Seorang anak perempuan sedang berjongkok sendirian. Tangan kecilnya sibuk memetik bunga-bunga kecil yang tumbuh di sekitar taman rumah sakit.
"Jaera! Kamu dimana?!" Anak kecil yang merasa terpanggil itu langsung menoleh ke arah sumber suara. Itu suara kamu yang sedang memanggil Jaera, anak kamu dan Jaemin.
"Bunda!" Kamu menghampiri Jaera yang masih berjongkok.
"Yaampun kamu kok sendirian disini? Mana om Jeno?"
"Tadi om Jeno ditelpon, tapi sampe sekarang belum balik lagi." Kamu mengusap surai Jaera.
"Kita ke kamar yuk, ayah udah sadar." Mata Jaera langsung berbinar.
"Beneran? Tapi ayah bisa ngenalin Jaera gak?" Kamu tertegun sejenak.
8 tahun yang lalu, Jaemin mengalami kecelakaan hebat. Mobilnya ditabrak truk besar yang dikendarai oleh supir yang sedang mabuk. Polisi pun menemukan Jaemin sudah dalam kondisi mengenaskan beserta mobilnya yang hancur tidak terbentuk.
Kamu yang saat itu sedang mengandung Jaera tentu saja menangis histeris. Kamu bahkan hampir keguguran karena stress.
Dari Jaera lahir sampai sekarang, Jaemin belum bangun dari komanya. Bahkan Jaera tidak bisa melihat dengan jelas wajah ayahnya karena tertutup oleh masker oksigen. Tapi doa yang selama ini kamu panjatkan kini terkabul, Jaemin akhirnya bangun dari tidur panjangnya.
"Ayah pasti kenal kok sama Jaera. Muka Jaera sama ayah kan mirip banget."
"Tapi Jaera..." Jaera menatap kamu.
"Jaera mau nerima ayah kan? Apapun keadaannya?" Awalnya Jaera bingung, namun akhirnya ia mengangguk.
"Jaera sayang ayah kan? Walaupun ayah punya kekurangan?"
"Jaera sayang banget sama ayah."
Bukan tanpa alasan kamu menanyakan hal ini. Kata dokter, Jaemin mengalami kelumpuhan otak akibat kecelakaan. Seluruh tubuhnya tidak bisa digerakkan. Kamu hanya takut Jaera malah membenci Jaemin.
"Yaudah sekarang kita ke kamar." Jaera mengangguk. Ia berdiri lalu menggandeng tangan kamu.
-'🌱
"Ayahhh!!" Jaera berlari menuju bangsal Jaemin. Jaemin hanya diam melirik Jaera. Kamu menggendong Jaera lalu mendudukinya di sisi bangsal Jaemin.
"Ini anak kamu, cantik kan? Senyumnya juga mirip kamu." Jaemin menatap Jaera, mulutnya terasa kaku hanya untuk mengucapkan sepatah kata.
Jaera mengambil tangan besar Jaemin yang diinfus lalu menaruhnya di pipinya yang berisi.
"Ayah pasti mau ngelus pipi Jaera, tapi gak bisa kan? Kata bunda tubuh ayah gak bisa digerakkin, jadi Jaera bantu biar ayah bisa ngelus pipi Jaera." Jaera mengusapkan tangan Jaemin di pipinya sambil tersenyum. Senyumnya benar-benar mirip Jaemin. Tak terasa cairan bening keluar dari mata Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Na Jaemin As
FanfictionMulai dari suami, pacar, bahkan ayah sekalipun, Jaemin bisa menjadi apa saja yang kamu mau. Baca dulu aja, siapa tau suka. Kalau suka, tolong tinggalkan jejak voment ya maniez. © jinaestetic, 2021