memikirkan bagaimana mereka keluar, namun sebelum itu mereka memikirkan bagaimana keadaan teman mereka yang satunya, Rendi. Mereka tidak mungkin putus asa tanpa adanya perjuangan.
"Terus kita sekarang mau gimana." Ucapan yang keluar dari mulut Angga ditanggapi gelengan kedua temannya. Yang terdengar hanya helaan napas lelah mereka. Setidaknya mereka bersama-sama dan cukup membuat rasa takut dan khawatir mereka sedikit menghilangkan.
"Yang bisa kita lakukan sekarang hanya berdoa, kita cari tempat untuk buat tenda. Bukannya nggak peduli sama Rendi, tapi kita juga butuh istirahat." Saran Diki membuat Chandra dan Angga mengangguk setuju. Benar apa yang dikatakan Angga, mereka juga butuh tenaga untuk melanjutkan perjalanan mereka untuk mencari bantuan. Lagi pula jam sudah menunjukkan pukul lima sore yang sebentar lagi akan petang.
Tentu mereka begitu mencemaskan Rendi yang tidak tahu dimana. Mereka merasa bersalah karena mengajak Rendi ikut bersama mereka, mereka hanya berdoa semoga Rendi baik-baik saja. Setelah menentukan tempat yang nyaman, mereka mulai mendirikan tenda yang akan mereka tiduri malam ini. Mereka juga menyalakan api unggun untuk menghangatkan tubuh mereka dan juga memasak makanan yang bawa dari rumah tadi. Untung saja mereka membawa banyak makanan.
Disisi lain, remaja manis itu sedang berjalan pulang menuju rumah, ah lebih tepatnya gubuk kecil yang ia tinggali selama ini. Sesekali ia melihat sekitarnya guna mencari takut saja ada buah atau apa pun yang bisa ia makan untuk mengganjal perutnya. Langkahnya berhenti ketika ia melihat sebuah tas besar di depannya, sungguh ini pertama kalinya ia melihat benda itu. Ia dekati benda itu namun saat sudah didekatnya ia kaget melihat orang lain tak jauh dari tas itu tidak sadarkan diri.
Ia tentu bingung juga takut, pikirannya berkecamuk saat ini. Baru pertama kalinya ia melihat orang selain dirinya disini. Karena penasaran ia dekati pelan-pelan orang itu. Orang didepannya ini begitu tampan dan putih bersih, baju dan celana yang ia gunakan dari atas hingga bawah begitu bagus berbeda sekali dengan yang ia pakai saat ini. Rambutnya apalagi, sangat beda jauh dengannya.
Ia kasihan melihatnya orang ini sepertinya terluka, ia tidak tega meninggalkan nya sendirian disini. Jadi ia putuskan untuk membawa orang itu ke gubuknya, tentu susah membawanya oranh yang ia temukan ini mengingat tubuhnya yang kecil. Ia harus beberapa kali berhenti karena tidak kuat, ia harus menyeret orang itu karena tidak ada pilihan lain.
Sampailah ia di gubuk yang selama ini ia tinggali, ia angkat orang itu perlahan ke tempat yang ia tiduri juga selama ini. Hanya kayu yang disusun rapi--agar nyaman saat ditiduri. Maniknya memandang lamat wajah di depannya, setelahnya ia garuk tengkuknya sendiri karena bingung. Sambil menunggu orang itu sadar, ia akan memasak makanan yang sedari tadi ia cari.
Hingga sesampainya ia selesai memasak juga, orang itu belum juga bangun. Ia amati lagi wajah didepannya, terlihat sangat nyenyak dalam tidurnya sampai tidak terganggu. Ia menghela nafas panjang dan mulai keluar dari dalam sana. Seperti kebiasaan saat malam ketika langit cerah dan banyak bintang menunjukan dirinya, juga jangan lupakan bulan yang saat ini bersinar terang tanpa tertutup awan. Ia akan keluar untuk memandangi ciptaan Tuhan itu. Duduk dengan tenang menyilangkan kakinya seraya mendongakkan wajahnya ke atas.
.
.
.
Matahari sudah memunculkan dirinya lagi, semrawut jingga juga sudah terlihat. Dingin, satu kata yang mendeskripsikan cuaca disini saat ini. Angga, Chandra dan Diki tidak bisa tidur malam tadi. Mereka masih memikirkan bagaimana mereka keluar dari sini, apalagi orang tua mereka pasti akan sangat khawatir ketika anak-anak mereka tidak kunjung pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
New World (END)✓Terbit
Fiksi PenggemarDi sanalah dirinya hidup, di tengah hutan tanpa seorang yang menemaninya. Mungkin sangat mustahil, namun apa sih yang tidak bisa terjadi di dunia ini?. Dirinya yang suka menatap bintang pada gelapnya malam hari yang bahkan tidak mengetahui nama dan...