Strategi

100 4 0
                                    

"Gua suka ke dia tapi dia ga suka ke gua." keluh Dafa membuat Anggota Tigerangers menertawakannya.

"I feel for you, bro!" ucap Agam.

"Yah senasib kita bro." sebut Dafa.

"Si Raja kenapa keluar dari grup?" Alfan bertanya mengubah topik pembicaraan. Kabar miring itu membuat mereka segera mengecek ponsel masing-masing.

"Makin ngejauh aja." ucap Alfan.

"Emang kita salah apa si ke dia?" Bima bertanya.

"Saya juga gatau yang mulia." jawab Agam.

"Si Raja udah tau belum soal si Aurora yang udah kembali ke Indonesia?" Tanya Ansel.

Rey mengerutkan keningnya. "Aurora? Dia bukannya-"

"Dia udah sembuh Rey." celah Ansel.

"Udah mending sekarang kita bahas strategi untuk nyerang Rajawali." usul Bima.

"Kalo menurut gua kita langsung samperin ke markasnya aja." usul Alfan.

Ansel yang sekarang sebagai ketua, ia harus bisa memimpin anggotanya. Bukan persoalan mudah menjadi seorang ketua. Selain, harus pandai mengarahkan anggotanya, ia juga memiliki tanggung jawab yang sangat besar. Dan ketua adalah orang yang pertama paling beresiko.

"Kalo menurut gua, kita bagi beberapa kelompok dan bagi beberapa tugas. Gua yakin pasti Rajawali juga udah jaga-jaga," Ujar Rey diangguki Gading dan Ansel.

"Panglima Tempur dibagi menjadi tiga kubu. Kubu pertama, nanti saat penyerangan ikut arahan dari gua sama Ansel. Kubu kedua, dipimpin sama Rey dan sama lo Agam." jelas Gading. Agam yang tadinya lagi asik memainkan ponsel, jadi lebih memilih ikut terdiam menyimak baik-baik.

"Bang, tugas kubu kedua apa?" Putra bertanya.

Gading menoleh menunjuk Ansel. "Tanya dia."

"Gue??"

"Bukan, arwah lo!"

"Kubu kedua, nanti waktu penyerangan lo semua masuk kedalam markas Rajawali terserah lo semua mau di apain tuh markasnya. Mau di acak-acakan pun terserah, bakar aja sekalian!" papar Ansel.

"Ga terlalu jahat nih kita?" Daniel bertanya.

"Ngga!!" sentak Gading dan Ansel. Daniel maupun mereka mengelus dada. Seperti ada sirine di dalam otak mereka yang berbunyi nyaring. Dalam bahaya jika Gading dan Ansel akan bertindak sejauh itu.

"Kubu ketiga, dipimpin oleh Bima dan Alfan. Nanti waktu penyerangan terjadi lo semua jaga-jaga aja. Kalo ada salah satu dari kita lengah atau di keroyok bantuin sama lo pada. Terus, kalo lawan ada yang tumbang, kalian ikat tangannya disatuin sama yang lain." jelas Ansel.

"Udah diikat di lempar ke jurang." tambah Agam.

"Jangan ke jurang, langsung aja bakar." sadis Alfan.

"Ini beneran bakar aja markasnya?" Bagas bertanya memastikan.

"Kenapa lu? Ragu?" tanya Alfan galak.

"Jangan takut, jangan ragu. Gue bakal siap siaga melindungi kalian." ucap Agam.

"Omongan lu udah kayak manusia bener aja." sentil Bima.

🦋🦋🦋

Raja mengajak Natasha ke Dufan untuk bersenang-senang menaiki wahana. Karena waktu kesana susah sore, Natasha mengajak Raja naik wahana bianglala sekedar menikmati senja.

"Gamau foto bareng?"

"Gamau."

"Untuk terakhir kali."

Natasha menyorot Raja tajam. "Emang lo mau pergi kemana?"

"Ga kemana-mana."

"Terus kenapa bilang kayak gitu?"

"Mau aja."

Natasha berpindah tempat, duduk di sebelahnya Raja membuat cowo itu tersenyum. "Senyum. Satu, dua, tiga. Sekali lagi."

Raja menarik tangan Natasha lalu menggenggamnya. "Nat, jangan berlebihan boleh ga?"

Natasha mengerutkan keningnya. "Berlebihan gimana?"

"Bikin sayangnya jangan berlebihan." Natasha tersipu malu memalingkan wajah membuat Raja semakin gencar menggoda nya. "Cie salting."

"Apaan si ngga!" alibi Natasha.

"Ini pipi kenapa merah?" Raja mengusap pipi Natasha sampai-sampai ia speechless. "Minta di cium nih artinya?"

"Diem atau gue lempar?" salting sebenarnya.

"Mau di cium aja." lagi-lagi Natasha bushing.

🦋🦋🦋

"Kita harus balik ke Bandung, Nat."

Natasha menggeleng. "Ngga segampang itu, Bastian!"

"Tapi di sana mereka butuh kita."

"Iya gua tau! Tapi lo juga mikir dong kalau kita balik ke Bandung gimana dengan kita sekolah? Masa harus izin berminggu-minggu? Gua bilang apa nanti ke ayah? Belum nanti kalo ada yang curiga, lo gamau mereka semua tau kan?"

"Seharusnya emang dari awal kita ga usah pindah! Seharusnya kita gausa menghindar!"

Natasha terkekeh sinis. "Gue pindah ikut ayah sedangkan lo? Lo ngapain ikut pindah segala?"

Bastian mengubah posisi duduknya menjadi lebih tegak. "Loh gua pindah juga karena disuruh mereka buat jagain lo!"

"Terus gimana? Mikir dong cari solusinya."

"Lo jangan ngandelin gua terus dong! Inget lo juga punya tanggung jawab, Natasha Queencaa!"








R.A.J.A.B.U.M.I

RAJA BUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang