Part 4

106 52 54
                                    

Semut berjalan sangat pelan memikul makan bersama kawananya.
Kamu juga pasti bisa memikul segalannya bersama dia.

😗😚

"Cape banget."
Untung gue dapet tanda tangannya kalo gak nasib gue sama kaya mereka. "
Ujar Caya melihat nasib teman-teman nya di jemur di lapangan.

"Iya."
Jawab Lina.

"Tring..."

Bel berbunyi tanda untuk membentuk kelompok.
Ya biasa buat diskusi tentang kemah besok.

"Semua nya cepat berkumpul sesuai kelompok yang ditentukan."
Teriak waketos memakai toa.

Lima belas menit membagi barang-barangnya dan segala peraturan yang ada. Mereka pun bisa pulang.

"Wuaaahh.
Ngantuk gue,  cape banget."
Ujar Lina sambil merentangkan kedua tangannya.

"Kok lo dari tadi diam aja
Ada yang lo sembunyiinya?"
Lanjut Lina bertanya.
Karena Dari tadi Caya diam mulu. 

"Gue malas banget pulang apa lagi gue gak ada teman di rumah. "
Jawab Caya Dengan wajah sedihnya.

"Kalau gitu gue temanin aja lo dirumah,  tenang aja sahabat lo ini pasti akan selalu ada disisi lo ok."
Dengan pelukan hangat yg di berikan Lina pada Caya.

"Thank for you my best friend."
Ucap Caya terharu.

....

Setelah makan siang mereka merebahkan diri di kamar.
Tiba-tiba mereka mendengar teriakan dari bawah.

"Nyokap lo udah pulang ya?"
Tanya Lina pada Caya.

"Biasanya sih larut malam
Tapi."
Belum sempat Caya melanjutkan ucapanya dia sudah berlari turun kebawah.
Karna dia teringat sesuatu.
Hal itu pasti terjadi lagi pertengkaran yang sering di lakukan kedua orang tuannya.
Apalagi ia mengingat sekarang adalah hari dimana ayahnya pulang dari luar kota.

"Mamah..papah..  berhenti.."
Teriak Caya untuk menyuruh mereka berhenti.

Tapi mereka menghiraukan Caya
Lina berdiri diatas tangga tidak mau ikut campur masalah keluarganya,  Lina berpikir Caya pasti bisa menghadapinya.

Ternyata Lina salah Caya malah didorong mamah nya.  ketika Caya ingin menghentikan pertengkaran itu, kepalanya tercedot  meja dan memar.

Lina lari turun kebawah menghampiri Caya yang terduduk dengan air mata turun mengaliri pipinya sampai basah.

"Ma... Please berhenti jangan sakiti diri kalian."
Lirih caya memohon..

"KAMU LIHAT DIA..
KAMU GAK PERNAH KASIH PERHATIAN SAMA ANAK KAMU SENDIRI.. AKU DAH BILANG AKU AJA YANG KERJA.. KAMU GAK USAH!"
Teriak ayahnya yaitu rangga dengan sangat keras.

"APAKAH HARUS AKU..
KAMU JUGA MAS HARUS KASIH WAKTU KAMU DIRUMAH..
APAKAH JUGA HARUS AKU YANG TINGALIN KARIR AKU.. JAWAB MAS.. JAWAB.!"
Tak kalah keras.  mamanya meninggikan suaranya.

Lina melihat caya yang ketakutan.. Lina juga melihat kak Caya,  Tika berdiri 1 meter didepan mereka.
Tika menangis.

Beberapa saat ayahnya pergi dari rumah entah kemana,  untuk menyelesaikan pertengkaran itu.

Tika menarik tangan Caya dan menyalahkan caya.

Lina hanya diam saja didepan pintu kamar Caya..

"Gara-gara lo mereka selalu berantam.
Gak cukup kasih sayang mamah ke lo?"
Ujar tika.

"Hik. Ss. Hikss..
A.. Aku gak pernah bilang aku kurang kasih. Hikss.. Sayang dari mereka."

"TAPI MAMAH SAMA PAPAH ITU BERANTAM GARA-gara LO SEMUANYA GARA-gara LO...."
teriak Tika pada Caya.

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang