Party & kedekatan mereka

133 9 0
                                    

Malam Minggu, rumah Natasha di buat ramai oleh gang Tigerangers. Halaman depan rumah dipenuhi motor-motor besar serta mobil-mobil yang berjajar rapi. Menggelar karpet di halaman depan ternyata tidak terlalu buruk di bandingkan di dalam rumah.

"AGAM BISA DIEM GAK SIH LO!? JANGAN MAKAN MULU KERJAAN LO! SINI BANTUIN GUA BAKAR SOSIS!" Cahaya tak henti-hentinya ngedumel sebab Agam sedari tadi merecoki.

"Kok sosisnya hitam sih, Ca?" Rafi bertanya pada cahaya.

"Tuh gara gara si Agam!" tunjuk Cahaya.

"Anjing! Lo nyalahin gue mulu! Gue ngebantuin salah, diem salah. Mau lu apa?!" misuh Agam.

"SANTAI BRO SANTAI!" Bima menepuk pundak Agam saat cowo itu kebetulan berlalu di sebelahnya.

"Si Violet sama si Rania yang diem aja dari tadi ga lo marahin! Kenapa gue yang kena imbasnya?!" misuh-misuh Agam.

"UDAH LO BERISIK AGAM!" Cahaya melemparkan botol plastik ke arah Agam. Namun, sayang sekali botol tersebut malah melesat kena kepala Bima. Tetapi baguslah pikir Agam.

"Siapa yang lempar botol hah!?"

Cahaya beranjak dari duduknya. Cewe itu berjalan menghampiri Bima yang tengah mengusap-usap kepala. "Aduh sorry ya Bima. Gue ngga sengaja sumpah! Tadi niatnya mau lempar ke si Agam tapi malah meleset kena lo, maaf ya."

Bima mengangguk. "Oh gapapa! Kirain temen gue, kalo lo yang lempar gue ikhlas kena tiga kali juga."

"MODUS! MODUS!" sindir Agam.

"Agam, ambilin saus dong." suruh Violet.

Agam berdecak tapi menurut. "Nih! Jangan banyak-banyak." Agam menoleh pada Raja yang sedari tadi hanya diam merenung.

"Natasha, mana?" tanya Agam.

"Di dapur." jawab Violet.

Raja menatap Agam yang tiba-tiba duduk di sampingnya. "Dari pada perang dingin mending lu samperin terus jelasin sejelas-jelasnya ke si Natasha." saran Agam.

"Ga ada yang perlu di jelasin." kata Raja.

"Yakin? Emang lu ga butuh penjelasan si Natasha sewaktu di kantor polisi kemarin? Gue yakin dia juga butuh penjelasan soal omongan lo kemarin." ujar Agam.

"Natasha jadi menghindari lo terus kan kita jadi ga enak, ja. Dia yang punya rumahnya tapi dia kayak kurang nyaman gara-gara ada lo." Raja mendelik.

"Fakta ini." tekan Agam.

🦋🦋🦋

Gading memasuki rumah Natasha. Cowo itu ingin menemui Vanya karena tadi dia izin untuk mengangkat telpon dari seseorang tapi tak kunjung kembali membuat Gading resah sendiri.

Gading lihat Vanya sedang melamun di ruang tamu. Gading ikut duduk di sebelah Vanya.

"Ngapain?"

"Siapa?"

"Lo."

Vanya mendengus. "Coba kalau ngomong itu jangan ngirit. Ngomong panjang lebar ga mengharuskan lo bayar."

"Lo ngapain ngelamun? Ada masalah?" ulang Gading.

"Kaki gue sakit." seketika Gading berjongkok lalu membuka sepatu yang di pakai Vanya.

"Sepatu udah kecil itu jangan di pake."

Vanya meringis. "Ini sepatu kesayangan gue."

"Lo bisa beli lagi, Vanya!"

Gading beranjak berdiri membuat Vanya terus memperhatikannya. Diluar dugaan, Gading membuka sepatunya lalu memberikannya kepada Vanya.

"Pake."

"Ga usah! Gapapa gua pinjem sendal Natasha aja." melihat tatapan Gading yang seolah tak ingin di bantah, Vanya hanya menurut.

"Gue tunggu di luar." Gading melenggang pergi begitu saja tanpa menggunakan sepatu hanya menggunakan kaus kaki.

"Ini sepatu kok gede banget." ternyata ukuran kaki Gading lebih besar dari Vanya.

"Raja mau kemana?" tanya Vanya namun diabaikan. Tidak ingin memperdulikan dia berlari keluar rumah menghampiri Gading.

Raja berpas-pasan dengan Natasha di dapur saat dia akan mengambil gelas. Natasha bahkan tidak menatap Raja sama sekali.

"Lo kenapa menghindari gue?" Natasha bergeming dan tak ingin menanggapi dia melangkah pergi namun Raja menahannya, menggenggam tangan Natasha seolah tidak mengizinkannya untuk pergi.

"Ucapan lo kemarin buat gue ga nyaman, Ja." bisa Natasha rasakan Raja perlahan melepaskan genggaman di tangannya.

"Gue ga pernah benci lo, Ja. Tapi gue mulai meragukan perasaan lo." Natasha meraih tangan Raja dan menggenggamnya seperti yang cowo itu lakukan tadi. Natasha menatap Raja yang di tatap balik oleh Raja. "Yakinkan gue kalo emang lu serius, Ja."

"Yakinkan gue kalo lo emang ga ada hubungan apapun sama si Angel."

Raja benci keraguan jika memang Natasha ragu maka Raja akan menunjukkan keseriusannya dalam bentuk ciuman. Raja menyudutkan Natasha ke dinding, mencium bibir Natasha penuh kelembutan. Setiap kecupan itu adalah bentuk penegasan.

"Masih ragu?"

Natas

R.A.J.A.B.U.M.I

RAJA BUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang