dalam sekejap semua nya berubah.
berubah seakan dunia ingin kiamat.
***
Hari demi hari dilalui, hingga larut didalam cerita jalan pahit nya kenyataan.
semuanya terasa seperti tak berguna. seakan tidak hidup, hanya dapat bernafas, seakan semua benar-benar mimpi.
Caya berada dirumah sahabatnya Dirga.
Dirga yang dari tadi hanya menatap ponselnya, dan Caya yang sibuk dengan cemilannya, sungguh pikirannya hampa, seperti puluhan beban minimpanya.
Caya tidak mengerti apa yang harus ia lakukan. bingung itu salah satu yang bisa dideskripsikan.
keheningan tercipta di ruang tamu ini.
TV yang menyala menampilkan film kartun kesukaan Caya."kebanyakan makan micin kamu, makanya jadi gitu."
Caya yang merasa disebut menoleh kearah sumber suara.
"jadi gimana maksud kamu?""lola+berlemak."
Caya melempar kripik kentang nya dengan penuh kesal.
" kamu kalo ngomong suka bener deh."
Dirga terkekeh dengan jawaban yabg dilontarkan Caya.
" kamu dari tadi sibuk mulu sama ponsel kamu, ada apasi disono? kucing bertelur kah?"" Pala lu, kucing bertelur apanya, aku lagi liat nyamuk beranak."
"Bodo amat."
Caya melirik Dirga, yaps kerasukan setan apakah nih anak. setan rurukodul kah? rorikundul? apasih lupa gue. rorusentul dah kayaknya.
Bodo lah.
Dirga senyam senyum liatin ponsel nya."Kalo gini mah lebih baik aku bocan dirumah, dari pada jadi nyamuk kangoro."
Caya berdiri sambil menghentakkan kaki nya kesal. yaps hari ini hari sabtu, libur yang menyebalkan untuk Caya. setiap Libur nya sunggu tak berguna. ia lebih baik sekolah, bermain bersama Lina, atau sekedar mendengar ocehan guru-gurnya, dari pada libur yang tak berfaedah sama sekali, apalagi sahabat nya Lina sedang berkunjung kerumah neneknya, Dan sahabatnya yang satu ini sibuk dengan ponselnya, pasti kalian tau kan, seseorang yang dikatakan tidak menjomblo, akan bucin bersama pacarnya walau hanya ponsel perantara.
sungguh menyebalkan.
Caya yang hendak keluar pun, sahabatnya tak menyadari nya. sakit emang, seseorang yang lu cintai hanya anggap lu teman. paling sakit nya orang yang lu cintai udah ada yang punya.Caya membuka gerbang rumah Dirga dan pergi tanpa pamit.
seribu sumpah serapah yang Caya lontarkan.
bingung ingin kemana ia malah berjalan tak tentu arah.Kecebong Dirga.
eh..
panda 🐼
kamu dimana, kok ngilang?
parah kamu, pergi gak bilang-bilang
ya..
Cay..
Caya..
kamu dimana dah?Anda..
bodo amat 😑read
lah gila nih anak, cuman diread, gue gunting tuh mata ntar.
kesal yaps sungguh kesal, terasa campur aduk yang Caya rasakan.
Dirga hanya ngeread,parah, kalo dah bucin gininih anak.
sungguh tak bisa dikatakan berperikemanusiaan.Caya sampai di halte menunggu angkutan atau apapun itu.
cukup lama menunggu, yang datang malah yang tidak diharapkan."ngapain?"
Caya menoleh ke sumber suara, ya pria dengan mata Hazel nya menatap Caya dengan datar.
"ngopi."
ujar Caya ngasal.
Farel hanya memutarkan matanya malas.
berdebat dengan gadis ini sungguh membutuhkan stamina yang kuat.
tidak ada balasan dari sang pria.
Caya menatap Farel.
"lah lo ngapain disini?"
"ngitung daun."
Farel malah membalas pertanyaan Caya dengan jawaban kesalnya."lah buat apa ngitung daun, kurang kerjaan."
jengah dengan jawaban gadis ini Farel menyalakan motornya hendak pergi.
tapi Farel menghentikan niatnya.
"gue anter pulang.""gue."
Caya nunjuk dirinya.
"bukan, tuh yang belakang."
Caya malah polosnya melihat kebelakang.
tidak ada sama sekali makhluk lain disana.
"ya lo lah pea."
Caya hanya terkekeh melihat wajah kesal Farel.
Caya hanya menganggukkan kepalanya, dan naik ke motor Farel.sampai dirumah Caya, Farel pun pamit untuk pulang.
"ati-ati nabrak semut."
tidak ambil pusing Farel hanya mengangguk dan menjalankan motornya.
terukir senyum dibibir Farel, walau hanya tipis.Caya memasuki rumah nya, rumah seperti tak perpenghuni, satpam ataupun pembantu pun tak ada dirumahnya. karna mereka memang tak memilikinya.
Ibu Caya yang tidak memyukai orang lain dirumah mereka, tak ingin orang lain mengurusi hidup keluarganya, Ibunya yang ingin membuat anak-anaknya mandiri.
tapi begitupun tetap saja ada pembantu yang datang kerumah mereka, tapi hanya sekedar menyapu dan mengepel ruangan tertentu, setelah itu pembantu itu akan meninggal kan rumah mereka. dan datang lagi saat sudah jadwal nya.
Caya yang kesepian pun tak tau apa yang harus ia lakukan memasak saja, ia hanya dapat membuat bubur atau roti, sepertj yang dikatakan menggoreng telur saja ia tak dapat melakukannya.
itu sebab nya ia hanya makan tak makan ataupun hanya memesan makanan dari luar, atau makan mie instan yang cukup diseduh dengan air panas.
Kakaknya emang pintar dalam melakukan segala hal, tapi Kakak nya hang jarang pulang, yang sering tinggal di apartemen yang diberikan papa kepadanya. sedangkan Mira semenjak pertengkaran mereka. Mira tak pernah memasak ataupun yang dikatakan perna menampakkan batang hidungnya. ibunya yang pergi entah kemana saat matahari belum terbit dan pulang saat semua manusia tertidur. sedangkan Papa Caya. beberapa hari lalu pergj ke luar negeri untuk bisnis pekerjaan nya.
dan kesepian yang Caya rasakan sunggu pahit.
dia kerumah Dirga pun ingin melepaskan kesepiannya, tapi seperti kenyataanyabg pahit, Sahabat nya yang terbuai oleh kekasihnya Kesya.cukup- cukup Caya merasa hidup nya tak berguna.
***
Sekarang hari senin, dimana siswa siswi SMA Baktina yang malas untuk memulai upacara.
SMA mayoritas yang bisa dikatakan elit ini. sungguh merasa jengah untuk memlai upacara dipagi hari yang panas ini. dengan ketua osis yang menertipkan murid murid. dan OSIS lain ada yang sekedar menjaga di gerbang masuk, ada yang keliling untuk melihat siswa siswi yang terlambat ataupun yang berpura- pura sakit.
ada yang memeriksa atribut.
sungguh menyebalkan, upacara lun dimulai.
ada yang sekedar pingsan alasan untuk tak ikut upacara.
Caya yang diam seribu bahasa, walaupun sahabatnya Dirga yang menjahilinya.
Bagus yang murung karna doinya belum datang sekolah, karna tak kunjung pulang dari rumah nenek nya, Lina sunggu meyebalkan. ia mengatakan pada Caya akan pulang hari Minggu dan semalam Lina menelpon bahwa Lina pulang2 hari lagi, yang berarti ia masuk sekolah hari rabu, jika ia tidak capek karena perjalanan.
tapi yang tidak diinginkan terjadi.
barisan sebelah mereka ribut-ribut karna murid baru beberapa bulan yang lalu, jatuh pingsan, Pria yang menjahili Caya lun terhenti dan menatap siapa yang pingsan, yaps Pacarnya Sahabat Caya Kesya pingsan.
Dirga yang begitu khawatir langsung menghampiri Kesya, menggendong nya menuju UKS.
sedangkan Caya yang ikut khawatir mengikuti Dirga di belakang, Disisi lain guru pun menertibkan dan melanjutkan Upacara."lo gak papa?"
Caya yang disentuh pundak nya terkejut. menoleh kearah belakang ia memdapati Farel dengan wajah khawatir nya."eh..gue kenapa?"
ujar Caya malah balik tanya, yaiya lah Caya yang gak kenapa-napa.
"gue pikir lo yang pingsan."
Farel langsung masuk ke UKS dan melihat Dirga yang khawatir melihat kesya.
Farel menatap Caya dengan alis yang ia angkat.
"Pacar Dirga."
Ujat Caya pelan.
Farel mengangguk.
ada sebuah rasa senang dihati Farel, bahwa faktanya Dirga yang sering berada disekitar Caya, yang Farel tau sahabat Caya sudah memiliki Pacar.****
jangan lupa divote ya teman-teman, gak papa kok kamu baca nya saat offline. tinggal klik aja tombol votenya. entar vite nya terkirim kok.
jangan lupa ya.
soalnya vote kalian buat Aku jadi semangat.😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise
Teen FictionKeindahan hidup bukanlah tergantung pada bagaimana bahagiannya dirimu tapi bagaimana kamu membahagiakan orang lain dengan cara mu sendiri... DAN SIAPAKAH DIA?? 😞