Tigerangers dan martabak kacang keju

384 32 3
                                    

Tepat pukul jam lima sore. Kini di lapang tengkorak, lebih tepatnya di perbatasan SMA Pamor dan SMA Dewa, dua gang saling menyorot tajam. Tatapan permusuhan terpancar dari mereka.

"Lo udah mengibarkan bendera perang, Raja!" seru Rio-ketua Rajawali, penuh emosi.

Raja yang tengah berdiri tegap di hadapannya tersenyum miring. "Lo yang mengibarkannya!" Kedua tangannya mengepal hingga terlihat urat urat nadi dikedua tangannya.

"LO SEMUA BAJINGAN MAIN KEROYOKAN!"

"Gak mungkin ada asap kalau ga ada api!" sudut Raja. Rio mendorong tubuh Raja Membuat Raja mundur beberapa langkah. Raja menggeram marah lalu tanpa aba aba ia memukul Rio. Saat itu pula terjadi perkelahian, pukulan demi pukulan mereka layangkan. Satu persatu anggota Rajawali mulai tumbang, Tigerangers terlalu kuat dan banyak untuk Rajawali yang lemah dan sedikit.

Raja menatap Rio yang sudah babak belur. "Berdiri lo, anjing!" Rio berdiri dengan susah payah, lalu Raja kembali memukul Rio dan menendang perutnya.

"Lemah!" hina Gading.

"Makanya jangan belagu." ledek Bima.

Raja berjongkok dihadapan Rio lalu menepuk pelan wajah Rio. "Jangan cari masalah kalo lo masih pengen hidup." Raja beranjak berdiri lalu berteriak. "TIGERANGERS!?"

"BANGKIT UNTUK MELAWAN!" Seru seluruh anggota Tigerangers tak kalah kencangnya.

Rajawali kali ini kalah. Mereka akui itu.

"Cabut."

🦋🦋🦋

Tepat 3 tahun yang lalu bulan Januari adalah waktu terbentuknya Tigerangers yang diciptakan oleh Axel Rolando. Awalnya Tigerangers hanya berjumlah sedikit hanya Axel beserta kawan kawannya saja. Sekarang Tigerangers memasuki umur yang ke 4 tahun disitulah masa kedudukan Raja dimulai sebagai Ketua. Kenapa Axel memberikan jabatan ketuanya kepada Raja? Karena Axel saat itu baru saja lulus sekolah dan harus melanjutkan studinya di Los Angeles, dan Markas Tigerangers itupun bekas rumahnya Axel.

Setelah Raja menjadi ketua. Disitulah Tigerangers semakin berkembang, markas yang semakin besar, fasilitas yang terjamin, anggota yang semakin banyak dan juga sangat berontak. Raja adalah orang kepercayaan Axel.

Ansel Alexia adalah wakil ketua.

"Bim, lo punya nomernya si murid baru?" pertanyaan Raja mampu membuat suasana jadi hening sejenak kemudian ramai mengolok-olok Raja.

"Cie Raja cie." olok Agam dengan wajah tengilnya.

"Ga punya nomornya gue." ungkap Bima.

"Kan lu sekelas sama dia, Bim." Bima melemparkan botol kosong pada Raja.

"Emang kalau sekelas harus punya nomornya?"

"Bener tuh, lu juga kaga punya nomor si Angel kan?" sudut Agam.

"Padahal si Angel cantik ya?" persepsi Alfan.

"Mau cantik atau ngga gua gak bakal suka sama dia." tekan Raja.

Angel Angelin, perempuan yang menyukai Raja. Bukan suka lagi tapi sudah tergila-gila pada Raja dari kelas 10, Angel sudah menyatakan cintanya. Namun sialnya Raja selalu menolaknya secara mentah-mentah. Bukannya menyerah tapi perempuan itu semakin gencar untuk mendapatkan Raja. Dan lebih parahnya mereka sekelas.

"Minta ke si Vanya, aja." saran Bima.

Raja seketika menoleh pada Ansel yang tengah memainkan gitar. "Minta nomer si Vanya."

Ansel langsung merogoh ponselnya di saku celana jeansnya. "Tuh." Cowok itu memberikan ponselnya.

"Mau ngapain?" kepo Alfan.

RAJA BUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang