Tetangga

1.1K 121 2
                                    

Hari Minggu menjadi hari yang paling ditunggu-tunggu oleh semua orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari Minggu menjadi hari yang paling ditunggu-tunggu oleh semua orang. Karena di hari itu, semua orang bisa memanfaatkan waktu untuk bermalas-malasan atau melepas penat sebelum bertemu dengan yang namanya Senin.

Setelah bangun dan mencuci muka, kamu membereskan tempat tidur, menyapu, membersihkan beberapa ruangan, dan melakukan kegiatan bermanfaat lainnya.

Sungguh produktif, bukan? Tapi kamu melakukan itu semua bukan niat dalam hati, melainkan paksaan dari ibu kamu. Kalau nggak disuruh juga kamu pasti malas ngelakuinnya.

Bagian dalam rumah sudah bersih, sekarang kamu beralih ke pekarangan rumah. Kamu memasang selang air ke keran dan memutarnya berlawanan arah jarum jam. Begitu air keluar dari selang, kamu langsung mengarahkannya ke tanaman yang ada di halaman, sesekali bersenandung kecil guna menghilangkan rasa jenuh.

Sayangnya suasana tenang itu nggak bertahan lama begitu seorang pria muncul dari balik dinding pembatas antara rumah kamu dengan rumah dia.

"Ke jembatan layang membeli ketumbar. Halo, Y/N sayang. Apa kabar?"

Kamu hanya melirik sekilas ke arahnya. "Pagi-pagi kok udah ada setan berkeliaran, ya."

"Jahat banget, pacar sendiri dibilang setan."

"Sejak kapan kita pacaran?"

"Cieeee kode minta dipacarin, ya," goda pria itu seraya menaikturunkan alisnya.

"Idih, males banget gue pacaran ama lo. Mending gue pacaran ama kembaran lo."

"Halah, si Jeno mana mau pacaran sama bocil kayak lo."

"JAEMIN! LO MAU GUE SIRAM, HAH?!"

Kamu arahkan selang air ke pria yang diketahui bernama Jaemin. Dengan cepat Jaemin menghindar dari semprotan air. Kamu mendengar suara gelak tawa yang menyebalkan dari balik tembok.

Bertetangga dengan Jaemin harus banyak bersabar.

-'🌱

Kamu dan Jaemin telah hidup bertetangga selama dua puluh tahun, dan selama empat tahun terakhir kamu harus tahan dengan setiap gombalan maut Jaemin. Entah naksir beneran atau hanya iseng karena senang melihat reaksi kamu, tetapi Jaemin sering sekali menggoda kamu. Sehari nggak ngegoda mungkin tipes dia.

Seperti sekarang ini, kamu berada di balkon. Sambil mendengarkan lagu yang diputar di ponsel, mata kamu terpejam menikmati angin yang berembus meskipun cuaca hari ini sedang panas.

"Kukira bidadari, taunya calon istri."

Lagi-lagi ketenangan itu dirusak oleh tetangga kamu. Kamu membuka mata, lalu menoleh pada Jaemin yang entah sejak kapan berdiri di balkon. Balkon kamu sama Jaemin memang bersebelahan dan hanya berjarak kurang lebih satu meter. Bahkan Jaemin bisa saja melompat ke balkon kamu. Kalau gagal melompat paling patah kaki doang.

[✓] Na Jaemin AsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang