sakit yang aku rasakan ini gak bisa dideskripsikan, sungguh sakit.
***
Sudah 20 menit Kesya belum sadar, Caya yang duduk didepan Dirga, menatap Sahabat nya itu dengan tatapan yang tak bisa diartikan.
Bagus yang baru saja datang mengerti situasi macam apa ini. Bagus tau bahwa Caya mencintai Dirga, bukan cinta seorang sahabat, melainkan memandang Dirga sebagai pria.
bagaimana pun orang lain pasti tau apa yang terjadi disini jika dilihat, Dirga yang menggenggam tangan Kesya dan menatap Kesya kekasihnya dengan penuh kekhawatiran. sedangkan Caya menatap Dirga dari tadi dengan datar, iya dengan datar tapi masih tersirat bahwa pandangannya tak lepas dari Dirga."Cay masuk kelas gih, gue yang nemani Dirga disini."
ujar Bagus membuyarkan pandangan Caya.
Dirga hanya menatap Caya, dan dia sadar dari tadi Caya berada disisinya.
" kamu masuk gih, jangan khawatir."
ujar Dirga pada Caya.
"aku disini aja, malas masuk kelas."
Cay mengalihkan pandangannya kepada Kesya yang sudah mulai sadar.
Dirga yang ikut melihat pandangan Caya, sedikit lega melihat kekasihnya sudah sadar.
"kamu gak apa-apa? butuh sesuatu?"
ujar Dirga, Kesya hanya menggeleng.
Caya menyodorkan air putih pada Kesya.
Kesya melihat Caya sedikit intens...seperti ingin mengenali wanita ini.
"Caya."
Caya hanya menganggukDirga pun membantu Kesya untuk duduk, untuk minum air putih.
Kesya tidak senyum kepada Caya, pandangan seperti tak suka melihat Caya.
Caya yang tak mengerti dia hanya diam menatap sejoli ini."Cay, kamu masuk gih, Kesya juga udah sadar."
ujar Dirga
"aku.."
"lo masuk aja Ca, kan ada Dirga disini."
Ujar Kesya memotong ucapan Caya."hmm."
Caya hanya berdehem lalu pergi meninggalkan mereka, terlihat sangat jelas bahwa Kesya tak menyukai Caya. Bagus pun mengikuti Caya , setelah ia pamit pada mereka untuk masuk ke kelas
sampai menuju pintu kelas, mereka mengetuk pintu dan dipersilahkan untuk masuk, karna mereka sudah izin tadinya.
Caya duduk dengan bangku kosong disamping nya.
"ternyata aku belum bisa lupain kamu Ga, hati aku masih ada kamu ga, gimana aku bisa lupain kamu, saat kamu adalah sahabat ku, dan kamu sekarang berada dekat dengan ku."
batin Caya.hari ini dia tidak fokus sama sekali dengan pelajaran yang dijelaskan sang guru.
bel istirahat pun tiba.
Bagus ngajak Caya buat ke kantin. soalnya Lina gak ada, biasanya mereka bertiga yang kekantin.
saat sampai kekantin, yaps seperti biasanya kantin sungguh ramai, dengan banyaknya kakak kelas mereka, dan kakak kelas 12 mereka seperti tidak tidur berhari-hari karna hampir menjelang ujian-ujian Perguruan.
Caya dan Bagus duduk di samping dinding bernuansa kaca dengan taman dengan pohon-pohon rindang dibalik kaca itu. membuat hati nyaman saat menyantap makanan.
"lo pesan apa Cay?""samain aja Gus."
Bagus pun menuju antrian mie goreng pangsit ala bu inem, yang sungguh menggiurkan hati.
Menunggu Bagus mesan makanan. Caya hanya melihat sekeliling, dan mendapati Dirga dan Kesya duduk di samping nya, pada meja paling pinggir, yang masih dapat dilihat oleh Caya.
Dirga yang menyuapi Kesya makan bubur kacang ijo.
Caya hanya tersenyum miris.
benar kata banyakan orang, gak ada yang namanya wanita dan pria bersahabat, pasti salah satu nya jatuh cinta.
begitulah yang Caya rasakan ia jatuh cinta pada sahabatnya dari dulu, tapi ia tak mengungkapkan nya demi persahabatan mereka.
"apakah kamu punya rasa sama aku ga? atau kamu hanya anggap aku sahabat kamu?"
batin Caya ia sedikit kaget saat Dirga mentap nya. Dirga tersenyum pada Caya. Caya yang masih dengan pikiran nya. hanya menatap Dirga datar.
Dirga yang merasa aneh. seperti meminta persetujuan kepada pacar nya. dan berjalan ke arah meja dimana Caya duduk. Dirga pun duduk di depan Caya.
"kamu kenapa?"
Dirga menatap Caya.
Caya hanya menggelengkan kepalanya. pertanda ia tidak apa-apa.
"ngantin sama siapa?"
Dirga melirik kearah Kesya, dan menunggu jawaban Caya.
"Bagus, ngapain kesini Ga, pacar kamu nungguin tuh."
tunjuk Caya dengan dagunya.
Dirga yang tersenyum, tapi senyum tak dapat diartikan.
"ye yang jomblo iri."
Dirga mengacak-acak rambut Caya dengan gemasnya. Caya yang kesal bukan karena rambut nya rusak, bukan, tapi karna jantungnya berdetak tak biasanya.
"ihh..apaan si, rambut aku rusak tau."
"udah rusak dari tadi mah tu rambut, dah berapa hari gak cuci rambut, lengket tau."
Dirga yang mulai menjahili Caya.
"pala lu kecebong, aku cuci rambut 5 kali sehari tau, bisa bisanya kamu."
"5 kali apanya? yang mandi aja malas."
begitulah berdebatan mereka hingga Dirga lupa ada seorang gadis dengan wajah tak sukanya melihat pacaranya bercanda riau dengan caya.
walau ia tau bahwa Caya sahabat Dirga. tapi Kesya tak menyukainya.
"awas..awas air panas."
ujar Bagus dengan keras.
Dirga dan Caya tertawa dengan perlakuan Bagus.
"air panas dari hongkong."
ujar Dirga mencomot pangsit goreng dipiring Bagus.
"main comot aja ni anak."
"ikhlas gak lo?"
"kagak."
Bagus pun duduk dan menyantap makananya."kenapa cuman diliatin, makan gih, makan yang banyak, biar berubah jadi beruang madu".
Caya pun langsung memukul pundak Dirga.
"sono lu, masa pacarnya ditingalin."
ujar Bagus dengan ketusnya.
Dirga yang sadar, langsung pamit,sebelum pamit Dirga mencomot pangsit Caya dan mengacak rambutnya lagi."DIRGA..rambu aku jadi bau pangsitt."
Dirga hanya tertawa dan meninggalkan Caya yang sedang berapi-api. menuju meja dimana pacarnya berada.
Dirga pun duduk tanpa mengatakan sepatah kata pada Kesya.
"Caya kayak anak kecil ya."
ujar Kesya.
dia bukan memuji melainkan ingin mengejek sikap Caya.
Dirga mencoba mencerna ucapan pacarnya.
"Iya betul."
Dirga terkekeh menatap Caya.
Kesya sungguh kesal dengan kekehan Dirga dan tatapan nya pada Caya.
"Ga...kamu ada waktu gak nanti?"
ujar Kesya dengan senyum manisnya.
"kenapa?"
"kita jalan yuk."
senyum sumringah diwajah Kesya. tapi
.."kamu istirahat aja dulu, pasti kamu capek. apalagi kamu sampai pingsan tadi."
Dirga mencoba untuk menyadarkan wanita ini untuk beristirahat saja dirumah."aku gak kenapa-napa Ga, tadi pagi aku gak sarapan makanya pingsan, kita jalanya."
rengek Kesya pada Dirga.
"aku gak bisa Sya, jalannya kita tunda dulu ya.""lah kenapa?"
"aku nemanin Caya, dia sendiri,Lina belum kembali."
"kan dia bukan anak kecil lagi Ga, yang butuh teman karna dia sendiri, belajar mandiri lah."
Dirga yang tak terima perkataan Pacarnya itu. Dirga marah. tapi ia harus sadar bahwa Kesya adalah kekasinya."aku dah pernah cerita kan sama kamu tentang Caya, jadi kamu bisa pengertian."
"gimana aku bisa pengertian Ga, kamu lebih milih dia dari pada aku pacar kamu."yaps perdebatan mereka membuat Caya sedikit melirik kearah mereka, walau tak dapat mendengar apa yang mereka bicarakan, tapi mimik wajah Dirga yang menahan amarah, dan Kesya dengan wajah kesalnya.
"Caya itu sahabat aku Sya."
Dirga menatap datar kekasihnya itu.
Kesya yang melihat itupun seketika bungkam. ada rasa egois di dirinya. ia tak ingin melihat kekasihnya berdua dengan Caya.
perdebatan mereka pun berakhir dengan suara bel pertanda masuk berbunyi.
Dirga dan Kesya berjalan keluar kantin dengan keheningan diantara mereka.
Caya dan Bagus pun menuju kelas.***
Dari tadi Dirga hanya diam saja, semenjak Dirga menghantarkan kekasihnya kekelas sebelah.
Caya pun tak berani mengatakan apa-apa. karna kediaman Dirga sungguh membuat Caya sedikit canggung.
Caya hanyak melirik sekilas kebelakang dari tadi. tapi Dirga hanya diam saja.
"lu kenapa Cay? lu suka sama gue?"
ujar ipan teman sebangku Dirga.
Caya memutar bola mata malas.
"ge'er banget."
"lah lu liatin gue dari tadi."
"yang ngeliatin situ siapa hanuman?"
ujar Caya dengan wajah jengah nya. ia sedang pusing karna Dirga yang diam dari tadi, yang tidak seperti biasa yang Dirga akan bicara dan menjahilinya walaupun pelajaran sudah dimulai. dan tiba tiba si Hanuman satu ini membuat dia pusing, tingkat ke pedean nya sungguh kental."parah lu ngatain gue hanuman."
"lah seharunya begitu, gue harus panggil lo apa dong? pete?"
Ipan yang ingin membalas perkataan Caya, pun tak jadi, karna Dirga memutar Caya dengan menyentuh kedua pundaknya mengarah kedepan.
dan Dirga mentap Ipan dengan menyuruhnya diam.
Caya yang diperlakukan begitu hanya diam saja. tak ada penolakan. ia pun kembali mendengarkan gurunya, karna baru saja guru kimia ini balik dari toilet.tapi..
"kamu balik bareng aku."
ujar Dirga ditelinga Caya.
Caya menoleh kebelakang .
dia ingin menanyakan pacarnya.
tapi ia menghentikan niatnya. dan hanya mengiyakan saja.
Dirga tersenyum. dan menuyuruh Caya untuk melihat kedepan.***
oke sobat.
mari kita lanjut ke part berikutnya.
janga lupa di vote ya.
karna vote dari kalian, membuat Tina semangat untuk melanjut kan part berikutnya.maaf ya cerita promise sudah lama tidak up lagi, aku sungguh minta maaf. beberapa tahun ini ada masalah kecil yang aku alami, jadi promis hiatus. ditambah lagi saya lagi menempuh jenjang pendidikan, yaitu saya kuliah dan menduduki semester 3.
saya minta maaf,
jagan khwatir promise akan terselesaikan. dan akan kembali lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise
Teen FictionKeindahan hidup bukanlah tergantung pada bagaimana bahagiannya dirimu tapi bagaimana kamu membahagiakan orang lain dengan cara mu sendiri... DAN SIAPAKAH DIA?? 😞