Duda [4]

2.5K 300 15
                                    

"Y/N, kali ini Mamah mau ngomong serius sama kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Y/N, kali ini Mamah mau ngomong serius sama kamu. Mamah mau kamu diem dulu di sini, jangan kabur, kecuali kalau Mamah udah selesai ngomong." Kamu yang ngeliat ibu kamu ngomong dengan nada serius langsung bingung sekaligus deg-degan.

"Ada apa, Mah?"

"Kamu nggak ada kepikiran mau nikah?"

Kamu ngegaruk hidung kamu yang nggak gatal. "Ya.. mau lah. Tapi nggak dalam waktu dekat."

"Terus mau kapan? Nunggu tua dulu? Apa nunggu Mamah meninggal dulu?" Kamu terbelalak mendengar ucapan ibu kamu.

"Mamah apa-apaan sih! Aku nggak suka Mamah ngomong kayak gitu." Terlihat ibu kamu menghela napas panjang sebelum kembali berbicara.

"Kamu itu udah mau nginjek kepala tiga. Udah seharusnya kamu punya pasangan yang selalu ada untuk kamu, Nak. Kenapa Mamah ngomong gini? Karena Mamah sayang sama kamu. Mamah kepingin liat kamu bahagia dengan pasangan kamu. Yang bisa menemani kamu disaat susah senang."

"Y/N, kamu pasti tau kalau setiap harinya, Mamah semakin menua. Kita gak tau takdir ke depannya. Makanya, Mamah mau banget liat kamu menikah, pakai gaun yang cantik, bersanding dengan orang yang baik. Supaya kalau misalnya Mamah dipanggil Tuhan, Mamah bisa cerita ke Papah kamu, cerita kalau anak cantik satu-satunya sudah menemukan teman hidupnya."

Dada yang terasa sesak, air mata yang menggenang di pelupuk mata, kamu menggigit bibir bawah menahan isak tangis yang bisa keluar kapan saja.

"Mamah..." Kamu memeluk erat ibu kamu.

"Gak apa-apa kalau misalnya kamu nggak mau sama Hendery, Mamah nggak berhak maksa. Toh, yang bakal ngejalaninnya kan kamu. Mamah juga tau pasti susah buat nyari pasangan secepatnya. Tapi Mamah minta kamu untuk berusaha cari pasangan. Udah ah jangan nangis. Nanti Papah malah marah sama Mamah karena bikin putri kecilnya nangis," kata ibu kamu sambil mengusap punggung kamu yang terasa bergetar. Bukannya lebih tenang, tangisan kamu malah lebih keras. Apalagi ibu kamu bawa-bawa ayah yang udah ada di surga.


-'🌱




Pak Jaemin
Y/N
Nanti saya jemput kamu ke rumah ya
Kamu jangan berangkat naik taksi

Y/N
Aduh pak, saya jadi ngerasa ga enak udah ngerepotin bapak

Pak Jaemin
Gpp. Kebetulan saya mau pulang dari rumah Haechan. Dia temen kamu kan?

Y/N
Iya pak, dia temen saya. Bapak kenal juga ternyata

Pak Jaemin
Dia temen saya juga
Tunggu ya
Saya otw

[✓] Na Jaemin AsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang