Aurora

92 5 0
                                    

Pagi hari ini SMA Pamor di gemparkan oleh kabar simpang siur soal kedekatan Raja dan Natasha. Menurut kabar yang beredar Raja Natasha berpacaran dan juga ada yang mengatakan bahwa murid baru pindahan dari los angeles adalah kekasih Raja.

Natasha hanya pelarian saja, kesimpulan mereka.

Seolah membantah rumor itu, Natasha dan Raja berjalan beriringan di koridor seraya bergandengan tangan. Tapi kemesraan mereka terjadi sepersekian detik saja.

Tepat di ujung koridor keduanya berpapasan dengan seseorang.

"Ra?"

Raja langsung melepaskan genggaman tangannya membuat Natasha kebingungan. Kini Raja merasa terciduk berselingkuh.

"Ra, kamu kok bisa ada disini? Katanya kemarin sekolah di SMA dewa?"

Perempuan itu berlalu begitu saja membuat Raja dilanda bersalah.

"Aurora!"

Tidak menoleh dan juga tidak berhenti. Entah dorongan darimana Raja lebih memilih mengejar perempuan itu tanpa menjelaskan terlebih dahulu pada Natasha yang bertanya-tanya.

"Raja!"

Langkah cowo itu terhenti di tengah-tengah. Dia menoleh menatap Natasha lalu beralih menatap punggung perempuan itu yang semakin menjauh.

Raja mengacak rambutnya frustasi. "Maafin gua, Nat."

🦋🦋🦋

Aurora membanting pintu lokernya membuat Raja mengelus dada. Raja menahan Aurora saat perempuan itu akan pergi.

"Ra, jangan marah dong."

Aurora menepis tangan Raja. "Ra, dengerin penjelasan gua dulu!"

"Jelasin apa? Tentang pacar baru kamu yang tadi pagi itu?" Aurora tertawa sumbang. "Aku sengaja balik ke Indonesia biar aku bisa deket lagi sama kamu, Ja. Tapi kenapa tadi pagi aku lihat kamu gandengan sama cewek lain. Kamu sengaja mau buat aku sakit lagi?"

Raja menggenggam tangan Aurora. "Ra, cewek tadi pagi itu bukan siapa siapa gua!"

"Jangan bohong, Ja!" bantah Aurora. "Seharusnya kamu bilang dari awal kalau kamu udah punya pacar biar aku ga perlu balik ke sini!" Aurora menangis.

Raja membawa Aurora kedalam pelukannya. "Percaya sama gua, Ra! Gua cuma suka sama lo dan soal cewek pagi itu dia cuma pelampiasan doang."

🦋🦋🦋

Natasha menatap wajahnya di pantulan di cermin. Mata sembab hidung merah, sangat memilukan. Natasha membasuh wajahnya lalu dia bergegas keluar dari toilet dan ternyata Raja menunggunya di luar.

Raja menghalangi jalan Natasha. "Minggir. Gue mau ke kelas."

Raja menyentuh dagu Natasha agar perempuan itu menatapnya. Natasha memalingkan wajahnya enggan menatap Raja. "Kenapa nangis? Sama siapa?"

"Gausa sok peduli!"

"Jangan ngomong gitu. Gue peduli sama lo."

"Bullshit!" Natasha menatap Raja. "Jauhi gue. Tinggalin gue."

"Kenapa, Nat?" Raja maju mendekat tetapi Natasha melangkah mundur. Raja terus menatap Natasha lekat.

"Berhenti bersikap seolah lu beneran suka sama gue, Ja. Gue udah tau perasaan lo sebenarnya." ujar Natasha.

"Lo udah tahu? Sejak kapan?"

Natasha kini sadar laki-laki yang berdiri di hadapannya adalah sebuah belati tajam yang bisa melukainya.

🦋🦋🦋

Hujan malam ini menurunkan rintik rindu yang tak kunjung berhenti. Secangkir teh hangat beraroma rindu. Udara dingin sedingin sikapnya yang kini telah menghangat namun tidak bisa ia rasakan sendirian.

Natasha berdiri di depan jendela kamarnya menatap rintik hujan yang menimbulkan embun di kaca. Sentuhan lembut di pundaknya membuat Natasha menoleh.

"Kalau emang lo ga mau cerita ke gua, gapapa. Tapi gua ga suka lo diem gini terus." ujar Vanya.

Natasha beranjak dari tempatnya berlalu duduk di tepi kasur. Natasha menghela nafas. "Gua bingung sama perasaan gua sendiri."

"Perasaan lo ke Raja?" Vanya ikut duduk di sampingnya. Natasha mengangguk. "Lo kalo liat Raja sama Aurora cemburu gak?"

"Gua gak suka lihat mereka berduaan."

Vanya menjentikkan jari. "Nah! Berarti itu tanda nya lo cemburu!"

"Kalau perasaan lo ke si Gading gimana, Van?" tanya Natasha mengalihkan topik.

Vanya terdiam— teringat sewaktu dia menyatakan perasaannya pada Gading. Dengan ragu Vanya berkata. "Gading nolak gue."

"Kasihan gue sama lo, Van."

"Ngeledek gua lo!?"

Natasha terkekeh. "Siapa yang ngeledek?"

"Gue juga kasihan sama lo Nat, udah jatuh cinta eh rupanya cuma di jadiin pelampiasan doang."

Natasha memukul Vanya dengan bantal. "Sialan lo!"

"Eh tapi kita senasib loh, Nat. Sama-sama di sia-siain."






R.A.J.A.B.U.M.I

RAJA BUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang