Part 3

117 53 53
                                    

Jalan hidup emang berat. Tapi ketahuilah kamu pasti akan tau jalan keluar dari hal itu.

😗😚😚😚😗

"Tring..."
Suara alaram dari jam nya berbunyi.
"Plak."

"Ribut banget sih!".
Keluh Caya.
Karna masih ngantuk, Caya melanjutkan tidurnya.
Tapi, dia terbangun akibat cahaya sinar matahari yang masuk kedalam kamarnya.

"Aahkk."
Caya menjerit pelan.
matanya sakit, akibat cahaya tersebut.

Caya mengerjap- erjapkan matanya dan melihat seorang gadis cantik di samping nya dengan bekacak pinggang.

"Kamu kok masih tidur?
Bangun gih!  ini hari kedua kamu MOS loh. Kalo kamu terlambat, kamu bisa dihukum."
Ucap kakak nya caya bernama Tika dengan sedikit meninggikan suaranya.

"Iya kak iya."
Dengan susah hati, Caya berjalan menuju kamar mandi untuk bersiap siap untuk sekolah.

Oh ya ini tentang kakak nya Caya, Tika.
Tika adalah gadis cantik, putih, tinggi, rambut lurus panjang, Dan tubuh yang ideal.

Anak kedua Dari 3 bersaudara.
Tika 2 tahun diatas Caya.
Tika bersekolah beda dengan Caya.
Karna Tika masuk swasta.
Sma mahyuna sevit
Sekolah favorit di Jakarta.
Banyak orang orang yang ingin masuk kesana, tapi, sangat susah untuk masuk sekolah itu. Kita harus pintar, Dan banyak uang Karna sekolah itu swasta.

Caya tidak sekolah disana, Karna ingin mengurangi beban Dari orangtuanya.
Caya juga tidak terlalu suka dengan sekolah swasta makannya Caya tidak mau sekolah disana.
Ok next.

Setelah mandi dan bersiap untuk pergi, dia turun kebawah untuk sarapan pagi.

Dia mengambil tasnya yang terletak di atas sofa kamar nya dan langsung turun kebawah.

2 langkah lagi Caya sampe ke ruang makan. tapi Caya mengurungkan niat nya. Dia lebih baik pergi, kenapa?
Karna Caya tidak akan selera makan jika hanya makan sendiri.
Kakak nya pasti sudah pergi sepuluh menit yang lalu kesekolah, mamanya pasti belum bangun karna kecapean, ayahnya tidak di rumah ayah nya pergi ke luar kota untuk menghadiri pertemuan kerjanya, sedangkan abangnya Tegar kuliah di Paris.

Caya merasa kesepian sekali.

Semua keluarga sibuk dengan kegiatannya masing masing.

😗😚🙂😗😗

Caya sampai di sekolah.
Caya biasa di jemput lina. Rumah Lina dengan Caya hanya berselang 4 rumah.

Mereka udah berteman dari kecil. Mereka bisa dibilang kayak adek kakak. Caya udah menganggap Lina itu sebagai kakak nya. Lina dan Caya hanya beda 4 bulan saja.

"Gue laper lin."
Ujar Caya dengan memegang perutnya.

Mereka Berada di aula, angkatan baru duduk bersama-bersama di aula. karna kelas belum ada yg ditentukan, sebelum MOS selesai.
Katanya sih ini biar akrab gitu.

"Lo gak makan dari rumah apa?"Tanya Lina dengan pandangan ke depan entah apa yang ia lihat dari pertama kali masuk aula.

"Kagak."
Jawab Caya singkat dengan wajah lemas.

"Lo kok bodoh amat sih, napa gak makan? , nanti kalo lo pingsan gimana?"
Ujar Lina dengan penuh khawatir.

"Ya.. Maaf, 
Tadi gue gak ada teman buat makan,
Kakak, mama, gue lo udah tau sendiri kebiasaanya gimana, apalagi dirumah gue gak ada pembantu."
Ujar Caya dengan wajah yg di meles kan.

"Huff gak usah tuh muka sok sedih, 
Salah sendiri gak makan."

"Lo tega lihat sahabat lo mati kelaparan gitu."

"Paling hanya pingsan aja, gak sampe mati kali"jawab Lina, dengan wajah datar dan melipat kedua tangan nya di depan dada.

"Ihhss
Yaudah kalo gak mau temanin gue ke katin, Gue Bisa pergi sendiri."
Baru satu langkah bunyi bel masuk udah terdengar.

Caya hampir aja teriak.
Untung ada kakak kelas yg nyuruh semua duduk dengan toa.

"Lo sih gak mau nemenin dari tadi jadi gini kan, gue gak jadi makan deh."
Bisik Caya pada Lina.

Karna berasa bersalah Lina meminta maaf padanya.
"Ya maaf. Lo sih ngasih kode biar ditemanin makan gak tepat waktu."
Ucap Lina dengan memandang Caya.

"Nap.. "
Belum sempat lanjutin, Caya dan Lina di tegur salah satu anggota OSIS. 

"He... Yang disana, kalian berdua bisa tertip gak. Kalo mau ngomong diluar sana!  jangan disini."

Dengan suara cempreng nya menggema di seluruh aula.
mata orang tertuju kepada Caya Dan Lina, karna dari tadi di dalam kesepian hanya mereka yang bebicara.

"Maaf kak."
Ujar mereka bersamaan.

"Ngomongnya pedes amet kaya sambal balado
Eh. . Kok gue malah ngelantur sih, tapi pokoknya itu kakak OSIS cewek tapi kasar amat ngomongnya nusuk banget."
Lirih batin Caya dengan kesal.

"Test.. Test.. Test..
Ok adik-adik ini adalah hari kedua kalian menjalani MOS.
Kalian hanya menjalani MOS sampai tiga hari saja.
Besok adalah hari terakhir dimana kalian menjalani MOS, besok kita mengadakan penutupan dan mengadakan kemah disekolah.
Di harap, kalian semua mengikutinya, karena kalo adik-adik tidak ikut, semua kena hukum karena itu kalian harus pastikan semua ikut.
Jam 10:30 kalian bentuk kelompok dan mendiskusikan siapa yang akan membawa perlengkapan kemah besok. Adik-adik akan di bimbing 2 kakak anggota osis.
Sebelum itu kegiatan kita hari ini akan di umumkan.

Sekian."

Setelah panjang lebar bicara tuh kakak osis yang tercantum ganteng yang katanya wakil ketua OSIS. 

Kami di suruh minta tanda tangan anggota OSIS minimal 10 itupun perempuan harus ke cowo dan dengan yang sebaliknya.

"Gue males banget lakuin ini."
Ujar Lina.

"Sama gue juga, apalagi gue belum makan, harus lari-lari lagi,
Kaya ngejar aktor aja."
Kesal Caya.

"Tapi kenapa gak ketua osis yang bicara tadi? "
Tanya Caya

"Entah, malas kali."
Jawab Lina dengan entengnya.
Caya malah mengangguk me iyakan Lina.

"Gue kesana, lo kesana biar cepat selesai ok!"
Ujar Lina.

"Iya."
Dengan malas Caya berjalan menuju kak osis yg ada di kantin.

"Brukkk..."
Dia menabrak seseorang siapa?

"Aduh."
Jerit Caya. Dengan memegang jidat nya yang terbentur ke dada bidang seseorang yang di depannya.

"Maaf kak."
Ucap Caya dan berlalu pergi karna baginya dia harus menyelesaikan tugas sebelum waktu habis..

"Ehh.. Tunggu!"
Teriak seseorang dari belakang.

Caya berhenti. Ia berbalik dan melihat 2 kakak OSIS disana.

"Upss."
Lirih Caya.

"Aduh berarti yang gue tabrak ISIS. Mati gue bisa dihukum nih."
Batin Caya dengan rasa takut.

"I.. Iy. Iya kak, ada apa?"
Ujar Caya terbata-bata setelah dia mendekat kepada mereka.

"Lo gak mau tanda tangan dari kami?
Sayang loh, kalo hanya lewat aja, tanpa minta tanda tangan dari kakak yg ganteng sedunia kaya gue."

Ujar salah satu kakak OSIS. Sedangkan yg disampingnya lagi hanya menunjukkan wajah datarnya dia tuh cowok yang sama yang ngehukum Caya.

Rasa takutnya hilang seketika setelah mendengar ucapan kakak OSIS.

"Oh iya, boleh kak."
Sambil menyodorkan kertas kepada mereka.

"Makasih kak saya permisi dulu."
Ujar Caya membalikkan badanya setelah meminta tanda tangan Dari dia.

"Lo kok gak ngasih tanda tangan sama dia?"
Bisik OSIS tadi pada cowok yang muka nya datar banget.

Gak ada jawaban, cowok itu malah cuek dan pergi.

"Sombong banget jadi OSIS,
Dia siapa sih? OSIS kok kaya dia."
Maki Caya dalam hati.

Caya melanjutkan meminta tanda tangan lagi.

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang