Natasha Vs Aurora

97 7 1
                                    

"Muka lo kek badut." Natasha tertawa geli melihat wajah Raja yang belepotan menggunakan make-up, hasil karya Natasha.

Raja tersenyum miris memandang wajah tampannya dari pantulan cermin. Hilang sudah harga dirinya sebagai laki-laki. Raja berkunjung ke rumah Natasha untuk melepas rindu.Sebagai cowok yang baik hati ingin membuat kekasihnya bahagia, Raja mengiyakan keinginan Natasha.

"Eh foto dulu yuk buat kenang-kenangan."

"Awas ya jangan di posting."

"Ga di posting cuma mau di sebarin aja ke temen-temen elo."

Raja cemberut, Natasha terkekeh geli. "Bercanda."

Natasha tidak bisa menahan tawa setiap kali menatap Raja. Raja ikut senang jika Natasha senang walaupun wajah tampannya yang menjadi korban tetapi jika itu alasan Natasha tertawa, kenapa tidak.

"Boleh cium ga?"

"Sana cuci muka."

"Habis cuci muka cium ya?"

"Pipi sebelah mana dulu yang mau gue tampar?!"

Raja langsung beranjak berdiri bertepatan saat Vanya baru saja keluar kamar. Raja semakin malu di ketawain Vanya.

"Gimana bagus gak hasil gua?" Natasha bertanya bangga.

Vanya mengacungkan kedua jempol. "Eh tapi kurang belepotan, kalau mau gua tambahin lagi sini."

Raja menggeleng. "No! Ini aja gua udah kayak badut nanti reputasi gua ancur sebagai ketua gangster."

Vanya terkekeh. "Udah ancur kali, Ja."

🦋🦋🦋

"Mana cowok gua?" tanya Aurora seraya bersidekap dada di hadapan Natasha dan Vanya.

Vanya terkekeh sinis. "Cowok lo? Siapa ya?"

Aurora mendelik tajam pada Vanya. "Diam lo! Gua gaada urusan sama lo!"

Vanya membungkam mulutnya. Natasha berdehem. "Cowok lo siapa? Lo salah alamat nyari cowok ke rumah gua."

"Raja mana?"

"Raja cowok lo?"

Aurora mengangguk angkuh. "Iya! Raja cowok gua. Kenapa lo sirik?" Aurora tersenyum miring. "Keliatan sih siriknya, sakit hati ya di jadiin pelampiasan doang sama cowok gua?" tohok Aurora.

"Ngapain lo kesini?" tanya Raja berdiri di samping Natasha. "Koreksi, gue bukan cowo lo. Gue juga bukan pacar lo."

Vanya terkekeh. "Kalo gue sih malu ya." ejeknya.

"Raja, antar aku ke bandara yuk!?" Aurora menggandeng tangan Raja.

Raja menjauhkan tangan Aurora dari tangannya. Risih. "Mau ngapain? Sendiri bisa kan?"

Aurora cemberut. "Jemput bang Axel, kata dia suruh minta anter ke kamu."

"Manja banget." cibir Natasha.

"Diam lo! Dasar perusak hubungan orang! Benalu." hina Aurora.

Raja menahan bahu Natasha ketika dia hendak melawannya. "Gua ingetin lagi ya sama lo, Aurora! Sebelum gua hadir dalam hidup Raja, hubungan lo sama Raja emang udah rusak, kan? Jadi berhenti mendeskripsikan diri lo sendiri!" tohok Natasha.

Aurora terkekeh kecil, dia terlihat mengerikan sekarang. "Natasha kalau gua katain lo pelacur terlalu kasar gak sih?"

"Eh dijaga ya ucapan lo jalang!" tohok Vanya.

"Elu tuh jalang!" balas Aurora. Raja menarik tangan Aurora memaksanya masuk ke dalam mobilnya.

"Balik! Gue ga suka lo ribut-ribut sama Natasha." usir Raja.

Aurora semakin menggandeng tangan Raja posesif. "Kamu harus ikut aku!"


"Jangan membebani gue, Ra. Gue udah muak sama lo."

"Raja, aku sakit hati. Sikap kamu kenapa berubah jadi gini sih? Aku kangen kamu Ja. Aku kangen masa-masa dulu saat kita masih bersama bukan seperti sekarang."

"Ra, kita ga ada hubungan. Kalo lo bersikap kayak gini terus gue ga akan kasih toleransi lagi." setiap perkataan Raja itu bagaikan anak panah yang menebus ulu hati. Sakit. Aurora memeluk tubuh Raja dan mulai menangis.

"Aku gamau kita kayak gini, Ja."

Raja mencengkram bahu Aurora. "Lupain masa lalu, Ra. Jangan sakiti diri lo sendiri. Emang ga capek kayak gini terus?" tangis Aurora semakin pecah. Aurora sakit hati begitupun Natasha.

Kamu datang membawa kebahagiaan dan sakit hati secara bersamaan, Raja.






R.A.J.A.B.U.M.I

RAJA BUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang