Ada apa dengan mereka?

88 7 0
                                    

Aurora berkali-kali melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Sudah lebih dari sepuluh menit dia menunggu seseorang di cafe.

Yang di tunggu-tunggu akhirnya datang. Aurora berdecak sebal. "Kemana aja si lo?"

"Macet." perempuan itu menatap Aurora serius. "Jadi gimana?"

Aurora tersenyum seraya menjentikkan jarinya. "Udah dong! Natasha udah menjauh dari Raja. Gua seneng banget!"

Perempuan itu diam-diam tersenyum miring.

"Gua mau tahu alasan lo keluar dari SMA Pamor." ucap Aurora.

"Gua males ketemu si Natasha!" ujar perempuan itu.

Aurora terdiam berfikir. Ga mungkin dia benci Natasha hanya karena alasan konyol. Saat Aurora sibuk menerka-nerka, Gading mengirimkan chat membuat Aurora terbesit sebuah ide.

Gading Alderand
Dmn?

Aurora Aeleasa
Di rumah knp?

🦋🦋🦋

Gading diam-diam memperhatikan Aurora yang tengah berbincang dengan seorang perempuan. Gading tidak bisa melihat wajah perempuan itu karena posisinya ia membelakangi Gading.

Gading semakin memperjelas penglihatan nya ketika diujung sana Aurora dan perempuan itu beranjak berdiri.

"Angel?"

Mobil Gading melesat meninggalkan cafe itu membuntuti mobil Aurora. Gading penasaran apa yang sedang mereka rencanakan? Jika Gading mengadukan hal ini kepada Bang Axel mungkin saja Aurora akan di pulangkan ke LA.

"Gua akan ikuti kemanapun lo pergi, Aurora."

🦋🦋🦋

Sore harinya, Gading berkunjung ke rumah Raja sontak membuat Raja bertanya-tanya pasti ada sesuatu yang sangat serius. Gading adalah tipikal orang yang tidak bertele-tele.

Raja melihat kegelisahan di wajah Gading. "Ada apa?"

"Tinggalin Natasha." Gading menyorot Raja tajam yang di tatap balik Raja tak kalah tajam.

"Lo siapa ngatur-ngatur? Temen gua juga bukan. Lo ga berhak ikut campur urusan gua, Gading Alderand." ujar Raja.

"Lupain masalah pertemanan. Dengerin gue, tinggalin Natasha demi keselamatan lo sama dia." ujar Gading penuh teka-teki.

Raja mengusap wajahnya kasar. "Gua ngga bisa ninggalin Natasha gitu aja, Ding!"

Gading menghembuskan nafas gusarnya. Kedua cowo itu sama-sama terdiam dengan pikiran masing-masing. Saat dalam keheningan, Rey datang ikut bergabung.

"Ngapain kesini?" Rey bertanya.

Gading berdehem. "Gua sarankan, lo relain Natasha buat Rey."

"Saran apaan yang kayak gitu!" Raja bertanya emosi. Kenapa sepertinya tidak ada satupun yang mendukung hubungan Raja dan Natasha?

"Lo gamau Natasha kenapa-napa kan?"

"Gua emang gamau Natasha kenapa-napa tapi bukan berarti gue harus kehilangan dia!"

"Lo jangan egois jadi cowo!"

Rey segera menahan bahu Raja saat cowo itu akan menghajar Gading. "Lo jangan emosi bangsat!"

Raja melayangkan pukulan begitu saja membuat Rey tidak bisa menghindar. "Jangan ikut campur lu Rey!"

"Gue cuma nyuruh lu tinggalin Natasha apa susahnya?" ujar Gading.

"Jelas itu sudah bagu gue bangsat! Enak lu cuma ngomong doang!" sungut Raja.

"Oke fine! Kalau lo ga mau ninggalin Natasha, jauhi Aurora!"

"Sinting lu! Kalo gua jauhi Aurora, gimana sama Bang Axel?"

Gading membogem wajah Raja. Gading geram karena Raja sangat plin-plan— tidak bisa mengambil keputusan dengan tegas.

"Dasar bego! Pengecut!!" hina Gading.

"Nyesel gue punya niatan buat nolongin lo!" ujar Gading berlalu pergi sebelum keributan semakin menjadi-jadi. Dinda, Rivaldo dan Rania tergopoh-gopoh menghampiri mereka.

"Kenapa kalian ribut? Ada masalah apa kamu sama Gading?" Dinda bertanya namun Raja hanya diam.

"Bunda kamu nanya, jawab." tegur Rivaldo.

"Kalau ada masalah itu selesaikan baik-baik jangan di selesaikan dengan cara berantem. Apalagi kamu, Raja. Kamu kok bisa mukul wajah adik sendiri. Jangan kasar kamu ke Rey." cerca Dinda.

"Minta maaf sama Rey." ujar Dinda.

Raja beranjak pergi tanpa memperdulikan ucapan Dinda. Mobil sport merah itu melesat kencang. Raja hanya ingin meluapkan emosi nya.

"Natasha, gua butuh dia sekarang."

🦋🦋🦋

Natasha menikmati hari liburnya dengan menonton drakor. Natasha akan berguling-guling di atas kasur dan menjerit ketika melihat adegan romantis ataupun menangis saat melihat adegan sedih.

"Ih ganteng banget pacar gue!" pekik Natasha menatap layar laptopnya. Delulu.

Vanya membuka pintu kamar, Natasha. "Nat di depan ada yang ketuk pintu."

"Pintu apa?"

"Pintu rumah masa pintu neraka."

"Terus kenapa ga lu buka?"

"Ini mau gue buka." Vanya berlalu pergi begitu saja tanpa kembali menutup pintu kamar Natasha membuat Natasha kesal.

Vanya membuka pintu rumah Natasha dan alangkah terkejutnya dia melihat Raja. Vanya langsung menampilkan mimik wajah judes. "Mau ngapain ke sini?"

"Natasha ada di dalam?"

"Ga ada."

"Kemana?"

"Korea."

"Serius, Van. Gue mau ketemu sama dia ada yang gue omongin."

Vanya melipat kedua tangannya di depan dada dan bersandar pada pintu. "Ngomong aja sama gue nanti gue ceritain ke si Natasha."

"Vanya, please." Raja menangkup kedua tangannya— memohon.

"Ayo masuk." Vanya luluh mengizinkan Raja masuk ke dalam rumah Natasha. Vanya menyuruh Raja duduk menunggu Natasha di ruang tengah.

"Natasha keluar." Vanya menutup laptop Natasha. "Raja nungguin lu."

"Mau ngapain?"

"Gatau udah sana samperin."

"Gue cantik ga?"

Vanya mengulum senyum. "Gembel girl."

"Sialan lo." Natasha memukul wajah Vanya dengan bantal kemudian dia bergegas menemui Raja yang sudah menunggu-nya. Suasana canggung menyelimuti mereka.

Raja menggeser duduknya agar lebih dekat Natasha kemudian Raja menggenggam tangan Natasha. Tubuh Natasha membeku bahkan meremang saat merasakan bibir Raja menyentuh bibirnya. Ini bukan kali pertama Raja menciumnya tapi masih canggung dan terkejut.

"I love you Natasha."







R.A.J.A.B.U.M.I

RAJA BUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang