Siapa yang masih nunggu cerita ini angkat kakinya!!!
Kamu duduk di depan cermin, kedua tangan kamu sibuk memoleskan make up tipis di wajah. Dirasa sudah cantik, kamu mengambil tas selempang dan kartu nama yang Jaemin berikan kemarin.
"Mau kemana? Rapi banget," tanya ibu kamu heran melihat kamu keluar dari kamar dengan pakaian rapi.
"Mau ngelamar pekerjaan. Doain semoga lancar ya, Bu." Ibu kamu menganggukkan kepalanya.
"Semoga pekerjaan yang ini bertahan lama, ya." Kamu tersenyum masam. Entah ini sebuah doa atau sindiran, kamu sendiri pun tidak tau.
Tidak mau membuang waktu, kamu bergegas keluar rumah karena taksi yang kamu pesan sudah ada di depan rumah.
"Pak, ke alamat ini, ya." Kamu yang baru saja masuk ke dalam mobil langsung menyodorkan kartu nama Jaemin pada supir taksi.
"Siap, Mbak." Mobil yang ditumpangi kamu mulai berjalan ke alamat tujuan.
Satu hal yang baru kamu ketahui, ternyata rumah Jaemin berada di perumahan elite. Begitu memasuki kawasan perumahan, kamu dibuat kagum dengan bangunan-bangunan rumah bak istana di sepanjang jalan.
Mobil yang kamu tumpangi berhenti di tujuan. Setelah membayar ongkos dan mengucap kata terima kasih, kamu keluar dari mobil. Dan di sinilah kamu sekarang, berdiri di depan bangunan megah yang diyakini sebagai tempat tinggal Jaemin. Kamu menarik napas lalu mengembuskannya perlahan.
"Ayo, Y/N, jangan gugup. Kamu pasti bisa," Tangan kamu menekan bel rumah.
"Dengan siapa dan ada keperluan apa, ya?" Kamu tersentak mendengar suara yang keluar dari bel tersebut.
"O-oh, perkenalkan nama saya Y/N. Saya ke sini ingin bertemu Pak Jaemin karena kemarin beliau menawarkan saya pekerjaan sebagai babysitter."
"Baik. Mohon tunggu sebentar, Mbak Y/N."
"Iya." Tidak ada sahutan lagi dari sana. Kamu hanya diam menunggu gerbang di depan kamu terbuka.
"Bel rumah orang kaya canggih, ya. Bisa ngeluarin suara gitu," gumam kamu sambil menyentuh bel tersebut.
"Kira-kira kalau dijual laku berapa, ya?" Kamu yang awalnya masih memperhatikan bel canggih di dekat kamu langsung beralih begitu gerbang besar di depan kamu terbuka. Perlahan-lahan kamu bisa melihat dengan jelas pekarangan rumah Jaemin yang luasnya dua kali lipat dari pekarangan rumah kamu.
"Mari, Mbak, saya antar ke dalam." Kamu mengangguk lalu mengekori pria paruh baya di depan kamu. Mungkin dia supir Jaemin, atau mungkin satpam di rumah ini? Kamu sendiri tidak tau.
Sesampainya di ruang tamu, kamu diminta untuk duduk dan menunggu Jaemin sebentar. Kamu mengucapkan terima kasih bersamaan dengan perginya pria paruh baya itu dari hadapan kamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Na Jaemin As
FanfictionMulai dari suami, pacar, bahkan ayah sekalipun, Jaemin bisa menjadi apa saja yang kamu mau. Baca dulu aja, siapa tau suka. Kalau suka, tolong tinggalkan jejak voment ya maniez. © jinaestetic, 2021