Taehyung sedang berada di kantor tepatnya di ruangan pribadinya mengurus beberapa berkas yang harus ia selesaikan.
Tok tok tok
"Masuk,"
"Wih sepertinya banyak pekerjaan ni,"
"Hmm." Taehyung masih fokus pada berkas-berkas di hadapannya.
"Tae, kau serius tidak mau menerima investasi saham perusahaan ku,"
Taehyung beralih menatap jimin tajam lalu kembali lagi menatap berkas-berkas yang ada di hadapan nya itu.
"Tae, ayolah kita sama-sama mendapatkan untung,"
"Jimin! kalau kau kemari hanya untuk membahas itu lebih baik keluar."
Yap! Itu jimin. Park Jimin, sahabat Taehyung, ralat teman. ya bisa di sebut seperti itu
karena semenjak mereka menginjak usia kepala 2 mereka sibuk dengan urusan masing-masing dan sampai sekarang sudah hampir menginjak usia kepala 3 hubungan mereka masih tetap renggang. Tapi sepertinya hanya Taehyung yang menghindar dari jimin, bukan ia penakut atau semacamnya hanya saja ada alasan tertentu mengapa ia melakukan itu.
"Taehyung tinggal tanda tangan berkas udah selesai, kita sama-sama mendapatkan untung,"
"Jimin, sekarang keluar!"
"Taehyung itu mudah dilakukan,"
"Keluar!"
"Pikirkan sekali lagi Kim Taehyung." Ucap jimin dengan penekanan lalu pergi dari ruangan Taehyung.
Setelah Jimin pergi dari ruangannya, Taehyung melanjutkan pekerjaan banyak sekali berkas yang harus ia tanda tangani.
Tok tok
"Masuk,"
"Permisi Tuan." Ujar wanita itu lebih tepatnya Eunha- sekretaris Taehyung dengan sopan.
"Ada apa?"
"Ini tentang Jung Jaehyun tuan,"
"Ya ya, ada apa?"
"Maaf Tuan, kami belum melihat ada tindakan yang di lakukan olehnya tuan."
"Tetap awasi dia dan ya jaga Risa awas kalau ada apa-apa dengan istri saya!"
"Baik, Tuan." Sahut Eunha lalu pergi dari ruangan itu. Ada sedikit kecewa kenapa tuan nya itu sangat menjaga Risa, padahal ia hanya gadis baru yang masuk dalam kehidupan Taehyung, gadis polos yang tidak tahu apa-apa.
Setelah keluar dari Ruangan Taehyung Eunha pergi ke ruangannya dan apa yang ia lihat? Jimin.. Wah pria itu berani sekali memasuk ruangannya tanpa izin.
"Jimin!" Tegur Eunha pada jimin yang sekarang sedang duduk di kursi kerja miliknya.
"Dari mana kau kenapa lama sekali?!"
"Bukan urusanmu! keluar dari ruangan saya!" Tak ada pergerakan yang di lakukan jimin pria yang memiliki kelingking munggil itu membuat Eunha geram sendiri.
"Jimin! Saya bilang keluar! mengganggu hidupku."
"Saya tidak menganggu."
"Saya bisa melaporkan ini, atas tindakan ketidak sopanan masuk ruangan tanpa seizin pemiliknya!"
"Eunha, saya hanya ingin kau menyuruh Tuan mu itu untuk tanda tangan berkas investasi saham dari perusahaan ku biar perusahan! Sama-sama mendapatkan untung."
"Tidak! keluar atau saya panggilkan penjaga!"
Setelah selesai menanda tangani semua berkas Taehyung menuju restaurant miliknya mengecek keadaan di restaurantnya itu.
Sekarang Taehyung sedang berada di kamar pribadinya di restaurant tersebut. Sedang memantau seseorang dari dalam layar CCTV, la melihat seorang gadis yang sedang duduk manis di kantin dengan seorang perempuan. la Risa, Istri kecilnya. Ya Taehyung memegang kendali semua CCTV di sekolahan Risa, apa yang tidak bisa di lakukanan oleh seorang Mafia Kim Taehyung.
Taehyung sendari tadi mamantau keadaan istrinya itu dari dalam CCTV. la khawatir kalau terjadi apa-apa dengan istri kecilnya itu, la akan merasa bersalah karena tidak bisa menjaga Risa.
Di sisi lain. Risa sedang berada di kantin menyantap bakso dengan sahabatnya siapa lagi kalau bukan Lisa. Jangan lupa kan Suga yang masih terus setia menjaga istri bosnya itu, ia duduk tak jauh dari kursi Risa.
"Eh lo belum cerita tadi keburu ibu Sana masuk. Kemana aja lo? Kenapa ngilang tiba tiba, lo tau gue khawatir banget tau gak ih, kalau ada apa-apa kabarin Ris. Lo gak kayak biasanya kayak gini." Tanya Lisa tanpa henti.
Apa yang harus ia jawab dari pertanyaan sahabatnya ini.. oh tidak.
"Hmm, gue-ah iya bos tempat gue kerja pindahin gue kerja untuk sementara karena karyawan nya lagi sakit jadi gue yang gantiin, gitu." Alibi Risa.
"Tapi kenapa lo gak izin atau cerita sama gue, harus banget gitu pindah mana gak sekolah lagi bos lo tuh mikir gak sih." Geram Lisa.
"Hahaha Li Li, karena gak ada lagi karyawan lagi terpaksa gue."
"Terus kenapa handphone lo gak aktif?"
"Handphone gue hilang Lis, jatoh kayaknya."
"Hmm, ceroboh banget." Risa menghela hafas lega untung saja sahabatnya ini percaya. Sebenarnya Risa ingin bicara sejujurnya kepada sahabatnya itu tentang statusnya sekarang tapi sepertinya ia butuh waktu untuk cerita semuanya.
"Ris, lo kenapa? ada yang mau lo ceritain ke gue, gue siap dengerin kok,"
"Gue gak papa kok, Li."
"Kalau ada yang mau lo ceritain sama gue, gue selalu ada buat lo, Ris."
"Iya, makasih ya Li lo udah jadi sahabat terbaik gue." Ucap Risa lalu memeluk Lisa.
"Wih.. kenapa ni peluk peluk ikut dong." Ujar seorang laki-laki yang langsung duduk di samping Risa.
"Mau ikut? sini gabung." Balas Lisa.
"Haha becanda gue Lis." Katanya.
"Eh iya, gimana sekolah semenjak gue gak ada, aman kan soobin?"
Ya, laki-laki itu adalah soobin wakil ketua kelas.
"Aman terkendali kok Ris."
"Eh iya, itu siapa Ris kok ngikutin lo terus?" Lanjut soobin sembari menunjuk Suga yang di tunjuk hanya menampakan wajah datar yang terkesan mengerikan.
"Ah iya, gue mau nanya sama lo soal itu tadi, eh lupa hehehe. Siapa Ris gue baru lihat dia." Timpal Lisa.
Ya Tuhan, Risa mau jawab apa?
Lagian kenapa sih om-om itu harus ngikutinya kemana saja. la kan sudah besar bisa jaga diri, satu lagi suaminya itu kenapa pakai ancam ancam segala kalau tidak di jaga tidak sekolah, ancaman apa itu?!! Grutuk Risa dalam hati.
.
.
.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA || KTH [END]
FanfictionTAHAP REVISI ini juga cerita pertama ku, maklum ya kalo rada aneh . . Shin Risa seorang gadis cantik dan ceria yang masih duduk dibangku sekolah menengah atas tiba tiba saja di culik saat pulang sekolah oleh seorang namja yang sangat asing bagi Ri...