Mafia

4.8K 672 132
                                    

Sebelum ke cerita, aku mau ngucapin banyak terima kasih sama kalian yang udah setia dan support cerita ini. Padahal sebelumnya aku iseng doang bikin book ini, dan baru pertama kali juga bikin cerita halu. Tapi ternyata makin kesini makin banyak yang suka sama ceritanya.

Makasih buat kalian yang udah voment, makasih juga buat kalian yang cuma baca aja. Tanpa dukungan kalian, book ini gak bakal bertahan lama.

MAKASIH BUAT 5K VOTE NYAAAA! SAYANG KALIAN BANYAK-BANYAKKK💚💚💚

MAKASIH BUAT 5K VOTE NYAAAA! SAYANG KALIAN BANYAK-BANYAKKK💚💚💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









Kamu pulang menuju rumah dengan raut wajah lelah. Pekerjaan di kantor membuat kepala kamu pusing bukan main. Niatnya setelah ini kamu ingin segera mandi agar bisa merebahkan tubuh yang lelah ini di atas kasur.

Begitu tiba di depan rumah, kamu mengernyitkan dahi bingung melihat pintu rumah terbuka lebar, tapi nampak sepi.

"Ayah udah pulang?" Gumam kamu. Berusaha untuk tidak peduli, kamu langsung masuk ke dalam rumah. Hal yang pertama kamu lihat begitu memasuki rumah adalah keadaan ruang tamu yang sangat berantakan. Kamu memicingkan mata, merasa ada yang tidak beres di rumah ini. Kamu langsung bergegas menuju ruang keluarga.

Memasuki ruang keluarga, kamu dibuat terkejut saat melihat pemandangan di depan kamu.

"A-ayah..." Nafas kamu tercekat melihat ayah kamu duduk bersimpuh dengan wajah lebam. Masing-masing kedua tangannya ditahan oleh pria berbadan kekar.

"Lepasin ayah saya." Perintah kamu pada kedua pria tersebut, namun diabaikan oleh mereka.

"Saya bilang lepasin ayah saya!" Kali ini kamu berteriak sembari menarik tangan salah seorang pria tersebut agar melepaskan ayah kamu. Tentu saja usaha kamu tidak membuahkan hasil, karena tenaga kamu lebih kecil dari mereka. Tubuh kamu dihempaskan secara kasar oleh pria tersebut.

"Aw!" Kamu meringis, memegangi siku kamu yang terantuk lantai.

"Jadi, kamu yang namanya Kim Y/N?" Kamu menoleh ke belakang, menatap seorang pria berparas tampan mendekati kamu. Di kanan dan kirinya terdapat pria berbadan besar yang kamu yakini sebagai bodyguardnya.

"Siapa kamu? Ada keperluan apa sama ayah saya?" Jaemin melepaskan kacamata hitamnya.

"Saya Na Jaemin. Dan keperluan saya di sini untuk menagih hutang saya pada si tua bangka itu." Kamu menatap Jaemin tidak percaya. Kamu selalu memberikan separuh gaji pada ayah kamu, jadi untuk apa ayah kamu berhutang?

"Sepertinya anda salah orang, tuan Na. Ayah saya tidak pernah berhutang pada siapapun. Untuk apa juga dia berhutang." Jaemin tertawa keras lalu menatap ayah kamu.

"Ternyata anak ini tidak tau kelakuan busuk ayahnya." Jaemin berjongkok lalu menarik dagu kamu hingga netra kalian saling bertatapan.

"Anak tuan Kim menarik juga. Saya jadi menyesal menolak tawarannya hari itu." Kamu menghempaskan tangan Jaemin yang memegang dagu kamu.

[✓] Na Jaemin AsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang