Awan hitam diselimuti udara dingin di pagi hari membuat mereka yang akan melakukan aktivitas seperti biasanya ter-urungkan. Jalanan ibu kota yang biasanya panas kini dilanda hujan deras. Rintik-rintik hujan berjatuhan membasahi aspal. Para pejalan kaki dan pengendara sepeda motor silih menepi untuk meneduh tapi tidak dengan satu pemuda berseragam sekolah ini. Mengendarai motor Harley dengan cepat menerobos rintik hujan yang kian semakin deras. Tak perduli dengan pakaian dan ranselnya yang sudah basah.
Raja Bumi, kemarin ia adalah sang ketua gang motor yang di segani. Jika kemarin ia menerobos kerumunan di jalanan bersama teman-teman nya tapi kini dia hanya seorang diri. Bagaikan seorang pemeran utama yang dilupakan. Eh, ralat dia yang melupakan pemeran pendamping.
"Anjing basah seragam gua." Dumel nya dibalik helm full face. Setelah menempuh waktu sekitar 20 menit dia sampai di sekolah.
Beberapa murid mulai memperhatikan mungkin karena dia basah kuyup. Persetan dengan rasa malu. Kaki panjang nya melangkah lebar menyusuri koridor sekolah. Tetesan air dari seragam nya membuat cowo itu tergesa-gesa menuju toilet.
"Sialan buku gue basah!"
Dia mengeluarkan tiga buku tulisnya yang basah. Lepek. Tidak berbentuk. Sepatu basah, kaos kaki basah, tas basah, jaket basah, seragam basah, semuanya. Apakah dia masih bisa di maklumi?
Raja teringat sesuatu. Ponsel? Raja merogoh saku jaketnya. Sial! Bahkan ponselnya ikut basah.
"Untung lu masih hidup." ucapnya pada ponselnya.
"Terus ini gua basah kuyup gini gimana?" Raja menatap cermin besar di hadapannya. Dia merogoh saku celana abu-abu nya dia lupa menaruh uang di sana.
"Nasib nasib. Bego lagi gua lupa bawa jas hujan tadi. Mau neduh tapi nanti gue telat." setelah cukup lama bertikai dengan diri sendiri dia melangkah keluar dari toilet, memacu langkahnya menuju kelas.
Raja memasuki kelas yang sudah ramai. Cowo itu tidak menyapa teman-temannya tapi yang pasti langkah kakinya menuju meja belakang pojok kanan, itu bukan tempatnya. Seharusnya Raja duduk bersama Gading di sebelah pojok kiri.
"Lo pindah di tempat gue." ujar Raja pada Krisna. Siswa itu nurut saja. Mereka semua terheran-heran dan bertanya-tanya mengapa Raja hanya berangkat sekolah sendirian itupun tidak telat seperti biasanya.
"Lo nerobos hujan, Ja?" Vera bertanya basa-basi.
"Seperti yang lo lihat." jawab Raja tanpa menatap Vera.
"Sana ganti baju nanti lo sakit."
Raja mengalihkan pandangan dari handphone beralih menatap teman sekelasnya itu. "Lo siapa nyuruh nyuruh gue?"
Biasa aja dong lo gausa nyolot! Udah baik gue perhatian ke lo. Kalo sakit siapa coba yang ngerasain lo juga, kan?" Senewen Vera.
Agam yang memperhatikan hanya menggelengkan kepala. Raja akhir-akhir ini sensitif, cepat naik darah. Agam pun heran.
"Kok lu berubah si Raja?" ucap Mira.
"Lo kenal gue juga ngga. Gausa sok tau, kalaupun lo semua merasa sikap gua berubah ya emang ini gua yang sebenarnya." ujar Raja beranjak berdiri.
"Mau kemana lo?" Ansel bertanya membuat langkah Raja terhenti di ambang pintu.
"Bukan urusan lo!" ketus Raja.
🦋🦋🦋
(Flashback on)
"Makan bukan lihatin gue terus. Gue tahu gue ganteng." ucap Raja membuat Natasha tersadar lalu memalingkan wajah.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAJA BUMI
Teen FictionBercerita tentang RAJA BUMI seorang leader gangster yang di segani. Raja adalah murid di SMA PAMOR yang terkenal dengan ketampanan sekaligus kenakalannya. Pada suatu hari, Raja jatuh cinta pada NATASHA QUEENCA murid baru yang memiliki satu rahasia b...