Part 8

61 25 46
                                    

Ketika aku terjatuh kamu selalu ada buat ku.
Apakah kamu mau jadi salah satu orang terpenting dalam hidupku?

.........

"Gue udah bilang, yang biru lebih cantik! tapi kok belinya warna coklat."
Rengek Lina pada mereka.
tadi sewaktu Caya memberi idea untuk Bagus agar mambeli tas saja buat nyokapnya, Bagus pun menyetujui ide Caya, walau nyokap Bagus tidak berulang tahun atau pun memiliki hari spesial untuk dirayakan diwaktu dekat ini, tapi Bagus bisa memberi nya tas itu pada nyokapnya suatu saat kalau nyokapnya ulang tahun
Bagus ingin membeli warna coklat, tapi Lina tidak setuju dia bilang yang biru lebih cantik,bodohnya Bagus tidak menuruti Lina, terjadilah perdebatan.
agar mereka tidak diusir karena keributan itu, Caya dan Farel membawa mereka berdua keluar.

"Udah deh! kalian dari tadi ribut terus."
Kesal Caya pada mereka.mereka sekarang berada agak jauh dari toko itu. Banyak orang yang berlalulalang, di belakang mereka ada sebuah toko sepatu terkenal di Jakarta.
didepan mereka ada sebuah jalan raya.

" Bagus, lo seharusnya nuruti Lina, katanya lo mau pedekatean, minta maaf gih!"
Ujar Caya sangat pelan.

"Lin.. Maafin gue, yaudah yuk kita beli yang biru aja."
Bagus menarik tangan Lina untuk pergi ke toko itu lagi, untuk membeli tasnya.

"Dari tadi kek."
Ucap Caya kesal.

"Lo lapar gak?"
Tanya Farel, ia menatap Caya.

"Lapar sih, tapi mereka."
Caya menunjuk arah toko tas itu.

"Telpon aja mereka! bilangin kita makan di cafe dekat sini."
Farel memegang perutnya karena dari tadi dia udah lapar banget.

"Yaudah kalau gitu, ayo!"
Ajak Caya.

Caya menaiki moge Farel, dan berangkat.

***

"Lo mau makan apa cay? , biar gue pesenin. "
ujar Farel.
Mereka telah sampai disebuah Cafe.

"Gue hemm, sama aja deh kaya punya lo."
Caya sedikit bingung kalo memilih makan, pengennya Caya ingin memesan semua, tapi apalah daya, Caya tidak bisa memakan Hidangan yang terlalu banyak, karna Caya memiliki lambung kecilkan.

Farel pun memanggil satu pelayan dan memesan makanannya.

"Tolong di tunggu ya mas, mba."
Ujar pelayan itu sopan, lalu pergi dengan senyum yang tidak pudar.

Caya merasa bosan, tidak ada percakapan di antara mereka berdua, Farel masih fokus dengan ponselnya.

Karna bosan dia memalingkan pandangannya, Caya melihat seorang ibu dan anak lewat dari samping mereka, kebetulan mereka duduk di samping dinding yang terbuat dari kaca, ibu dan anak itu saling bergandengan dan bercanda ria, Caya jadi teringat dengan ibunya.

"Silakan mas, mba!"
Pelayan tadi menbuyarkan lamunan Caya dengan membawa hidangan yang mereka pesan.

"makasih mba."
Caya tersenyum dan dibalas anggukan.

Mereka pun melahap makanan mereka dalam kediaman.

Setelah selesai makan Caya dan Farel menunggu kedatangan Bagus dan Lina tapi dari tadi mereka belum datang.

"Kok mereka lama banget?"
Ujar Caya pelan, dia bertanya pada dirinya sendiri, ia memegang ponselnya, berkali-kali ia melihat pintu masuk Cafe itu, sangat mudah melihat pintu masuk dari meja mereka, yang terletak tidak jauh dari pintu cafe.

"Derttt.."

Suara handphone Caya berbunyi pertanda panggilan masuk.
Nama Lina tertera di layar ponsel pipih milik Caya.

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang