MAFIA || 20

6.5K 337 0
                                        

Pagi ini Risa kembali ke sekolahan, tidak seperti biasanya tidak ada semangat dan keceriaan di hari ini, yang ada hanya muka datar dan dingin.

Taehyung heran ada apa dengan istri kecilnya ini?

Jika di tanya kenapa, Risa hanya menggelengkan kepalanya lesu.

"Lo kenapa sih, Sa? Ada masalah?" Tanya Lisa yang sekarang tepat didepan Risa. Lisa memang sedikit merasa aneh dengan sikap sahabatnya hari ini.

Lagi dan lagi Risa menghela napasnya kasar.

"Lo ngenggeleng mulu perasaan, padahal gak ada musik." Ucap Lisa berusaha menghibur sahabatnya itu.

Lagi, Risa menghela nafasnya tapi kali ini lembut.

"Cerita sama gue, Sa. Lo kenapa sih? Dari tadi menghela napas mulu." Risa menggelengkan kepalanya.

"Aduhhh, gue gak ngerti deh Sa, lo gak biasanya kayak gini."

"Gak papa kalo lo gak mau cerita sekarang, tapi setidaknya lo jangan gini, kayak gak ada semangat hidup."

"Gimana kalo ke kantin aja?" Ajak Lisa.

"Lo aja,"

"Lo, kenapa sih? jangan gak makan Risa. Hari ini kita pulang sekolah agak lama karena ada kelas tambahan."

"Lo tuh pucet banget."

"Atau mau gue panggilin Om-om yang di depan kelas?"

"Gak usha, Li. Gue gak papa kok, cuma sedikit gak enak badan."

"Makanya makan Risa! Nanti lo sakit. Lo mau pulang? Istirahat di kontrakan, nanti gue yang izinin."

"Gak usah, gue bosen di kontrakan gak ada temen."

"Ke uks aja ya?" Risa menggeleng.

"Keras kepala banget sih. Yaudah, Lo tunggu sini aja gue mau ke kantin sebentar." Risa mengangguk.

Setiap gerak-gerik Risa tak luput dari pantauan Taehyung yang berada di mansion.

Apa ada yang salah? Apa dia sakit?

Ah, ada apa dengan istri kecilnya itu? Kenapa hari ini ia berbeda? Tidak ada senyuman di hari ini yang biasa

Taehyung lihat setiap harinya.

"Risa," Panggil seseorang di samping Risa, membuyarkan lamunannya.

"Ah, iya?"

"Lo kenapa? Muka lo pucet banget," Ucapannya khawatir.

Risa membenarkan posisinya lalu menggelengkan kepalanya, "Gue gak papa kok, Soobin."

Ya itu Soobin, sendari tadi ia memperhatikan gerak-gerik Risa.

Ada apa dengan ketua kelasnya ini?

Soobin mendekat kearah Risa, perlahan ia mengelus pundak Risa, "Gue antar pulang aja ya? Atau kita ke rumah sakit?"

"Gak usah, Bin."

"Tapikan Sa, lo itu kayaknya lagi sakit banget. Baru kali ini gue liat lo kayak gini lagi setelah kejadian orang tua lo."

Risa menatap Soobin dengan tatapan sendu, kenapa Soobin malah membahas orang tuanya, membuat Risa semakin merasakan sesuatu yang menyakitkan. "Ah, maaf-maaf." Ujar Soobin mengerti dengan tatapan sendu di mata Risa, ia salah kenapa ia malah mengungkit masa lalu Risa.

Soobin perlahan mengelus pelan pucuk kelapa Risa. Tanpa di sadari banyak mata yang melihat apa yang di lakukan olehnya. Terutama seseorang yang sekarang melihatnya dari balik layar cctv, mengenggam tangannya dengan sangat erat, rahang yang menegas, ia tak suka jika Risa-nya di sentuh oleh lelaki lain.

"Soobin?"

"Maaf Sa, refleks." Ucap Soobin merasa bersalah.

"Ada apa ini? Kayaknya gue ketinggalan film ni, bisa di tayangin ulang gak?" Ujar Lisa sedikit terkekeh lalu menghampiri Risa dengan membawa air mineral dan roti. Ah, Lisa ia selalu ingin membangkitkan suasana.

"Gak pa-pa."

"Ini Sa, lo harus isi perut lo!" Kata Lisa lalu mengasih air dan rotinya ke Risa.

"Makasih ya, Sa. Tapi gue gak laper."

"Lo harus makan setidaknya sedikit aja." Risa mengangguk lalu memakan sedikit rotinya. Lisa tersenyum.

"Kalau lo mau cerita sama gue lo cerita aja, gue dengerin. Mungkin dengan lo cerita ataupun berbagi masalah lo, lo bisa sedikit lega."

"Iya, Li. Untuk sekarang gue belum bisa cerita, maaf."

"Gak pa-pa, kapanpun lo mau cerita gue dengerin." Ujar Lisa memeluk tubuh Risa.

"Ehemm, kalau lo mau cerita sama gue, gue juga dengerin kok." Ucap Soobin, tersenyum.

"Makasih ya."

"Maaf Nona, ada yang ingin saya bicarakan," Risa menatap Lisa dan Soobin lalu mereka mengangguk.

"Maaf Nona, Bos ada di depan menjemput Nona."

"Aku masih waktunya sekolah!"

"Kata Bos jika Nona tidak mau pulang sekarang, Bos akan menyemput Nona sampai ke kelas." Risa menggeleng.

"Iya." Katanya lalu masuk ke kelas mengambil tasnya.

"Sa?"

"Gue pulang aja ya, gue mau istirahat." ucap Risa tersenyum di bibir pucatnya itu.

"Mau gue antar?" Tawar Soobin.

"Gak usah, Bin."

"Yaudah, hati-hati ya. Istirahat yang banyak."

"Iya makasih."

Risa mengikuti langkah kaki Suga dengan lesu.

Sesampainya di parkiran benar adanya mobil Taehyung di sana, kenapa suaminya ini selalu melakukan semua sesukanya?

Perlahan memasuki mobil Taehyung, apa yang Risa lihat wajah datar dingin dengan tatapan tajam dari suaminya.

"Kenapa?" Ketus Risa.

Tanpa membalas Risa, Taehyung langsung melajukan mobilnya.

Di perjalanan tidak ada yang membuka suara, biasanya jika Taehyung yang menjemputnya pulang sekolah Risa akan banyak bicara, bisa di bilang ia cerewet, Risa akan menceritakan apa yang ia rasa saat itu di sekolah, namun hari ini, Risa hanya sedikit membuka suaranya.

Sesampainya di mansion, Risa langsung saja masuk ke kamar biasanya ia akan menyapa maid namun untuk hari ini tidak ada, bahkan senyumpun tidak.

"Aku tidak suka jika kau dekat-dekat dengan lelaki tadi!" Ucap Taehyung.

Risa menatap Taehyung "Siapa?"

"Yang mengelus kepalamu tadi."

"Dia temanku."

"Siapapun itu, aku tidak suka!" Risa mengangguk.

"Kau tau dengan kata abang dan es cream?" Kata Risa membuat Taehyung sedikt kaget namun ia kembali menunjukkan wajah datarnya, apa Risa ingat siapa dia? Apa Risa sudah mengingat semuanya? Apa ia tahu? Bagaimana ia bisa mengingatnya?

.

.

.

TBC.

MAFIA || KTH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang