Part 13.

50 7 1
                                    

Kapan kah aku akan bersamamu?  melihat indah nya bintang dilangit, meraih segalanya!
                      ***

"Lo mau bawa gue kemana?"
Hanya satu kalimat itu yang bisa memecahkan kesepian diantara mereka.

"Lihat aja nanti."
Ujar Farel.

Setelah tadi Farel sampai di rumah  Caya, ia mengajak Caya untuk keluar.
Caya sih ingin menolak, apalagi dia baru bangun dari tidurnya.
Tapi sayangnya senyum indah Farel membuatnya tidak bisa menolak.
Dengan hawa yang sangat dingin di sore hari ini membuat Caya harus memeluk Farel, dengan ketenangan yang ada Farel hanya bungkam dan fokus mengendari mogenya itu.

Mereka pun sampai di suatu tempat yang akan membuat mata damai dengan pemandangan yang sangat indah itu, sunset yang berwarna indah, membuat hati melupakan masalah yang terjadi pada gadis cantik itu.

"Ahhhhhh.. Hufff.. "
Caya menarik nafasnya dalam dan mengeluarkan dengan sangat tenang, senyum dibibir Caya sangat lah indah, ia sangat berterimakasih pada pria itu karena telah membawanya ketempat yang menenangkan seperti saat ini.

"Thanks."
Ia mengatakannya sangat pelan, tapi masih bisa didengar oleh Farel.

"Hmm."

"Lo suka tempat ini?"
Farel mengarahkan pandanganya pada gadis yang sedang melihat pemandangan yang ada di depan mata.

"Ha? Oh.. Suka banget."
Sekarang gadis itu memandang pria itu dengan menarik bibirnya keatas memunculkan garis diwajahnya.

"Bagus lah."

Caya merasa bahagia, di moment seperti ini, dia Tidak akan melupakannya, dia merasa bahwa pria itu lah yang membuat hidupnya terisi, setelah dia kehilangan keluarganya.

"Lo lapar gak?"
Farel bertanya dengan memegang perut nya. agar Caya langsung mengiyakan. karena dari tadi perutnya sudah meminta pangan.

"Iya."
Ujar Caya saat mengetahui reaksi Farel.

Mereka berdiri dan pergi menuju parkiran.

                         ***

"Lo mau pesan apa?"
Farel melihat menu makanan dari salah satu cafe yang terkenal disana, tempat ini salah satu tempat yang sering dikunjunginya, karena bukan hanya terkenal makanan nya yang sangat enak, tapi pelayanan ya yang sangat ramah membuat nya betah ditempat itu.

"Sama kaya lo aja."

"Ok. "

Setelah memesan makannya Farel dari tadi berkutat dengan ponselnya itu, game yang selalu membuatnya lupa dengan waktu, Farel menyukai game itupun jikalau ia terjebak dalam situasi seperti ini, dia kehabisan kata-kata untuk membuyarkan kesepian yang terjadi pada mereka berdua.

"Ha? "
Caya mebulatkan matanya dan menganga melihat makanan yang sangat banyak itu diatas meja dengan escrem beberapa rasa membuat ingin langsung melahapnya, spageti yang membuat Caya tidak tahan, dia ingin sekali langsung melahap semua hidangan itu, ya walau Caya kelihatannya tidak doyan makan, sebenarnya Caya doyan banget makan, dia tidak takut dengan berat badan nya yang akan tambah, ya puji tuhan berat badanya tidak pernah bertambah, caya baru merasakan hanya mengganjal perutnya dengan sebuah roti tawar saja, untuk beberapa hari ini, karena dia tidak memiliki pembantu atau pun, Caya tidak ada waktu, dan jika dia memasak, makanan itu tidak akan dimakan, seburuknya anak smp yang memasak telur. Keasinan, ya Caya akan membuat telur itu gosong. Bukanya Caya tidak ingin belajar memasak, tapi tidak ada satu pun yang mengijinkannya ke dapur setelah peristiwa kecelakaan itu terjadi.

Next.

"Lo.. Gila, ma.. Maa.. Masa lo mesen makanan sebanyak ini?"
Dengan terbata-bata gadis itu bingung untuk memulai makan dari mana.

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang