Best Brother [2]

1K 109 14
                                    

Chapter kali ini lumayan panjang. Semoga kalian nggak bosen bacanya.

Bel pulang sekolah terdengar nyaring di area sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bel pulang sekolah terdengar nyaring di area sekolah. Setelah para guru pergi meninggalkan kelas, ruangan itu seketika menjadi berisik. Lorong sekolah yang mulanya sepi berubah ramai oleh para murid. Ada tiga tipe murid pada jam pulang sekolah seperti saat ini. Ada yang langsung pulang ke rumah. Ada yang pergi bermain dengan teman-temannya terlebih dahulu. Ada juga yang tetap di sekolah untuk mengikuti ekskul atau organisasi. Kamu sendiri biasanya termasuk tipe pertama. Akan tetapi untuk hari ini kamu tidak langsung pulang, melainkan pergi ke rumah teman untuk mengerjakan tugas kelompok.

Sore itu, kamu dan temanmu—Chenle—berjalan beriringan menuju gerbang sekolah, tempat di mana supir Chenle menunggu. Sebelum pergi menuju rumah temanmu itu, Chenle meminta kamu menemaninya sebentar ke rumah sakit untuk menjenguk ibunya. Kamu hanya mengangguk menyetujui.

Setelah memakan waktu sekitar setengah jam perjalanan, sampailah kalian di salah satu rumah sakit. Kamu mengekori Chenle masuk ke gedung besar itu. Memasuki salah satu lift, Chenle menekan tombol angka tiga, tempat di mana ibunya dirawat. Tidak lama kemudian, lift berhenti di lantai tiga. Setelah pintu lift terbuka sempurna, kamu dan Chenle berjalan keluar. Berhenti di suatu ruang inap, Chenle membuka pintu tersebut. Belum sampai terbuka lebar, kamu menahan tangannya.

"Eh,gue ke toilet dulu, ya," ujar kamu.

"Oke deh. Kalau udah selesai, langsung ke sini lagi. Lo tau nggak toiletnya di mana?" Mendapat gelengan kecil dari kamu, Chenle kembali berbicara. "Lurus aja ke sana. Toiletnya agak di pojok. Nanti juga keliatan tandanya," ucapnya seraya menunjuk ke arah kanan. Kamu mengangguk paham, lalu pergi meninggalkan Chenle.

Kamu berjalan santai menuju toilet sambil bersenandung pelan. Sesekali menoleh ke kanan atau ke kiri ketika menemukan belokan. Sepasang kaki yang melangkah pelan itu mendadak berhenti. Tubuh kamu mematung beberapa detik. Di kejauhan, kamu melihat seorang laki-laki yang tampak familiar di mata kamu. Laki-laki itu mengenakan baju pasien dan duduk di kursi roda, didorong oleh seorang perawat. Dia terlihat seperti Jaemin, kakakmu.

Niat kamu untuk ke toilet berubah dalam sekejap. Kamu mengikuti ke mana perawat itu membawa pasiennya, sekadar memastikan apa yang ia lihat. Batin kamu bertanya-tanya. Benarkah itu Jaemin? Bukannya ia sedang kerja di luar kota? Apa pasien tadi hanya sekadar mirip? Tapi tidak mungkin kalau hanya mirip. Bentuk tubuhnya, wajahnya, benar-benar mirip Jaemin.

Sampai di belokan, kamu kehilangan jejak mereka. Hati kamu mendadak gelisah. Entah kenapa kamu begitu yakin orang yang kamu lihat tadi adalah Jaemin. Kamu mengambil ponsel di tas, menyalakan benda pipih itu dan mencari kontak Jaemin.

Y/N
Kakak di mana?

Kamu menatap layar yang menampilkan room chat kamu dengan Jaemin. Setelah beberapa menit menunggu, pesan itu akhirnya dibaca dan dibalas Jaemin.

[✓] Na Jaemin AsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang